Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Gejala DBD pada Anak, Ada 3 Fase yang Penting Diketahui oleh Bunda

Maya Sofia   |   HaiBunda

Rabu, 08 Apr 2020 13:16 WIB

Bunda tahukah kalau ada tiga fase penting saat seseorang mengalami gejala demam berdarah dengue (DBD). Yuk simak selengkapnya di sini.
Ilustrasi anak demam/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Bunda tahukah kalau di tengah pandemi corona yang terjadi saat ini, pemerintah meminta masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah dengue (DBD). Juru Bicara Pemerintah Terkait COVID-19 Achmad Yurianto menuturkan bahwa penyakit DBD muncul pada tahapan pancaroba.

"Pada bulan-bulan ini secara klasik kita masuk pada tahapan pancaroba di mana gambar yang klasik dari episode ini adalah munculnya penyakit demam berdarah," ujarnya dikutip dari channel YouTube BNPB, Minggu (5/4/2020).


Agar jumlah kesakitan dan kematian tidak bertambah, ia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing. Nah, terkait DBD ini ada tiga fase yang biasanya terjadi saat seseorang mengalami gejala penyakit.

Berikut selengkapnya dikutip dari web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (7/4/2020).

1. Fase demam

Fase ini biasanya ditandai dengan demam yang mendadak tinggi terus-menerus. Kemudian disertai nyeri kepala, nyeri pada otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada kulit khususnya kulit wajah. Adapun gejala lain seperti nafsu makan yang berkurang, mual dan muntah juga sering ditemukan.

"Pada fase ini sulit dibedakan antara penyakit bukan dengue, maupun antara penyakit dengue berat dan yang tidak berat," tulis IDAI.

Apabila diperiksa di laboratorium darah biasanya terjadi penurunan jumlah sel darah putih. Kemudian pada awal, jumlah trombosit dan hematrokit sering kali masih dalam batas normal.

"Fase ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari."

2. Fase kritis

Sementara itu fase kritis umumnya terjadi paling sering pada hari ke-4 hingga hari ke-6. Namun dapat juga terjadi lebih awal pada hari ke-3 atau bahkan lebih lambat pada hari ke7 sejak dari mulai sakit demam. Nah, pada fase ini terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler sehingga akan terjadi perembesan plasma sehingga darah menjadi kental.

"Apabila tidak mendapat terapi cairan yang memadai, dapat menyebabkan syok sampai kematian," tulis IDAI.

Pada fase ini juga sering disertai tanda bahaya berupa muntah yang terus-menerus, nyeri perut, perdarahan pada kulit, dari hidung, gusi, sampai terjadi muntah darah dan buang air besar berdarah.

Selain itu pada fase kritis juga dapat ditemukan badan dingin, utamanya pada ujung lengan dan kaki sebagai tanda syok. Pada fase ini juga penderita DBD tampak lemas bahkan sampai terjadi penurunan kesadaran.

"Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan jumlah trombosit yang disertai peningkatan nilai hematokrit yang nyata."

Hal yang patut diwaspadai juga Bun bahwa pada fase kritis bisa terjadi suhu tubuh mulai mengalami penurunan sampai mendekati batas normal (defervescence). Hal ini yang sering menyebabkan terlambatnya orang berobat, karena menganggap bila suhu tubuh mulai turun berarti penyakit akan mengalami penyembuhan.

"Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler akan menunjukkan perbaikan klinis menuju kesembuhan," lanjut IDAI.

3. Fase pemulihan

Terakhir adalah fase pemulihan di mana pada fase ini biasanya berlangsung dalam waktu 48 - 72 jam yang ditandai oleh perbaikan keadaan umum, nafsu makan pulih, anak tampak lebih ceria, dan pengeluaran air kemih (diuresis) cukup atau lebih banyak dari biasanya.

Semoga informasinya membantu ya, Bun.


Simak juga pencegahan DBD dengan 3M dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda