Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Tips Jelaskan Resesi pada Anak dengan Bahasa Sederhana & Mudah Dipahami

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 09 Aug 2020 09:05 WIB

ilustrasi anak dan orang tua
4 Tips Jelaskan Resesi pada Anak dengan Bahasa Sederhana & Mudah Dipahami/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Seperti yang Bunda tahu melalui berita, pandemi Corona memiliki dampak pada berbagai sektor, salah satunya ekonomi. Ya, pandemi Corona telah menyebabkan beberapa negara mengalami resesi.

Mengutip Forbes, resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan ukuran kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama.

Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis, atau irama ekspansi dan kontraksi reguler yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.

Mungkin ini terdengar tidak penting bila kita sampaikan ke anak-anak, alasannya mereka belum paham soal ini. Akan tetapi, menurut perencana keuangan Mitchell Goldberg presiden perusahaan investasi ClientFirst Strategy memberi pengetahuan tentang resesi pada anak sangat penting.

"Membuat anak-anak terperangkap dalam 'gelembung' dan membiarkan mereka mengetahui apa itu resesi untuk pertama kalinya dari info yang didapatnya sendiri adalah ide buruk," kata Mitchell Goldberg, dikutip dari Money.

Namun, ada juga lho anak-anak kritis yang bertanya langsung apa itu resesi. Mungkin mereka ikut mendengar saat Bunda dan Ayah sedang mendengarkan berita ya.

Nah, biar enggak kebingungan menjelaskan pada mereka, berikut empat tips menjelaskan resesi pada anak dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami:

1. Lihat batasan yang sehat

Aturan penting atau golden rules yang perlu Bunda ingat terlepas dari usia anak adalah bahwa anak-anak tak boleh menjadi tempat penyimpanan kecemasan finansial orang tua.

Psikoterapis dan penulis When Kids Call the Shots, Sean Grover melihat banyak anak-anak dan remaja yang dibanjiri kecemasan, karena orang tua terlambat membicarakan pengetahuan tentang keuangan khususnya resesi.

"Anak itu panik karena mereka pikir mereka mungkin harus pindah atau tidak akan mampu untuk kuliah," kata Grover.

Untuk itu, orang tua harus membuat batasan sebelum mereka berbicara dengan anak. "Jika orang tua hanya diam saja dan membuang kecemasan mereka dan tidak punya rencana, maka anak-anak akan menjadi sangat, sangat cemas atau marah," tambahnya.

2. Berikan mereka gambaran resesi

Pertanyaan pertama tentang resesi yang mungkin ditanyakan anak adalah 'Apa itu, Bagaimana resesi akan mempengaruhi saya?' Namun penting untuk membantu mereka melihat gambaran besarnya tentang resesi.

"Jelaskan dengan menggunakan contoh spesifik dari perubahan dalam kehidupan orang," kata Mary Lou Kelley, seorang psikolog klinis dan profesor di departemen psikologi Louisiana State University.

Misalnya, restoran dan salon rambut tutup, sehingga karyawan mereka mungkin kehilangan pekerjaan dan tidak dapat membayar pajak mereka saat negara sedang resesi.

Kata Kelley, Bunda dapat menunjukkan bagaimana pandemi memperburuk situasi ekonomi dan menyebabkan resesi dengan menjelaskan kepada mereka bahwa beberapa orang tidak dapat pergi bekerja karena mereka tidak memiliki pengasuhan anak (childcare), yang semakin menekan keuangan.

Melihat gambaran tentang resesi yang lebih besar juga dapat membantu mereka mengetahui bahwa mereka bukan satu-satunya yang mengalami perubahan.

"Lebih dari 20 juta orang kehilangan pekerjaan sehingga Anda harus memberi tahu anak-anak bahwa mereka tidak sendirian. Setiap anak memiliki teman yang orang tuanya diberhentikan atau di-PHK, atau yang orang tuanya menderita," kata Goldberg.

ilustrasi anak dan orang tuailustrasi anak dan orang tua/ Foto: ilustrasi/thinkstock

3. Jelaskan bagaimana hidup akan berubah saat resesi

Orang tua memiliki peran kepemimpinan. Contohkan orang tua (Bunda dan Ayah) terlebih dahulu saat menjelaskan bagaimana hidup akan berubah saat negara mengalami resesi. Misalnya, memberi tahu mereka bahwa ayah pergi ke kantor deng bersepeda demi menghemat bujet transportasi.

Kemudian Bunda dapat mengalihkan pembicaraan ke keputusan yang telah dibuat tentang apa yang akan mengubah mereka. Ingat, usia anak sangat berpengaruh dalam hal kapan dan seberapa banyak pengetahuan tentang resesi.

"Semakin tua anak-anak, semakin banyak pemberitahuan yang harus mereka dapatkan tentang perubahan dalam hidup mereka, Tetapi anak-anak yang lebih muda mungkin menjadi stres, jadi tidak apa-apa untuk menunggu," kata Goldberg.

4. Jadikan pengetahuan tentang resesi itu pelajaran

Semakin banyak anak mengerti tentang resesi sekarang, semakin mereka dapat mengatur uangnya sendiri nanti. "Terlalu banyak orang tua yang tak memberi pengetahuan anak-anak mereka tentang keuangan," kata Goldberg.

"Saat anak-anak tumbuh dan menjadi dewasa, mereka belum belajar apa pun," ujarnya.

Menjelaskan tentang resesi menjadi saat yang tepat untuk membantu anak memahami cara kerja uang dan perekonomian. Remaja seringkali cukup dewasa untuk memahami logistik siklus ekonomi, menurut Goldberg.

"Anda tidak bisa mengajari seorang anak bagaimana menjadi orang dewasa ketika mereka sudah dewasa. Anda ingin mereka menguasai dasar-dasarnya," kata Goldberg.

Simak juga video soal tips kreatif bertahan di era pandemi melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda