Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Agar Tak Sakit Jiwa Seperti Joker, Ini Cara Didik Anak yang Baik

Maya Sofia   |   HaiBunda

Senin, 07 Oct 2019 12:41 WIB

Sosok Joker menggambarkan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Bagaimana cara mendidik anak agar ia tidak mengalami hal serupa?
Sosok Joker menggambarkan seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa/ Foto: Joker
Joker, karakter penjahat yang pertama kali muncul dalam komik Batman pada tahun 1940 sukses diperankan dengan dramatis oleh Joaquin Phoenix dalam film Joker terbaru. Bagaimana tidak, dalam film Joker (2019), Phoenix mampu menampilkan sosok penderita gangguan jiwa dengan penuh penghayatan.

Karakter Joker dalam film garapan sutradara Todd Phillips ini memang digambarkan memiliki gangguan kesehatan jiwa. Hidupnya suram dan selalu dirundung kegagalan demi kegagalan hingga akhirnya ia bertransformasi menjadi sosok jahat.

Dengan rating 17+, film Joker yang mengusung genre psychological thriller tersebut memang tidak ditujukan untuk penonton dari kalangan anak-anak. Namun sebagai orang dewasa, Bunda dan Ayah bisa mendapat pelajaran berharga dari tokoh Joker.

Misalnya saja bagaimana cara mendidik anak agar terhindar dari gangguan kesehatan jiwa seperti Joker. Nah, berbicara soal gangguan kesehatan jiwa, hal pertama yang perlu Bunda dan Ayah pahami adalah gejala gangguan kesehatan jiwa pada anak berbeda dengan orang dewasa.

Mengutip Mayo Clinic, hal ini terkadang membuat orang tua sulit mendeteksi gangguan kesehatan jiwa pada anak. Akibatnya, banyak anak tidak memperoleh perawatan dan bantuan yang seharusnya mereka butuhkan.

Namun Bunda dan Ayah bisa mempelajari tanda-tanda peringatan yang menunjukkan bahwa si kecil mungkin mengalami gangguan kesehatan jiwa. Cek di halaman berikut dengan meng-klik next ya.

Simak juga bagaimana film Joker memuncaki box office dunia Seperti diketahui film Joker meraih rating tinggi di IMDb.

[Gambas:Video 20detik]



Tanda-tanda anak gangguan kesehatan jiwa

Sosok Joker menggambarkan seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa/ Foto: Dok. Warner Bros

1. Perubahan suasana hati

Perhatikan suasana hati si kecil, Bunda. Cek apakah perasaan sedih atau putus asa yang mereka alami berlarut-larut hingga dua pekan lamanya. Kemudian perhatikan pula apakah mereka mengalami perubahan suasana hati yang parah sehingga menyebabkan masalah dalam hubungan di rumah maupun sekolah.

2. Perasaan yang intens

Bunda dan Ayah juga patut waspada jika si kecil menunjukkan perasaan takut luar biasa tanpa alasan. Rasa takut ini terkadang ditandai dengan jantung berdebar atau bernapas cepat. Ketakutan atau kekhawatiran yang cukup intens ini bahkan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Perubahan perilaku

Apakah si kecil tiba-tiba mengalami perubahan drastis dalam hal perilaku atau kepribadian? Kemudian si kecil bahkan memperlihatkan perilaku berbahaya di luar kendali? Jika ya, Bunda dan Ayah harus mulai waspada. Apalagi kalau si kecil sering berkelahi, menggunakan senjata, dan mengekspresikan keinginan untuk menyakiti orang lain.

4. Sulit konsentrasi

Cek juga apakah si kecil menunjukkan tanda-tanda sulit konsentrasi atau diam. Biasanya hal ini akan memengaruhi prestasi anak di sekolah.


5. Gejala fisik

Dibandingkan orang dewasa, anak dengan gangguan kesehatan mental kemungkinan akan mengalami sakit kepala dan sakit perut ketimbang merasa sedih atau cemas.

6. Melukai fisik sendiri

Anak-anak dengan gangguan kesehatan mental terkadang melakukan tindakan sengaja melukai diri mereka sendiri. Selain itu, mereka juga memiliki pikiran untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri.

7. Penurunan berat badan tiba-tiba

Perhatikan apakah anak tiba-tiba kehilangan selera makan, sering muntah, dan menggunakan obat pencahar. Bisa jadi ia mengalami gangguan pola makan.

8. Penyalahgunaan obat-obatan

Beberapa anak juga menggunakan narkoba atau alkohol untuk mengatasi perasaan mereka.

Cegah sejak dini

Sosok Joker menggambarkan seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa/ Foto: Dok. Warner Bros

Jika Bunda dan Ayah curiga anak mengalami salah satu tanda gangguan kesehatan jiwa tadi maka sebagai orang tua kita bisa konsultasi dengan dokter anak. Jelaskan kepada dokter, perilaku anak yang membuat Bunda dan Ayah khawatir.

Perlu Bunda ketahui juga bahwa penanganan gangguan kesehatan jiwa pada setiap anak berbeda, tergantung tanda dan gejala yang dialami mereka. Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, Bunda dan Ayah bisa membawa anak ke psikiater, psikolog, konselor kesehatan jiwa.

Selain itu, Bunda dan Ayah juga bisa berbicara dengan guru, sahabat, dan teman dekat anak untuk bertanya apakah mereka juga melihat ada perubahan perilaku. Perlu digarisbawahi, sebagai orang tua, kita punya peran penting lho dalam hal kesehatan jiwa anak.

Sebagai orang tua, kita bisa membantu anak membangun hubungan yang kuat dan saling peduli. Adalah penting bagi anak-anak dan remaja memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga serta teman.

Mengutip Caring for Kids, Bunda dan Ayah bisa meluangkan waktu untuk lebih banyak bercengkerama dengan anak. Misalnya saja dengan makan malam di rumah bersama anak setiap hari.

Kehadiran Bunda dan Ayah yang konsisten dalam kehidupan anak berperan penting dalam membantunya mengembangkan ketahanan. Anak tahu bahwa ia dapat mengandalkan orang tua atau anggota keluarga lain yang sering menghabiskan waktu dengannya.

'Teach children by example'. Kalimat ini benar adanya. Perlihatkan kepada anak-anak bagaimana kita selaku orang tua mengatasi berbagai masalah yang muncul. Dengan begitu anak akan mengikuti.

Kemudian hal paling penting lainnya adalah bantu anak dan remaja mengembangkan penghargaan terhadap diri sendiri. Hal ini bertujuan agar anak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.

Bagaimana caranya? Bunda dan Ayah bisa memperlihatkan bahwa ada banyak yang cinta yang diberikan kepada mereka. Kemudian tunjukkan juga kepada anak bagaimana caranya menerima diri sendiri.

Jangan ragu memuji anak jika mereka melakukan perbuatan yang baik. Kenali kerja keras, upaya, dan hal-hal yang telah mereka capai.

Nah yang satu ini kerap dilupakan orang tua karena rasa ego dan ambisi. Pernahkah Bunda dan Ayah bertanya tentang aktivitas dan minat yang disukai anak? Atau Bunda dan Ayah justru memaksakan anak melakukan aktivitas yang tidak mereka sukai?

Hindari hal tersebut ya, Bunda. Ada baiknya Bunda bertanya kepada anak tentang aktivitas dan minat yang mereka sukai. Bantu mereka menetapkan tujuan yang realistis. Dengarkan dan hargai perasaan mereka.

Alih-alih mendiamkan, ketika anak-anak atau remaja merasa sedih atau marah, Bunda bisa mendorong mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka. Biarkan percakapan Bunda dan anak mengalir dengan alami.


Namun jika anak tidak merasa nyaman berbicara dengan orang tua, bantu mereka menemukan seseorang yang mereka bisa ajak berbicara dari hati ke hati.

Jangan lupa ciptakan lingkungan rumah yang aman dan positif. Pantau alat elektronik, gadget yang digunakan oleh anak, seperti televisi, perangkat game, hingga ponsel. Cek dengan siapa saja anak berinteraksi di grup chat dan game online.

Hindari juga berdiskusi tentang masalah serius di hadapan anak-anak karena bisa membuat mereka ikut khawatir. Lebih baik luangkan waktu melakukan aktivitas fisik, seperti bermain bersama anak di luar ruangan.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi orang tua adalah contoh terbaik untuk anak. Jangan malu mengungkapkan perasaan Bunda dan Ayah kepada anak. Ajari anak-anak bagaimana tetap relaks ketika kesal atau menghadapi masalah.

Jika anak memiliki masalah, bantu mereka mencari solusi atau ide untuk mengatasinya. Namun Bunda dan Ayah jangan terlalu ikut campur ya agar anak bisa belajar bagaimana mengatasi masalahnya sendiri.

"Health does not always come from medicine. Most of the time. It comes from peace of mind, peace in the heart, peace in the soul. It comes from laughter and love." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa cinta orang tua kepada anak adalah obat terbaik untuk kesehatan jiwa mereka. Semoga membantu ya, Bunda. 



(som/rdn)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda