Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Pesan Moral dari Film 'Asterix: The Secret of Magic Potion'

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 28 Jul 2019 15:31 WIB

Enggak cuma seru untuk ditonton, film Asterix: The Secret of Magic Potion juga memiliki pesan moral untuk anak.
Asterix dan Obelix/ Foto: imdb
Jakarta - Duo Asterix dan Obelix kembali bertualang di film Asterix and The Secret of Magic Potion. Kartun Prancis karya René Goscinny dan Albert Uderzo ini dikemas dalam bentuk animasi 3D oleh Alexandre Astier. Seperti cerita dalam komik, film animasi Asterix menceritakan desa bangsa Galia yang ditakuti bangsa Romawi.

Bangsa Galia sendiri merupakan asal usul duo Asterix dan Obelix. Bangsa tersebut ditakuti karena memiliki magic potion yakni ramuan ajaib yang membuat manusia punya kekuatan super. Singkat cerita dari film ini, resep magic potion hanya diketahui oleh dukun terbaik bangsa Galia bernama Getafix.

Ketika mengambil rempah-rempah magic potion di hutan, Getafix terjatuh. Diceritakan Getafix, dia sebagai dukun merasa malu. Dukun yang baik menurutnya tak akan terjatuh saat mengambil rempah. Dalam kondisi kaki yang cedera, Getafix memutuskan untuk mencari penerusnya.

Getafix meminta bantuan Asterix dan Obelix untuk menggelar sayembara. Sayangnya, kabar dari Getafix ini berembus ke tangan yang jahat, seorang dukun bernama Demonix.

Seperti apa kelanjutannya? Bunda bisa mengajak si kecil menonton film Asterix dan The Secret Magic Potion di bioskop. Menurut Bubun, film ini memiliki pesan moral yang penting untuk anak.

Berikut empat pesan moral film Asterix and The Secret of Magic Potion untuk anak.

1. Kekeluargaan

Di film, kita akan melihat kekompakan dari Asterix, Obelix, dan juga bangsa Galia melawan bangsa Romawi. Anak juga akan melihat nilai kekeluargaan yang benar-benar tertanam di bangsa Galia. Meski bukan saudara, namun bangsa Galia seperti keluarga, mengadakan perjamuan, perkumpulan untuk bersepakat.

Bicara soal kekeluargaan, umumnya ada delapan nilai kearifan keluarga di Indonesia nih, Bun. Dikatakan sosiolog dari Universitas Indonesia Prof. Dr Paulus Wirustomo, delapan nilai kearifan itu adalah kebersamaan, keterbukaan atau kejujuran, cinta kasih, kemandirian, toleransi, saling percaya, sopan santun, dan keharmonisan.

Getafix (kiri) dan Demonix (kanan)/ Getafix (kiri) dan Demonix (kanan)/ / Foto: imdb
2. Jangan tamak

Dalam film Asterix ini, Demonix digambarkan sebagai sosok yang antagonis karena terlalu tamak. Demonix muda berteman baik dengan Getafix, namun motivasi keduanya berbeda. Dikutip dari Psychology Today, tamak dapat didefinisikan sebagai keinginan berlebihan untuk lebih dari yang dibutuhkan atau pantas. Bukan untuk kebaikan yang lebih besar, tetapi untuk kepentingan diri sendiri.

"Keserakahan mengurangi fokus kita untuk mengejar objek (tujuan)," tulis psikiater Neel Burton, M.D.

3. Sabar dalam berproses

Sayembara pencarian penerus Getafix sangat panjang, alhasil membuat Asterix dan Obelix lelah dan tidak sabar. Anak di sini akan belajar bahwa untuk mencari yang terbaik perlu kesabaran.

Dilansir iMom, Bunda bisa mengajarkan kesabaran dengan menunda beberapa hal tanpa alasan. Misal, jika anak menginginkan hewan peliharaan, mungkin tidak ada alasan untuk dia tidak memiliki hewan tersebut dalam waktu dekat, tetapi ada baiknya keinginan tersebut dipenuhi dengan menunggu waktu yang tepat seperti momen hari raya, atau hari ulang tahun.

Hal ini mengajari mereka bahwa menunggu hal-hal penting itu menyenangkan, juga menanamkan pada mereka bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya.

4. Berani melawan kejahatan

Akan ada banyak nilai keberanian yang bakal Bunda dan si kecil lihat di film Asterix and The Secret of Magic Potion. Semua bangsa Galia dilahirkan untuk menjadi pahlawan yang berani melawan kejahatan. Berani bisa diwujudkan dalam banyak hal.

Penulis buku anak Lizzy the Lioness, Lisa Bevere, mengatakan, ada waktu di mana keberanian bisa didapatkan karena meminta bantuan. Kita memutuskan meminta bantuan bukan karena lemah, tapi karena dorongan untuk diri sendiri.

"Kita terkadang lupa butuh bantuan untuk menjadi berani," ujar Bevere.

Jadi, jangan pernah takut mengajarkan anak untuk meminta bantuan ya, Bun. Keberanian bisa muncul jika kita berani mengambil risiko dengan bantuan orang lain.

Simak juga video tentang anak dan media sosial.

[Gambas:Video 20detik]

(aci/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda