KH Maimun Zubair atau Mbah Moen/ Foto: Didik Dwi H/20detik
parenting
Sifat Mendiang Tokoh Bersahaja Mbah Moen yang Bisa Dicontoh Anak
HaiBunda
Selasa, 06 Aug 2019 11:00 WIB
Jakarta -
Tokoh bersahaja, KH Maimum Zubair atau kerap disapa Mbah Moen tutup usia. Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu meninggal di Mekah saat menjalankan ibadah haji.
Hal ini disampaikan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), A Helmy Faishal Zaini. Dalam keterangannya, Helmy mengungkapkan duka yang mendalam.
"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan innalillahi wainnailaihirajiun. Berduka yang sangat mendalam. Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin dan pengayom umat," kata Helmy, dikutip dari detikcom.
Mbah Moen dikenal sebagai tokoh yang disegani di NU. Helmy mengenang sosok pria kelahiran 28 Oktober 1928 itu sebagai pria bersahaja yang cinta tanah air.
"KH Maimun Zubair menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan," ujar Helmy.
Dilansir laman NU, mendiang Mbah Moen dikenal sebagai orang yang faqih, muharrik, dan cinta tanah air. Sifat-sifat ini merupakan panutan yang bisa dicontoh, terutama oleh si kecil, Bun.
Faqih adalah seseorang yang memiliki penguasaan agama mendalam terutama dalam ilmu fiqih. Demikian seperti dikutip dari perkataan KH Ma'ruf Amin.
Muharrik adalah penggerak. Artinya, dia menjadi dinamo yang bisa menggerakkan seluruh jaringan. Meski dikenal sebagai tokoh keagamaan, Mbah Moen juga pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun dan anggota MPR RI utusan Jawa Tengah, demikian dilansir CNN Indonesia.
Dalam peringatan hari lahir ke-96 Nahdlatul Ulama pada April lalu, Mbah Moen menjelaskan bentuk nasionalisme dan cara mencintai bangsa Indonesia. Caranya dengan selalu menjaga hubungan persaudaraan antar anak bangsa (ukhuwah wathaniyah).
"Harus dijaga ukhuwah wathaniyah, ukhuwah kebangsaan," tutur Mbah Moen kala itu.
Mbah Moen juga dikenal sebagai penengah atau mediator. Dalam beberapa kesempatan, Mbah Moen pernah ditunjuk untuk menyelesaikan konflik politik, Bun.
Dalam wawancaranya dengan detikcom, mendiang Mbah Moen juga menjelaskan nilai toleransi. Meski berbeda keyakinan, katanya, jangan sampai ada kerusuhan.
"Ya harus toleransi (dengan adanya perbedaan), artinya jangan membuat perbedaan agama, membuat kerusuhan. Sekarang membutuhkan persatuan untuk hidup di dunia ini," pungkas Mbah Moen.
Simak wawancara selengkapnya di video berikut, Bun.
(ank/rdn)
Hal ini disampaikan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), A Helmy Faishal Zaini. Dalam keterangannya, Helmy mengungkapkan duka yang mendalam.
Mbah Moen dikenal sebagai tokoh yang disegani di NU. Helmy mengenang sosok pria kelahiran 28 Oktober 1928 itu sebagai pria bersahaja yang cinta tanah air.
"KH Maimun Zubair menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan," ujar Helmy.
Dilansir laman NU, mendiang Mbah Moen dikenal sebagai orang yang faqih, muharrik, dan cinta tanah air. Sifat-sifat ini merupakan panutan yang bisa dicontoh, terutama oleh si kecil, Bun.
Faqih adalah seseorang yang memiliki penguasaan agama mendalam terutama dalam ilmu fiqih. Demikian seperti dikutip dari perkataan KH Ma'ruf Amin.
Muharrik adalah penggerak. Artinya, dia menjadi dinamo yang bisa menggerakkan seluruh jaringan. Meski dikenal sebagai tokoh keagamaan, Mbah Moen juga pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun dan anggota MPR RI utusan Jawa Tengah, demikian dilansir CNN Indonesia.
Dalam peringatan hari lahir ke-96 Nahdlatul Ulama pada April lalu, Mbah Moen menjelaskan bentuk nasionalisme dan cara mencintai bangsa Indonesia. Caranya dengan selalu menjaga hubungan persaudaraan antar anak bangsa (ukhuwah wathaniyah).
"Harus dijaga ukhuwah wathaniyah, ukhuwah kebangsaan," tutur Mbah Moen kala itu.
Mbah Moen juga dikenal sebagai penengah atau mediator. Dalam beberapa kesempatan, Mbah Moen pernah ditunjuk untuk menyelesaikan konflik politik, Bun.
Dalam wawancaranya dengan detikcom, mendiang Mbah Moen juga menjelaskan nilai toleransi. Meski berbeda keyakinan, katanya, jangan sampai ada kerusuhan.
"Ya harus toleransi (dengan adanya perbedaan), artinya jangan membuat perbedaan agama, membuat kerusuhan. Sekarang membutuhkan persatuan untuk hidup di dunia ini," pungkas Mbah Moen.
Simak wawancara selengkapnya di video berikut, Bun.
(ank/rdn)
TOPIK TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda
Fase Bunda