Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Banjir, Waspadai 5 Penyakit yang Bahaya dan Rentan Dialami Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 02 Jan 2020 16:28 WIB

Banjir bisa menyebabkan penyakit cemaran air (waterborne disease). Dampaknya bisa pengaruhi kesehatan anak, misalnya gangguan pencernaan, kulit, dan infeksi.
Ilustrasi anak di antara banjir/ Foto: iStock
Jakarta - Penyakit karena cemaran air (waterborne disease) kerap terjadi saat bencana banjir. Anak-anak menjadi korban yang paling sering terkena imbas, Bun.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), banjir dan kekeringan yang dipicu oleh perubahan iklim dapat berdampak pada kondisi infrastruktur dan sanitasi rumah tangga. Pada akhirnya bisa meningkatkan risiko kesehatan.


Banjir bisa menyebarkan kontaminan dari kotoran tinja, menularkan penyakit kolera, dan diare. Penyakit diare bertanggung jawab atas 2 juta kematian setiap tahun, sebagian besar terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.

Menurut dokter senior dari Johns Hopkins University Center for Health Security, Amesh Adalja, MD, air banjir mengandung bakteri, virus, kotoran, dan parasit yang sangat tinggi. Semuanya bisa menginfeksi dan masuk melalui mulut, mata, atau luka di kulit.

"Ini (air banjir) jauh berbeda dari jenis air lain yang kita temui sehari-hari," kata Adalja, dikutip dari Health.

Berikut 5 jenis penyakit yang mengancam saat terjadi banjir. Bunda perlu tahu agar bisa mencegahnya ya.

1. Penyakit gastrointestinal

Salah satu risiko menelan air banjir adalah masuknya virus, bakteri, atau parasit yang menyebabkan penyakit di saluran cerna. Gejalanya bisa menjadi serius dan dapat menyebabkan dehidrasi yang mengancam jiwa.

"Sebagian besar infeksi ini bersifat jinak dan hanya menyebabkan muntah atau diare," ujar Adalja.

Cryptosporidium, giardia, E. coli, dan salmonella adalah jenis kuman yang mencemari air banjir penyebab gangguan perut. Sedangkan, leptospirosis bisa terjadi dan menyebar melalui urine tikus yang terbawa air banjir. Para ahli juga memperingatkan tentang kolera dan demam tifoid saat banjir.

2. Infeksi kulit

Dalam situasi banjir, mungkin kita bisa terkena luka di tubuh yang menjadi pintu masuk bakteri sekunder dari air. Jika memiliki luka atau goresan, Aldalja menyarankan untuk menutupinya atau memberikan pertolongan pertama.

"Gunakan salep antibiotik dan jaga agar tidak merah dan membengkak. Jika terserang demam, kedinginan, atau tanda-tanda infeksi lain, sebaiknya segera ke dokter," paparnya.

Ilustrasi anak terkena infeksi kulitIlustrasi anak terkena infeksi kulit/ Foto: iStock

3. Penyakit yang ditularkan nyamuk

Banjir bisa menarik nyamuk, Bun. Mereka menemukan tempat berkembang biak di semua tempat yang tergenang air setelah banjir. Sebagian besar negara berisiko terkena virus west nile, virus zika, demam berdarah, dan chikungunya.

4. Hepatitis

Hepatitis sering dianggap sebagai penyakit yang menyebar melalui hubungan seksual atau penggunaan narkoba. Namun, jenis penyakit ini bisa juga ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A dan E menjadi penyakit berbahaya yang terjadi saat banjir.


5. Penyakit Legionnaires

Bakteri legionella ditemukan dalam air dan bisa mengkontaminasi saat ditelan. Orang yang tertular bisa mengalami infeksi pernapasan yang menyebabkan batuk, sesak napas, demam, dan kedinginan.

Penyakit ini biasanya dapat diobati dengan antibiotik. Tersebar melalui persediaan air minum terkontaminasi atau melalui kolam. Tapi ada juga orang yang terkena penyakit ini setelah membersihkan air banjir.

"Cobalah untuk menghindari paparan air banjir melalui mulut, hidung, dan mata. Tentu saja menghindari banjir sama sekali menjadi tindakan yang paling aman," kata Adalja.

Simak juga penjelasan lengkap waterborne disease di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda