Jakarta -
Mengenalkan pola makan sehat pada anak harus dimulai dari keluarga. Kebiasaan makan di keluarga secara tidak langsung bisa membentuknya, Bun.
Anak mengenal makanan pertama kali dari orang tuanya. Sosiolog Dr.Erna Ermawati Chotim, M.Si, mengatakan jika pola makan bukan sesuatu yang didapat begitu saja. Namun, dibentuk dari kebiasaan yang dialami.
Keluarga memegang peranan sebagai institusi pembentuk pola makan yang sehat. Sesuatu yang berkaitan dengan makanan seperti camilan, menjadi bentuk pola asuh di keluarga untuk mengenalkan jenis-jenis makanan.
"Jadi kalau keluarga itu relatif suka makanan sehat, pasti akan tersaji di menu makan sehari-hari dan anak terbiasa mengonsumsinya" kata Erna dalam 'Pemaparan hasil survei 'The State of Snacking' di Restoran Kembang Goela, Setia Budi, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Menurutnya, secara sosial ada hubungan yang kuat antara pola asuh dan asupan makan, terutama pemberian camilan. Studi yang dilakukan Modelez International dan The Harris Poll tentang tren konsumen Indonesia tahun 2019 melaporkan jika 83 persen orang tua menghabiskan waktu snacking ritual bersama anak-anaknya.
 Ilustrasi makan bersama keluarga/ Foto: iStock |
Sesuatu yang disenangi keluarga tentu akan disajikan, dengan begitu anak akan menggemarinya. Kemudian akan melekat pada otak anak itu sendiri dan menjadi bagian pola asuh.
Sebaliknya, jika orang tua tidak suka makanan sehat, pasti tidak akan tersaji makanan serupa. Padahal ini bisa menciptakan kebiasaan makan anak, Bun.
"Ketika tidak disajikan, anak menjadi tidak terbiasa," ujar Erna.
Jadi semuanya kembali lagi ke orang tua ya, Bun. Erna menyarankan, sejak dini si kecil sebaiknya dikenalkan dengan makanan sehat, termasuk camilan.
Nah, Bun. Inilah pentingnya orang tua menjadi role model yang baik untuk membentuk kebiasaan dalam upaya memenuhi nutrisi anak.
Simak juga dampak buruk anak tidak sarapan di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)