Jakarta -
Kebanyakan orang tua meyakini, memuji kecerdasan anak bisa membangun kepercayaan dirinya, serta memotivasi buat belajar. Tapi, keseringan memuji anak pintar malah bisa meningkatkan kemungkinan anak berbuat curang, Bunda.
Psikolog Stanford Carol S. Dweck menemukan dalam penelitiannya, pujian berhubungan erat dengan bagaimana anak-anak melihat kecerdasannya. Apabila dipuji sebagai anak cerdas terus-menerus, anak akan mengembangkan pola pikir permanen.
Dweck juga membuktikan pujian memengaruhi
prestasi siswa. Anak-anak yang dipuji cerdas jadi berpikir bahwa kecerdasan itu sifat bawaan. Berbeda yang dipuji karena usahanya yang berpikir sesuatu bisa dikembangkan dengan bekerja.
"Studi yang dilakukan pada kecurangan di sekolah membuktikan bahwa para siswa sekarang lebih sering curang untuk mendapatkan nilai yang tinggi daripada generasi sebelumnya," kata Jessica Joel Alexander, peneliti bidang kebudayaan berkebangsaan Amerika, dan Iben Dissing Sandhal, pelatih bersertifikasi serta psikoterapis naratif berlisensi, dalam buku
The Danish Way of Parenting.
Ini bisa dijadikan refleksi dari meningkatnya tekanan untuk berprestasi. Dan ini terjadi pada anak yang memiliki pola pikir permanen.
Anak belajar/ Foto: Getty Images/Phynart Studio |
Memuji siswa karena kecerdasan bukan memberi motivasi atau ketangguhan dalam meraih sukses, Bunda. Alexander mengatakan, cara tersebut justru memberi pola pikir permanen yang penuh kerapuhan.
Terkait pujian ke anak, baiknya enggak sembarang memuji, Bunda. Diungkapkan psikolog anak dari Mentari Anakku, Firesta Farizal yang akrab disapa Eta, memuji anak jangan sekadar bilang dia hebat atau pintar saja, Bun. Jadi, kita perlu bilang kenapa sih dia dipuji hebat?
Contohnya ketika anak bisa bangun tidur sendiri, padahal kemarin masih harus Bunda bangunkan. Dengan begini, anak tahu proses apa yang dihargai dan diakui orang tua, lalu membuat dia dipuji.
Kalau kita cuma bilang, 'Wah, kamu pintar banget, Kak' tanpa disertai apa yang membuat dia kita anggap pintar, kata Eta,
pujian tersebut enggak ada artinya. Kemudian, saat memuji jangan menambahkan hal lain.
Eta mencontohkan, "Ketika orang tua memuji anak karena mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Cukup katakan, 'Wah Kakak hebat banget mau bantu bunda beres-beres rumah,'. Enggak perlu ditambahkan 'Coba dari kemarin-kemarin kakak enggak malas kayak gini, bunda kan terbantu banget,'."
Bunda, simak juga cara Lenna Tan sebagai
single mother yang mendidik anak semata wayangnya, dalam video
Intimate Interview berikut ini:
(muf/muf)