Jakarta -
Baru-baru ini mungkin Bunda melihat berita seorang bocah yang menggertak pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bocah itu adalah Greta Thunberg, lewat pidatonya ia berhasil mengguncang dunia. Pidato Thunberg yang tegas dan emosional juga membuka mata publik tentang perubahan iklim.
Mengutip dari CNN Indonesia, usai menarik perhatian, aktivis cilik asal Swedia ini mendapat penghargaan. Thunberg mendapatkan Right Livelihood Award, penghargaan ini sering disebut-sebut sebagai 'Nobel Alternatif'.
"(Thunberg) diberi penghargaan karena menginspirasi dan menggaungkan desakan politik untuk segera mengambil tindakan terkait masalah iklim berdasarkan fakta ilmiah," tulis pernyataan resmi Right Livelihood Award.
Thunberg diberi penghargaan karena mengangkat suara keresahan jutaan orang di dunia. Ia bahkan mendesak PBB untuk mengambil tindakan nyata sesegera mungkin.
Penghargaan tersebut diberikan dua hari setelah Thunberg mdemo anakeluapkan keluh kesahnya di panggung PBB pada Senin lalu. Ia begitu emosional karena merasa ia seharusnya berada di sekolah. Ia marah karena kehilangan masa kecilnya demi menyuarakan bahaya perubahan iklim. Ditambah, para pimpinan dunia hanya mengumbar janji.
"Teganya kalian. Kalian mencuri mimpi dan masa kecilku dengan omong kosong kalian. Saya seharusnya tidak di sini. Saya seharusnya di sekolah. Namun, kalian menumpukan harapan kalian ke anak-anak muda. Beraninya kalian," ujar Thunberg.
Greta Thunberg/ Foto: Getty Images |
Thunberg memang rutin bolos sekolah tiap jumat sejak Agustus 2018. Ia izin tak masuk sekolah untuk berdiri di depan gedung parlemen Stockholm. Ia menyuarakan keresahannya lewat spanduk yang bertuliskan 'Tindakan lebih kuat untuk iklim'.
Pelajar yang berusia 16 tahun itu juga bersumpah akan terus menggelar demonstrasi sampai negaranya itu penuhi target pengurangan emisi karbon yang tercantum di Kesepakatan Paris. Minggu berikutnya, Thunberg mengajak teman-temannya melakukan aksi setiap Jumat. Aksi tersebut dikenal dengan nama Fridays for Future.
Bocah kritis itu makin dikenal hingga ia diundang untuk berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB 2018. Sejak saat itu, Thunberg berhasil mengumpulkan massa dari ribuan kota di dunia.
Time melaporkan bahwa terhitung hingga 24 Mei lalu, 1,6 juta siswa di 1.600 kota di 125 negara mengikuti aksi Thunberg. Para siswa itu juga izin bolos sekolah untuk mendesak pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap perubahan iklim yang mencemaskan ini.
Simak juga soal demo perubahan iklim di Australia melalui video berikut:
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)