Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Saat Raditya Dika Menangis karena Anak Sakit

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Jumat, 13 Sep 2019 19:00 WIB

Ternyata di balik sifatnya yang introvert, saat punya anak, Raditya Dika menjadi ayah yang hangat.
Saat Raditya Dika Menangis karena Anak Sakit /Foto: instagram
Jakarta - Pasangan selebriti Raditya Dika dan Anissa Aziza tengah menikmati masa-masa menjadi orang tua, Bun. Kehadiran Alinea Ava Nasution menambah kebahagiaan rumah tangga mereka.

Tak hanya itu, ternyata hadirnya seorang anak membuat Raditya Dika berubah. Dirinya yang cenderung introvert, bahkan tidak menyukai anak kecil, berubah jadi ayah yang hangat.

"Gue sebenernya enggak suka anak kecil, jadi pas gue bikin rumah itu, gue bilang ke arsiteknya, bikin banyak bolongan, supaya kalau ada temen bawa anak gue bisa bilang rumah enggak aman," tutur Raditya Dika, diintip dari YouTube Channel Ussy Andhika.

Semenjak merawat si kecil, penulis buku Kambing Jantan ini jadi malas keluar rumah. Bahkan beberapa pekerjaannya yang harusnya dilakukan di luar pun, dia atur untuk bisa dikerjakan di dalam rumah.

"Misal buat YouTube aja, gue bikin studio di rumah, terus waktu itu gue ngantor di Simatupang, kontraknya enggak gue lanjutin, gue bikin aja di rumah, supaya enggak keluar rumah, jadi gue udah malas banget ninggalin anak gue," terangnya.

Saat Raditya Dika Menangis karena Anak SakitFoto: Instagram

Hal menyentuh lain yang dilakukan pria 34 tahun ini adalah menangis saat putri kecilnya sakit. Padahal, dia sudah sangat lama tidak meneteskan air mata.

"Pas anak gue sakit, gue ngeliat dia, terus gue duduk sebelah kasur, gue ngeliat dia sakit panas 39 derajat, nangis gue tiba-tiba," tutur Raditya.

"Gue enggak pernah nangis seumur hidup, maksud gue udah lama banget enggak nangis kan, terus ternyata bisa nangis buat orang, nangis buat anak gue sendiri," sambungnya.

Menurut psikolog Chuck Schaeffer, Ph.D., menjadi seorang ayah membuat perubahan biologis dalam kehidupan seorang pria. Tak hanya itu, otak pria pun akan tumbuh dan berkembang sebagai respons terhadap perubahan hormonal pada tahun pertama kehidupan anak.

Perkembangan pada otak ini membuat ayah jadi memiliki keterampilan penting untuk merawat bayi baru lahir. Termasuk meningkatkan kepekaan terhadap tangisan.

"Pada kapasitas yang lebih dalam, terikat secara emosional, dan responsif yang lebih besar terhadap kebutuhan orang lain," tutur Schaeffer, melansir dari Psychology Today.

Pria yang memiliki anak, kata Scaeffer, juga mengalami lebih banyak kesadaran tentang emosi mereka, emosi pasangan, dan emosi bayi. Hal ini membuat mereka jadi lebih sensitif dan ekspresif.

Selain itu, memasuki peran ayah, membuat pria lebih bisa memperbaiki dirinya. Sifat kebapakan menawarkan mereka kesempatan untuk meninjau kembali hal-hal penting yang belum terpenuhi, serta menumbuhkan bagian dari identitas mereka.

"Setiap orang akan mengalami dan menavigasi sifat kebapakan secara berbeda, namun semua akan berjuang dengan tantangan psikologis yang serupa," tuturnya.

Simak pula cerita Raditya Dika soal bayi nangis di pesawat ini, Bun.

[Gambas:Video 20detik]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda