Jakarta -
Pernahkah Bunda mendapati si kecil tiba-tiba menangis? Sebelum meredakan tangisannya, ada baiknya Bunda mengetahui beberapa penyebab anak menangis.
Menurut Founder Parenting Network dari Toronto, Beverley Cathcart-Ross, anak-anak yang kurang bahasa verbal biasanya akan menangis saat menginginkan atau merasakan sesuatu. Hal ini karena mereka tidak menemukan kata untuk mengekspresikan diri.
"Air mata adalah cara terbaik untuk menarik perhatian orang tua. Anak kadang-kadang menafsirkannya sebagai rasa cinta dan penegasan kalau orang tua peduli pada mereka," kata Cathcart-Ross, dikutip dari
Today's Parents.
Namun, bisa juga itu bentuk 'manipulasi' yang dilakukan si kecil agar keinginannya dituruti.
"Dengan pura-pura menangis artinya mereka mendapat lebih banyak perhatian," ujar Cathcart-Ross.
Nah, berikut ini beberapa alasan atau penyebab kenapa anak menangis, dikutip dari
Very Well Health.1. KelelahanSalah satu alasan paling sering anak-anak menangis karena mereka terlalu lelah, dan ini dapat menyebabkan perilaku yang tidak rasional. Kita tidak dapat 100 persen mencegah kelelahan pada anak yang memicu kemarahannya, tetapi kita bisa mengurangi dan menjaga agar anak tetap pada jadwal tidurnya. Termasuk tidur siang atau tidur malam di waktu lebih cepat.
Lihat tanda-tanda kelelahan pada anak, seperti mengucek mata, menguap, dan matanya tampak sedikit berkaca-kaca. Ketika anak menangis karena kelelahan, adalah waktu yang tepat untuk menidurkannya.
2. Lapar
6 Alasan Anak Menangis, Kelelahan hingga Cari Perhatian/ Foto: ilustrasi/thinkstock |
Lapar adalah salah satu penyebab anak-anak menangis, terutama saat baru bangun dari tidur siang, atau sekitar tiga sampai empat jam sejak terakhir dia makan.
Jadi, jika si kecil belum makan dalam beberapa jam dan suasana hatinya menurun dengan cepat, cobalah tawarkan sedikit makanan. Menyimpan beberapa camilan ringan yang sehat bisa jadi cara bermanfaat untuk meredakan tangis si kecil, saat kita tidak di rumah.
3. Stres atau tertekanStres adalah alasan utama menangis, terutama pada anak-anak yang sedikit lebih tua. Banyak hal yang membuat anak tertekan atau stres seperti jadwal sekolah yang terlalu sibuk, padahal sebenarnya anak butuh waktu luang untuk bermain kreatif dan bersantai.
Anak-anak juga dapat menjadi stres karena apa yang terjadi di sekitar mereka, seperti masalah dalam pernikahan orang tua, kepindahan atau perubahan sekolah, atau bahkan peristiwa yang mereka dengar di berita. Ketika seorang anak merasakan beban dari peristiwa-peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, dia bisa menjadi sangat berkaca-kaca.
Anak-anak yang stres akan membutuhkan bantuan orang tua untuk mengubah suasana lingkungan. Mengurangi keadaan stres dapat membantu mereka mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
Anak-anak yang lebih besar dapat memanfaatkan keterampilan belajar untuk mengelola stres mereka. Dari latihan pernapasan dalam dan meditasi, hingga aktivitas olahraga dan rekreasi, aktivitas pengurangan stres yang sehat akan membantu anak mendapatkan kendali yang lebih baik atas emosinya.
4. Ingin perhatianSebagian anak merasa bahwa menangis adalah cara yang bagus untuk mendapatkan perhatian orang tua. Jadi, dengan mengatakan 'berhenti menangis' atau 'kenapa kamu menangis?' bisa mendorong kemarahan anak jadi berlanjut.
Cara menyikapinya, bila memungkinkan abaikan perilaku mencari perhatian tersebut. Hindari kontak mata dan jangan melakukan percakapan apa pun ketika anak mencari perhatian. Dia akan melihat bahwa itu tidak menyenangkan untuk melampiaskan amarah atau berteriak keras ketika dia tidak memiliki audiensi yang memperhatikannya.
Tunjukkan pada anak bahwa ia dapat menarik perhatian kita dengan bermain dengan baik, menggunakan kata-kata ramah, dan mengikuti aturan. Berikan pujian yang sering untuk perilaku baiknya jadi dia tidak akan mencoba dan menggunakan air mata untuk menarik perhatian kita.
Selain itu, berikan anak dosis perhatian positif yang teratur. Sisihkan beberapa menit setiap hari untuk bermain bersamanya. Anak akan cenderung menangis untuk perhatian jika orang tua kurang meluangkan waktu untuknya.
5. Ingin sesuatuAnak kecil tidak mengerti perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Jadi ketika menginginkan sesuatu, mereka sering menyatakan bahwa mereka membutuhkannya sekarang.
Ketika kita menyerah setelah kita mengatakan tidak, baik karena merasa bersalah atau merasa tidak tahan mendengar tangisannya, berarti kita mengajarinya bahwa dia bisa menggunakan air mata untuk mendapat yang dia mau.
Jadi, meskipun penting untuk menunjukkan empati, jangan biarkan air matanya mengubah perilaku kita. Lebih baik ajari anak secara proaktif cara yang pantas secara sosial untuk menangani perasaannya ketika dia tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
6. Menolak melakukan sesuatuKetika anak benar-benar tidak ingin melakukan sesuatu, seperti menyimpan mainannya atau menolak tidur, dia mungkin akan menangis. Air matanya bisa saja tulus, tapi bisa juga sebagai pengalihan.
Bunda mungkin bisa sedikit memberi peringatan pada anak dengan menguraikan konsekuensi jika ia tidak patuh. Misal seperti 'Kalau kamu tidak membereskan mainanmu sekarang, setelah makan siang Bunda tidak akan menemani kamu bermain lagi,'.
Penting untuk mengajari anak bahwa meskipun ia merasa sedih atau marah, ia masih bisa mengikuti aturan. Setiap kali anak marah karena menolak melakukan sesuatu, itu adalah kesempatan untuk membantunya belajar mengambil tindakan positif bahkan ketika ia merasa sedang tidak baik.
Simak juga tips agar Bunda tidak menangis saat mengupas bawang dalam video ini:
(yun/muf)