Jakarta -
Baru-baru ini lagi ramai berita tentang kenakalan remaja di Jawa Tengah. Mereka mabuk-mabukan dengan meminum air rebusan
pembalut. Disebutkan, para remaja tersebut mengaku 'nge-fly' setelah minum air rebusan pembalut.
"Namanya anak dan remaja memang suka penasaran, dan seringnya tidak mendapat informasi yang benar," kata dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction And Neurosience (IMAN) seperti dilansir
detikcom.
Duh, miris ya, Bun. Ini berarti anak-anak kita, kurang edukasi seputar perubahan fisik yang terjadi pada perempuan, salah satunya menstruasi. Sebenarnya, nggak hanya perempuan yang diedukasi tentang menstruasi, tapi anak lelaki pun perlu tahu.
Menurut Departemen Pendidikan di Inggris yang membahas menstruasi, hampir 15 persen anak remaja mengatakan tidak diajarkan apa pun di sekolah tentang menstruasi. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa sikap guru dan anggota kelas bisa membuat stereotip negatif terkait menstruasi, seperti dikutip dari The Conversation.
Bagi beberapa anak perempuan, kurangnya dukungan di kelas atau sekolah dapat menyebabkan perasaan malu dalam segala aspek. Ini pula yang membuat akhirnya, para anak lelaki mencemooh atau melakukan bullying pada anak perempuan yang sedang menstruasi. Nah, sebelum anak laki-laki kita salah kaprah mengenai menstruasi, berikut tips cara ngobrol ke anak laki-laki tentang menstruasi seperti dilansir Kids Health.
1. Bukan hanya untuk anak perempuan Foto: iStock |
Agar tak terjadi lagi kasus remaja meminum air rebusan
pembalut, pertama pola pikir orang tua dan pihak bersangkutan seperti sekolah harus diubah. Bahwa edukasi tentang menstruasi bukan hanya untuk anak perempuan, tapi anak lelaki juga perlu tahu dan ini bukan hal yang tabu untuk dibicarakan.
Sebagai permulaan, sekolah bisa menyediakan sumber daya atau informasi tentang menstruasi yang dapat diakses anak perempuan. Supaya anak perempuan tak takut dalam menghadapi pubertas mereka, sedangkan dari pihak anak lelaki bisa maklum ketika teman-teman perempuannya sedang mengalami menstruasi ditambah anak lelaki juga teredukasi dengan baik soal menstruasi ini.
2. Kapan harus membicarakannya?Berbicara soal menstruasi tak boleh menjadi pembicaraan utama pada usia anak tertentu. Mulailah percakapan awal dan pelan-pelan dalam membentuk pemahaman anak. Anak perempuan dan anak laki-laki butuh informasi yang tepat tentang menstruasi, jadi pastikan tak hanya putri tapi putra kita pun perlu tahu informasi ini.
Misalnya, jika anak kita yang masih berusia 4 tahun melihat pembalut dan bertanya untuk apa, kita bisa mengatakan,
"Wanita mengeluarkan sedikit darah dari vagina mereka setiap bulan, disebut menstruasi. Ini bukan karena terluka. Ini artinya tubuh kita siap untuk punya bayi dan pembalut menyaring darah sehingga tidak masuk ke celana dalam."
Seiring tumbuhnya usia anak, kita dapat memberi anak lebih banyak informasi saat dia sudah siap. Intinya, penjelasan soal menstruasi ini harus sesuai usia anak.
3. Cari momen yang tepat Foto: Istock |
Membicarakan menstruasi pun harus melihat momennya dulu, Bun. Nggak mungkin kan kita ngobrol soal ini saat makan malam?
Carilah momen alami untuk membicarakan menstruasi pada anak lelaki kita seperti, saat anak bertanya tentang pubertas atau perubahan tubuh, jika anak bertanya darimana bayi berasal, jika kita berada di toko dan sedang membeli
pembalut.
Sebelumnya tanya ke anak, apakah mereka tahu tentang menstruasi. Kalau belum, kita bisa jelaskan dengan informasi dasar contoh, 'Ketika seorang anak perempuan berkembang menjadi wanita, tubuhnya berubah sehingga ia dapat memiliki bayi ketika ia tumbuh besar' dan sebagainya.
Tak perlu malu bicarakan hal ini, Bun, biasanya anak berusia 6 hingga 7 tahun mulai bisa mengerti kok ketika kita menjelaskan menstruasi.
(rdn/rdn)