Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ternyata Efek Anak Kecanduan Pornografi Sangat Mengerikan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 14 Nov 2019 12:04 WIB

Enggak main-main, efek anak kecanduan pornografi mengerikan, Bunda.
Ternyata Efek Anak Kecanduan Pornografi Sangat Mengerikan/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Sebagai orang tua, kita selalu was-was jika anak tak sengaja terpapar pornografi. Dari mulai yang tak sengaja itulah bisa jadi anak ingin tahu dan berujung kecanduan. Hii.. jangan sampai ya, Bunda.

Dalam Seminar Mengenali dan Mengatasi Kecanduan Anak pada Internet Pornografi dan Games Online, Al Azhar Kelapa Gading, psikolog Elly Risman memaparkan sedikit tentang penelitiannya. Sebelum mulai penelitian, Elly sempat mendatangkan ahli bedah otak dunia, Donald Hilton.

"Dia melakukan penelitian pada anak 18 tahun bahwa bagaimana rusaknya otak yang menonton pornografi dan menikmatinya. Ada mobil kencang tabrakan, si sopirnya berdarah, sopirnya dibawa ke rumah sakit (ini penelitian di 2005), kalau dilihat pakai MRI kerusakan otak sopir yang tabrakan sama orang yang nonton pornografi sama," kata Elly.

Setelahnya ia melakukan penelitian sendiri, ia lakukan di akhir 2017. Kala itu, Menteri PPPA membiayai dana risetnya. Judul penelitiannya adalah Studi Komparasi Aktivitas Struktur dan Fungsi otak serta Perilaku Seksual pada Remaja Adiksi dan Non Adiksi Pornografi. Elly mengaku, untuk mencari sampelnya, anak laki-laki 12 tahun yang tidak adiksi sangat susah.

"Dari penelitian saya mendapatkan 30 anak, 15 adiksi, 15 enggak. Terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kenapa dari usia SD? Karena sejak 2002 saya selalu menceritakan kelakuan anak-anak, terutama kelas 4,5,6 SD," ucap Elly.

Elly menjelaskan, studi yang dilakukan meneliti otak bagian depan. Alasannya, bagian depan otak adalah direktur karena tempatnya iman, tempatnya akhlak berada di situ. Otak bagian depan pula yang juga tempatnya moral manusia.

"Ini juga tempat perencanaan masa depan, ini juga tempat dia berorganisasi dan melakukan prioritas, mengendalikan emosi, mengambil keputusan," kata Elly.

Anak-anak tadi pun melakukan berbagai tes yang harus dilalui. Anak-anak tersebut dites psikologi, tentang parenting orang tuanya, kemudian dikirim ke pusat neurosains Uhamka, melalui alat EEG (Electro Encephalo Graph). Hasil EEG dikirim ke rumah sakit Abdi Waluyo.
Ilustrasi anak nonton video lewat gadgetIlustrasi anak nonton video lewat gadget/ Foto: Thinkstock

"Hasilnya anak-anak yang kecanduan 15 orang, otaknya berada di gelombang delta, gelombang delta itu slow, tapi membuat anak itu jadi impulsif. Artinya anak merengek bila tak diberi," ujar Elly.

"Lalu, sebagian sudah di gelombang gamma, jadi kompulsif artinya itu anak minta tambah lagi, tambah lagi (nonton pornografi). Disetopnya setengah mati (sulit), kalau anak seperti itu kemungkinan ada yang terganggu otak depannya. Yang fungsinya itu tadi, moral," sambung Elly.

Elly pun menceritakan proses anak atau orang kecanduan pornografi. Mulai dari enggak sengaja melihat, lalu muncul hormon dopamin karena suka.

"Dopamin itu keluar saat hubungan suami istri. Dopamin bikin fokus, tapi bikin kecanduan. Mau ulang lagi, mau ulang lagi. Cari lagi, terus meningkat karena merasa tidak puas dengan gambar. Ujung-ujungnya dia melakukannya, kenapa? Karena meniru," kata Elly.

Pada saat meningkat, dopamin banjir, jadi anak atau orang tersebut pusing akhirnya mau lagi dan lagi. Lalu, mengalir lah hormon dopamin yang berlebihan tadi ke otak depan karena kompulsif. Akibatnya, seperti rem blong, anak kehilangan kontrol diri sendiri. Akhirnya tak bisa dikendalikan orang tua.

"Karena si dopamin tadi, maka diperiksa lagi pakai MRI, volume otak menyusut 4,4 persen. Mengembalikan otak yang menyusut itu, jadi sebenarnya salah siapa? Anak, gadget, atau orang tua?" kata Elly.

Elly mengungkap, terapis adiksi pornografi dunia sepakat yang mengembalikan susut otak depan ini bukan terapis. Melainkan yang bikin susut itu lah yang bisa. "Mulai sekarang jangan sebut pornografi tapi narkolema (narkoba lewat mata), (bikin adiksi) menyusutkan otak depan 4,4 persen," tutur Elly.

Simak juga cara memulai edukasi seks pada anak melalui video berikut

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda