Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Catat Bunda, 5 Jenis Makanan yang Melemahkan Fungsi Otak Anak

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Rabu, 20 Nov 2019 13:41 WIB

Bunda perlu catat nih, lima jenis makanan yang bisa melemahkan fungsi otak anak.
Ilustrasi 5 Jenis Makanan yang Melemahkan Fungsi Otak Anak/ Foto: iStock
Jakarta - Dalam masa tumbuh kembang, asupan makanan anak harus benar-benar diperhatikan. Penting bagi Bunda untuk memberi si kecil nutrisi lengkap, termasuk menghindari makanan yang bisa melemahkan fungsi otak.

Dikutip dari Web MD, anak dengan aktivitas tinggi, otaknya sangat cepat berkembang dan mengalami perubahan. Untuk itu, apa yang mereka konsumsi sangat penting Bunda perhatikan. Terutama sepanjang tiga tahun pertamanya.


"Tiga tahun ini sangat penting untuk perkembangan otak. Apa yang mereka makan akan berdampak pada fokus dan kemampuan kognitif anak," kata psikiatri Drew Ramsey, MD, yang juga penulis buku The Happiness Diet and Fifty Shades of Kale.

Nah, selain mencari tahu makanan apa yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak, baiknya Bunda juga mengetahui makanan apa saja yang tidak baik dikonsumsi sang buah hati. Tanpa makanan seimbang dan teratur, otak anak tak bisa bekerja optimal karena penurunan kemampuan untuk memperhatikan, mengingat, dan belajar.

Melansir dari buku 101 Menu MPASI Sehat, berikut lima jenis makanan yang bisa melemahkan fungsi otak anak. Catat ya, Bunda.

1. Gula

Gula olahan dalam makanan yang sudah diproses merupakan salah satu penyebab turunnya kemampuan otak anak. Gula-gula, kue, biskuit, dan sereal yang manis hampir tak punya nilai gizi. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, bisa menghambat kerja otak si kecil, juga berpengaruh buruk pada kesehatan gigi dan tubuhnya.

Makanan bergula akan meningkatkan kadar gula darah dalam sekejap, lalu secara cepat kadar gulanya menurun. Fluktuasi ini menyebabkan pasokan energi ke otak tidak stabil. Akibatnya, kemampuan konsentrasi anak menurun, mudah tersinggung atau sensitif, dan kelelahan.

Fast food atau makanan cepat sajiFast food atau makanan cepat saji/ Foto: iStock
2. Makanan olahan atau cepat saji

Si kecil hobi mengonsumsi makanan olahan atau cepat saji? Bunda perlu tahu, makanan cepat saji atau olahan mengandung gizi rendah, pewarna, pengawet, penambah cita rasa, garam, dan gula. Makanan ini biasanya banyak mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak terhidrogenasi.

Kandungan ini bisa mengakibatkan penurunan kemampuan pencernaan, sirkulasi, proses mental, dan penyumbatan arteri yang meningkatkan risiko serangan jantung dan kanker.

3. Kafein

Kafein tak hanya terdapat dalam kopi, teh, dan minuman berkarbonasi. Cokelat juga mengandung kafein, Bunda. Satu batang cokelat mengandung kafein hingga 50 miligram. Kafein bisa menyebabkan perubahan suasana hati, yang berhubungan dengan kemampuan mengendalikan kadar gula darah karena kafein termasuk zat stimulan dan diuretika.

Menurut penelitian, anak-anak sekolah dasar yang mengonsumsi secangkir teh rutin tiap pagi menyebabkan mereka memulai hari dengan perasaan grogi, lelah, dan lamban. Sebagai bekal untuk memulai aktivitas si kecil, baiknya Bunda berikan yoghurt di pagi hari. Diketahui, yoghurt merupakan sumber protein dan baik untuk tubuh memulai hari dan memotivasi otak di pagi hari.

4. Minuman berkarbonasi

Anak-anak umumnya sangat suka mengonsumsi minuman manis berkarbonasi, seperti sari buah dalam kemasan. Perlu Bunda tahu, minuman jenis ini mengandung gula tinggi, pengawet, pemanis, pewarna, kafein, dan fosfor.

Semua kandungan tersebut hampir tidak ada manfaat positif bagi si kecil. Fosfor diketahui bisa menghambat penyerapan kalsium, padahal kalsium sangat penting untuk produksi neurotransmitter dalam otak, juga berpengaruh terhadap emosi anak.

5. Aditif dan pengawet

Makanan terlebih jajanan yang beredar luas di masyarakat banyak mengandung bahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, penampilan, atau daya tahan makanan tersebut. Faktanya, sistem tubuh bayi dan anak belum matang, jadi mereka rentan terhadap bahan-bahan aditif tersebut.

Memang, tidak semua bahan aditif berbahaya, tapi beberapa di antaranya menyebabkan hiperaktivitas terhadap anak-anak yang sensitif. Bisa juga menimbulkan reaksi alergi, daya ingat lemah, depresi, dan perubahan suasana hati.

Begitu juga kandungan monosodium glutamate (MSG) dalam berbagai produk bercitarasa, sehingga sulit bagi orang tua menghindari anak dari bahan aditif secara total. MSG bisa menyebabkan 'sindrom restoran Cina', dengan gejala pusing, cemas, haus, dan perubahan suasana hati.


Bunda, simak juga dampak buruk anak tidak sarapan, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda