
trending
Trauma Alami Pelecehan Seks oleh Guru, Anak Malah Dituntut Jadi Juara Kelas
HaiBunda
Sabtu, 01 Feb 2020 15:04 WIB

Pelecehan seksual memang bisa terjadi di mana saja, Bun. Seorang bocah perempuan kelas 4 SD harus menjadi korban perkosaan guru kelasnya sendiri.
Kisah ini dibagikan psikolog anak dan remaja Novita Tandry di akun Facebook miliknya. Novita mengungkapkan jika sang anak menjadi korban pelecehan seksual selama dua tahun.
"CH (korban) selama dua tahun ini sejak usia 8 tahun diperkosa dari anal dan vagina! Oleh guru kelasnya yg merupakan wali kelasnya sendiri!," tulis Novita.
Kejadian memilukan ini bahkan terjadi di rumah korban. Lebih mengagetkan lagi disaksikan oleh pengasuhnya.
Orang tua anak tersebut ternyata telah mengetahui kejadian ini. Mereka mengetahui bukan dari anaknya, melainkan teman baik sang anak yang bercerita ke orang tuanya.
![]() |
Dua tahun terakhir, prestasi sang anak memang mulai menurun, Bun. Kedua orang tua anak ini kemudian meminta bantuan psikolog untuk membantu mengembalikan prestasi akademik anaknya alias bisa juara lagi.
Meski telah mengetahui pelecehan seksual yang dialami sang putri, mereka memilih fokus dengan prestasi akademis korban yang turun. Mereka seolah mengabaikan trauma anaknya sambil tetap menuntut untuk menjadi juara kelas.
Saat ditanya kenapa? Mereka berkilah pelaku pelecehan sudah tidak berhubungan lagi dengan anaknya dan peristiwa itu terjadi saat putrinya masih kecil.
"Kan gurunya sudah saya pecat, sudah pindah sekolah, masih kecil kok waktu kejadiannya. Kita mau fokus ketemu psikolog supaya bisa bikin anak saya juara lagi," demikian kata orang tua korban seperti yang ditulis Novita.
Korban tidak berani menceritakan pelecehan seksual yang diterimanya karena takut dengan orang tua. Selain itu, ayah dan ibunya sibuk bekerja dan selalu pulang malam.
Kini, kondisi anak perempuan ini telah membaik, Bun. Meskipun dia masih trauma dan kerap dihantui mantan guru yang menjadi predator seks.
"Mulai berangsur tenang dan pelan2 bisa fokus, tapi PTSD (post traumatic stress disorder) yang dialami masih terkadang menghantui pada saat bertemu dengan orang yang mirip dengan mantan gurunya yang predator seks," tulis Novita.
![]() |
Menyinggung soal ini, Novita memang menekankan pentingnya komunikasi orang tua dan anak. Dalam kasus tersebut, anak tidak diberi kesempatan bicara karena takut dimarahi orang tuanya, Bun.
"Bagaimana anak bisa terbuka jika dia tidak punya kesempatan untuk ngobrol. Apa-apa dimarahi. Kalau ngomong apapun, misalnya dimaki dan dimarahi, " kata Novita saat dihubungi HaiBunda.
"Jadi males banget enggak sih. 'Kamu sih nilainya begitu', anak jadi takut," sambungnya.
Orang tua sekarang juga tidak memiliki waktu luang untuk bersama anak karena kesibukan. Menurut Novita, padahal waktu yang begitu sedikit bisa dihabiskan bersama anak.
Baca Juga : Bun, Ini Lho Manfaat Menemani si Kecil Bermain |
Selain komunikasi, paling penting memang mengajarkan anak tentang pendidikan seks sedini mungkin, Bun. Jangan lupa juga untuk memberikan contoh perilaku yang baik.
"Kamu mau ajarkan anak sampai berbusa, kalau tidak memperlihatkan contoh perilaku dan teladan, ya sudah malah lebih parah," pungkas Novita.
Simak juga alasan agar orang tua tidak memarahi anak di depan umum pada video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Viral Dugaan Pelecehan Karyawan Kawan Lama Group, Kronologi Diungkap Suami Korban

Trending
Kisah Pilu Bocah 4 SD Jadi Korban Pelecehan Seks Guru, Trauma Berat

Trending
Belajar dari Kisah Viral Penyesalan Anak Tak Balas Chat Ayah

Trending
Reaksi Adik Saat Kakaknya Dimarahi Ibu Ini Super Menggemaskan

Trending
Ajak Anak Belanja, Jangan Salah Gandeng Seperti Bapak Ini Ya


10 Foto
Trending
Potret Malea Emma, Anak Indonesia Bersuara Merdu yang Viral di AS
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda