Jakarta -
Setelah sukses dengan kisah sebelumnya, Walt Disney Animation Studio kembali menghadirkan Frozen 2. Petualangan Elsa, Anna, Olaf, Kristoff, dan Sven kali ini lebih seru dan menantang.
Dalam sekuel kedua ini, sang sutradara, Chris Buck dan Jennifer Lee akan menjawab berbagai rasa penasaran publik, seperti ke mana kapal orang tua Anna dan Elsa pergi atau di mana kapal itu tenggelam. Dan pertanyaan terbesar yakni kenapa Elsa dilahirkan dengan kekuatan magis yang luar biasa.
Selain itu, Frozen 2 juga menghadirkan nuansa yang berbeda dengan film pertama. Nuansa musim dingin diganti dengan musim gugur yang lebih berwarna. Film ini juga memunculkan beberapa tokoh baru yang membuat jalan cerita semakin menarik.
Di samping itu, berikut ini nilai positif yang bisa anak pelajari dari Frozen 2,
1. Saling menyayangi dan melindungi sesama saudara Saat Elsa sudah dewasa dan menjadi Ratu Arandelle, Elsa kerap mendengar suara-suara misterius yang tidak tahu berasal dari mana. Hal itu pun mengganggunya sekaligus membuatnya penasaran.
Pada suatu hari bencana melanda kerajaan Arandelle. Ini semakin membuat Elsa merasa bahwa suara misterius itu berhubungan dengan bencana yang terjadi. Ia pun memutuskan untuk pergi mencari sumber suara tersebut ke hutan ajaib.
 Â 3 Nilai Positif dari Film Frozen 2 yang Bisa Dipelajari Anak /Foto: imdb. |
Mengetahui kakaknya akan pergi, Anna tidak tinggal diam. Sebagai saudara kandung, Elsa dan Anna sangat dekat dan tak terpisahkan. Anna pun merasa bertanggung jawab untuk menjaga kakaknya. Ia kemudian memutuskan ikut.
Elsa sempat melarang, karena ia pun tak ingin membahayakan adiknya. Namun, pada akhirnya Anna tetap ikut, dan mereka berjanji untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain.
Terkait hubungan kakak dan adik, menurut psikolog Carol S. Pearson kedekatan yang tercipta antara kakak dan adik tidak lepas dari peran orang tua. Apa yang awalnya orang tua ajarkan tentang arti saudara maupun cara memperlakukannya, itu yang kemudian diterapkan anak.
"Orang tua memiliki peran besar dalam hal ini, karena mereka memberi tahu anak-anak apa yang diharapkan, dan juga model utama yang dimiliki anak-anak pada awalnya," ujar Pearson, dikutip dari
Psychology Today. 2. Setia kawan Mengetahui Elsa dan Anna akan pergi ke hutan ajaib, Olaf, Kristoff, dan Sven juga memutuskan ikut. Sebagai teman yang sejati, mereka siap menghadapi bahaya bersama.
Kata psikolog Karina Priliani, M.Psi., ciri pertemanan sehat itu ada trust, respect dan grow together. Trust berarti bisa menjaga kepercayaan yang diberikan dan memiliki integritas. Respect berarti tidak hanya menghormati orang lain, tetapi juga menghormati diri sendiri.
"Grow together berarti tumbuh bersama dalam kebaikan, sehingga semua pihak akan saling mendukung dan saling menjaga," ujar Karina.
3. Berani Meski Anna, Olaf, Kristoff maupun Sven tahu betapa bahayanya hutan ajaib, mereka tetap masuk ke hutan tersebut walaupun mereka tidak punya kekuatan magis seperti Elsa. Modal terbesar yang mereka miliki adalah keberanian.
Tak hanya itu, Elsa juga menunjukkan keberaniannya dengan menerjang kuatnya ombak lautan. Padahal, Elsa sadar bahwa kekuatannya belum tentu lebih besar dari kekuatan alam sesungguhnya.
Bicara soal keberanian, melansir dari
Psychology Today, untuk menanamkan keberanian pada anak, caranya bisa lewat pendekatan bertahap. Dengan begitu, anak akan lebih mampu menghadapi rasa takut tanpa diselimuti cemas.
Selain itu, Bunda jangan memaksa anak untuk menghadapi rasa takut. Lebih baik tanyakan dulu pada anak apakah ia mau menghadapi tantangan yang lebih sulit. Tegaskan pula kepada anak bahwa sebagai orang tua, kita akan selalu berada di samping mereka saat menghadapi rasa cemas.
Simak juga dampak anak terlalu sering nonton TV, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/rdn)