Jakarta -
Film Joker resmi tayang di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Diputar perdana pada pekan ini, film garapan sutradara Todd Phillips tersebut mendapat ulasan cukup positif di sejumlah situs web, seperti IMDb dan Rotten Tomatoes.
Meski diproduksi oleh DC Films, rumah produksi yang melahirkan film-film bertema superhero, seperti
Justice League, film
Joker bukan untuk ditonton oleh anak-anak lho, Bunda.
Di Indonesia, film yang dibintangi Joaquin Phoenix dan Robert De Niro ini mendapat rating 17+. Artinya, film
Joker hanya boleh disaksikan oleh penonton usia 17 tahun atau lebih.
Joker memang bukan film
thriller biasa, melainkan
psychological thriller yang pastinya bakal menceritakan sisi psikologis sang karakter utama, Joker, yang bakal mengaduk emosi para penonton. Mengambil latar belakang tahun 1981, film
Joker mengisahkan tentang kehidupan kelam Arthur Fleck.
Karier Fleck sebagai
stand-up comedian tak berjalan mulus. Ia mengalami kegagalan demi kegagalan. Dalam
trailer film
Joker, tampak Fleck selalu menampakkan raut wajah sedih dan putus asa.
 Film Joker bukan buat untuk anak-anak. (Foto: Dok. Warner Bros) |
Saat titik terendah hidupnya, ia kembali mendapat perlakuan tak adil. Lewat siaran televisi, Fleck didiolok-olok oleh seorang presenter bernama Murray Franklin yang diperankan oleh Robert De Niro.
Sampai pada akhirnya, rasa kecewa memenuhi diri Fleck dan mengubahnya menjadi seorang pembunuh keji, Joker.
Meski mendapat ulasan positif dari sejumlah situs web, film
Joker juga memunculkan keresahan dari sejumlah pengamat film. Film
Joker dikhawatirkan akan menginspirasi seseorang melakukan
kekerasan di dunia nyata.
Mengutip
CNN Indonesia, seorang
netizen di Indonesia yang telah menonton
Joker bahkan mengaku ikut stres sepanjang film. "
Nonton joker pikiran jadi ikut stress sepanjang film, kerasa gimana hidupnya arthur di dalam film," kata salah seorang
netizen.
Simak juga suasana pemutaran perdana film
Joker di Amerika Serikat (AS) yang diawasi ketat oleh kepolisian:
[Gambas:Video 20detik]
(som/rdn)