HaiBunda

PARENTING

Menyesal Luar Biasa Setelah Memarahi Anak? Wajar Kok, Bunda

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 22 Jun 2020 13:42 WIB
Menyesal Luar Biasa Setelah Memarahi Anak? Wajar Kok, Bunda/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Ketika anak melakukan sebuah kesalahan, sementara orang tua sedang sibuk atau kelelahan, emosi biasanya akan lebih mudah memuncak. Akibatnya, tanpa disadari memarahi dan berteriak pun dilakukan pada anak.

Sesudahnya, biasanya Bunda akan merasa bersalah luar biasa dan bahkan ikut menangis. Secara psikis, ini sebenarnya hal yang sangat wajar.

Menurut psikolog klinis Laura Markham, PhD, Bunda perlu memahami dulu reaksi anak yang ketakutan saat dimarahi. "Bayangkan orang yang dianggap anak sebagai sumber cinta dan tempat berlindungnya, justru berteriak-teriak. Ini tentu sangat menakutkan baginya," tutur Markham, seperti dikutip dari Psychology Today.


Orang tua pun perlu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan ekspresi kemarahan, guna meminimalkan dampaknya. Baik bagi psikis orang tua itu sendiri, serta utamanya psikis anak.

Psikolog klinis Danu Basu, PsyD, menyebutkan bahwa rasa bersalah dan menyesal karena tidak bisa tenang serta mengendalikan emosi sendiri bisa memicu stres.

"Rasa bersalah itu menunjukkan moralitas kita sendiri sebagai orang tua. Ini pertanda bahwa kita dapat mengakui kesalahan dan keputusan kita yang buruk. Diharapkan ini bisa menjadi pelajaran supaya tidak terulang kembali," ujar Basu, dilansir Motherly.

Ilustrasi memarahi anak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes)

Supaya Bunda lebih bisa mengendalikan emosi, cobalah untuk tetap tenang dan berpikir bijak kala menghadapi perilaku anak. Pengendalian emosi ini penting terutama saat tubuh sedang tegang, denyut nadi berdetak kencang, dan pernapasan menjadi lebih cepat.

"Jika perlu, pergi sejenak dari anak untuk mengendalikan emosi. Misalnya dengan mencuci muka atau menarik napas dalam. Sebisa mungkin hindari marah berulang karena penyesalan akan datang kembali nantinya. Apalagi jika hukuman fisik sampai dilakukan," pesan Markham.

Bunda juga bisa sambil menghitung mundur dari angka 10 misalnya, untuk membantu menenangkan diri supaya tidak marah berlebihan. Menunjukkan pengendalian emosi yang baik juga bisa menjadi contoh untuk anak.

Ia akan belajar bahwa tetap tenang adalah sesuatu yang patut dipelajari. Lain halnya jika Bunda terbiasa berteriak-teriak, ini justru mudah ditiru oleh anak dan membuatnya juga mudah meledak-ledak saat marah.

Simak juga tips jadi Bunda yang tidak gampang marah dalam video berikut:



(som/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Cinta Laura Masak hingga Asyik Ulek Sambel Tuai Sorotan, Ini Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

5 Fakta Surat Edaran Ortu Tak Bisa Tuntut MBG: Timbulkan Protes Hingga Akhirnya Dicabut

Parenting Annisa Karnesyia

Psikolog Stanford Ungkap Cara agar Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi

Parenting Nadhifa Fitrina

Ketahui Melahirkan secara Operasi Caesar Sekaligus Sterilisasi, Amankah?

Kehamilan Melly Febrida

Infeksi Cacingan pada Anak: Penyebab, Gejala & Cara Mengatasi

Parenting Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Kedekatan Irish Bella dan Kedua Putri Sambung yang Kuliah Kedokteran

Psikolog Stanford Ungkap Cara agar Anak Punya Kecerdasan Emosional Tinggi

Ezzar Raditya Resmi Jadi Anak UI, Tampil Keren Pakai Jaket Almamater

5 Fakta Surat Edaran Ortu Tak Bisa Tuntut MBG: Timbulkan Protes Hingga Akhirnya Dicabut

Ketahui Melahirkan secara Operasi Caesar Sekaligus Sterilisasi, Amankah?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK