parenting
5 Kebiasaan Sepele yang Harus Dihindari Saat Memberi Anak Makan
Minggu, 09 Feb 2020 14:15 WIB
Jakarta -
Anak-anak punya kebiasaan makan yang buruk? Misalnya, tidak mau makan sayur, tidak mau makan makanan berat, atau trauma pada makanan? Bisa jadi, ini salah satu dampak dari kesalahan yang dilakukan Bunda dan Ayah ketika memberi makan anak.
Waktu makan seharusnya menjadi suasana yang menyenangkan. Sehingga, anak bisa makan dengan perasaan yang senang. Salah satu kesalahan yang paling umum dilakukan adalah memaksa anak untuk makan. Ini malah akan memberi dampak buruk lho untuk anak.
Apa saja kesalahan umum lainnya? Dirangkum dari Parents dan Cooking Light, ini 5 kesalahan umum orang tua ketika memberi makan anak.
1. Memaksa anak
Memaksa anak untuk makan bukanlah kebiasaan yang baik. Bunda dan anak akan sama-sama kesal. Nantinya malah anak tidak menyukai makan dan waktu makan.
"Bahkan jika anak-anak mengambil makanannya, mereka cenderung akan menghindari makanan ketika ada kesempatan," kata Ellyn Satter, R.D., seorang ahli gizi keluarga.
Jangan memaksa anak dengan sikap yang keras kalau dia tidak mau makan. Tenangkan diri dulu sebentar. Kemudian, coba lagi ajak dia makan dengan sikap yang bahagia dan positif.
2. Hanya menyediakan makanan yang diminta anak
Banyak orang tua terjebak dalam situasi ini ketika anak mereka memilih-milih makanan. Bunda mungkin khawatir anak akan kelaparan dan ini akan mengganggu tumbuh kembangnya. Jadi, Bunda memenuhi permintaan anak.
Namun, ternyata menyediakan makanan sesuai permintaan anak adalah kebiasaan yang salah, Bun. Anak nantinya akan kebiasaan memilih-milih makanan.
3. Mudah menyerah
Jangan berpikir bahwa kalau anak menolak makanan satu kali, berarti dia tidak suka. Bunda butuh waktu sekitar 20 kali untuk mengenalkan makanan ke anak supaya mereka bisa menerimanya.
Supaya anak mau menerima makanan itu, Bunda perlu sering menyediakannya dalam menu makan. Dengan begitu, seiring waktu anak akan terbiasa.
4. Memberi contoh yang buruk
Seperti yang kita ketahui, anak akan mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama Bunda dan Ayah. Kalau Bunda tidak memiliki pola makan yang benar, tidak suka sayur, dan pilih-pilih makanan, anak akan meniru perilaku ini.
Orang tua yang mengonsumsi makanan bergizi dalam suasana bahagia, jauh lebih mungkin memiliki anak yang punya kebiasaan makan sehat. Makan bersama anak juga dapat meningkatkan kebiasaan baik terhadap makanan lho.
5. Memberi makanan ringan dan jus berlebihan
Beberapa anak tidak berhenti memakan camilan seperti kue kering, biskuit, dan meminum jus kemasan. Kebiasaan ini tidak akan membantu anak punya kebiasaan makan yang sehat karena perutnya sudah terisi penuh oleh camilan. Anak tidak akan lapar ketika waktu makan tiba.
Namun, bukan berarti Bunda harus melarang anak mengonsumsi camilan ya. Menurut Bryan Vartabedian, ahli gastronomi anak, camilan merupakan alternatif bagi orang tua untuk memberikan nutrisi tambahan dan mengenalkan rasa baru kepada anak.
"Orang tua harus melihat camilan sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan alternatif nutrisi atau rasa baru," kata Vartabedian.
Bunda, ini ikan pengganti salmon yang bagus untuk MPASI si kecil. Lihat di video berikut ya.
(sih/rap)
Waktu makan seharusnya menjadi suasana yang menyenangkan. Sehingga, anak bisa makan dengan perasaan yang senang. Salah satu kesalahan yang paling umum dilakukan adalah memaksa anak untuk makan. Ini malah akan memberi dampak buruk lho untuk anak.
Apa saja kesalahan umum lainnya? Dirangkum dari Parents dan Cooking Light, ini 5 kesalahan umum orang tua ketika memberi makan anak.
1. Memaksa anak
Memaksa anak untuk makan bukanlah kebiasaan yang baik. Bunda dan anak akan sama-sama kesal. Nantinya malah anak tidak menyukai makan dan waktu makan.
"Bahkan jika anak-anak mengambil makanannya, mereka cenderung akan menghindari makanan ketika ada kesempatan," kata Ellyn Satter, R.D., seorang ahli gizi keluarga.
Jangan memaksa anak dengan sikap yang keras kalau dia tidak mau makan. Tenangkan diri dulu sebentar. Kemudian, coba lagi ajak dia makan dengan sikap yang bahagia dan positif.
2. Hanya menyediakan makanan yang diminta anak
Banyak orang tua terjebak dalam situasi ini ketika anak mereka memilih-milih makanan. Bunda mungkin khawatir anak akan kelaparan dan ini akan mengganggu tumbuh kembangnya. Jadi, Bunda memenuhi permintaan anak.
Namun, ternyata menyediakan makanan sesuai permintaan anak adalah kebiasaan yang salah, Bun. Anak nantinya akan kebiasaan memilih-milih makanan.
3. Mudah menyerah
Jangan berpikir bahwa kalau anak menolak makanan satu kali, berarti dia tidak suka. Bunda butuh waktu sekitar 20 kali untuk mengenalkan makanan ke anak supaya mereka bisa menerimanya.
Supaya anak mau menerima makanan itu, Bunda perlu sering menyediakannya dalam menu makan. Dengan begitu, seiring waktu anak akan terbiasa.
![]() |
4. Memberi contoh yang buruk
Seperti yang kita ketahui, anak akan mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama Bunda dan Ayah. Kalau Bunda tidak memiliki pola makan yang benar, tidak suka sayur, dan pilih-pilih makanan, anak akan meniru perilaku ini.
Orang tua yang mengonsumsi makanan bergizi dalam suasana bahagia, jauh lebih mungkin memiliki anak yang punya kebiasaan makan sehat. Makan bersama anak juga dapat meningkatkan kebiasaan baik terhadap makanan lho.
5. Memberi makanan ringan dan jus berlebihan
Beberapa anak tidak berhenti memakan camilan seperti kue kering, biskuit, dan meminum jus kemasan. Kebiasaan ini tidak akan membantu anak punya kebiasaan makan yang sehat karena perutnya sudah terisi penuh oleh camilan. Anak tidak akan lapar ketika waktu makan tiba.
Namun, bukan berarti Bunda harus melarang anak mengonsumsi camilan ya. Menurut Bryan Vartabedian, ahli gastronomi anak, camilan merupakan alternatif bagi orang tua untuk memberikan nutrisi tambahan dan mengenalkan rasa baru kepada anak.
"Orang tua harus melihat camilan sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan alternatif nutrisi atau rasa baru," kata Vartabedian.
Bunda, ini ikan pengganti salmon yang bagus untuk MPASI si kecil. Lihat di video berikut ya.
(sih/rap)