Jakarta -
Restu
orang tua amat penting dalam perjalanan hidup seorang anak. Hal ini pula yang diterapkan penyidik KPK,
Novel Baswedan, ketika akan menempuh langkah baru dalam hidupnya. Untuk mendapat restu ibunda, Fatmah, Novel punya jurus jitu: lobi pijit.
Seperti diketahui, setelah lulus SMA, Novel menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol). Setelah lulus, dia menjadi polisi dan ditugaskan di beberapa daerah. Pada 2007, Novel dipercaya dan ditugaskan menjadi salah satu penyidik KPK dari unsur Polri.
Tak disangka, ternyata jadi penyidik KPK memang pekerjaan yang menarik buat Novel. Awalnya cuma diperbantukan dari Polri, seiring waktu Novel makin betah dan
enjoy lalu berniat menjadi pegawai KPK. Ini artinya, Novel harus meninggalkan Polri.
Novel lantas mengutarakan keinginannya pada Fatmah demi mengharap restu ibundanya. Langsung saja Novel melancarkan jurus 'lobi pijitan'. Apa tuh? Novel mendekati ibunya dengan sudah membawa minyak gosok. "Saya mau pijat kaki ibu dulu, baru ngomong sesuatu tentang pekerjaan saya," ucap Novel seperti dikutip dari buku
Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya, yang ditulis Zaenuddin MH.
Memang, Bun, memijat kaki ibunya sudah jadi kebiasaan Novel. Setiap berkunjung ke rumah orang tuanya, Novel lebih dulu menemui ibunya dan tak lupa memijat kakinya.
"Itu kelebihan Bang Novel sehingga dia begitu dekat dengan ibu. Terkadang saya jadi iri," kata adik Novel, Hafidz BAswedan.
Seolah-olah bisa menebak isi hati putranya, Fatmah langsung bertanya pada Novel apakah dia tertarik menjadi pegawai tetap KPK. Jawaban Fatmah pun bikin keputusan Novel makin mantap.
"Benar, Ma. Saya memang berniat bekerja di KPK saja. Apalagi kalau Ibu merestui, saya akan tinggalkan Polri dan jadi penyidik KPK. Terima kasih, ternyata Ibu sudah setuju ya," kata Novel sambil memijat kaki ibunya.
Nove; Baswedan/ Foto: Ari Saputra/detikcom |
Suatu hari di tahun 2014 pun nama Novel termasuk dalam 28 penyidik dari Polri yang diangkat menjadi pegawai tetap KPK. Menjadi penyidik KPK dijalani Novel dengan penuh
loyalitas. Jangankan kolega, orang tua saja tak mampu memengaruhi Novel.
Pernah suatu ketika saat santai sore Fatmah meledek Novel terkait pekerjaannya di KPK.
"Vel, katanya kamu ditawari jadi direktur BUMN. Ambil saja. Enak lho, Vel, gajinya besar. Kamu akan hidup kaya raya. Begitu terkadang saya meledek dia," ujar Fatmah.
"Ah, Mama. Saya jadi
penyidik KPK saja. Kasihan kan rakyat, mereka harus dibela." Begitulah jawaban Novel. Bahkan, Fatmah sempat menyarankan putranya menangani kasus korupsi yang kecil saja. Kalau kasus besar yang dibongkar, Novel bisa punya musuh.
Novel Baswedan dan ibu/ Foto: Buku Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya |
Tapi saat itu, dengan mantap Novel menjawab, "Kasihan, Ma. Rakyat jadi korban para koruptor. Jadi, kita harus membela rakyat."
Simak juga respons Jokowi terkait hasil temuan Tim Pencari Fakta di kasus penyiraman air keras Novel Baswedan dalam video berikut.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rap)