
parenting
Waspada Bun, Sindrom Pasca COVID-19 Bisa Dialami Segala Usia Termasuk Anak-anak
HaiBunda
Senin, 31 Jan 2022 17:50 WIB

Jakarta – Meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir seperti pengingat kembali bahwa virus ini memang masih ada ya, Bunda.
Terlebih dengan munculnya varian baru yakni Omicron juga menambah kekhawatiran. Bukan hanya menyerang saluran pernapasan, COVID-19 juga berpotensi mengakibatkan sindrom pasca COVID-19Â pada penderitanya nih, Bunda.
Nah, apa sih sindrom pasca COVID-19 itu? Dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR, dokter spesialis paru dan pernapasan di Rumah Sakit Pondok Indah, mengungkapkan, "Post-COVID syndrome adalah sejumlah masalah kesehatan atau gejala baru yang kembali muncul atau terus terjadi selama 4 minggu atau lebih sejak pertama kali seseorang terinfeksi virus COVID-19."
Meski penderita COVID-19 kebanyakan akan membaik dalam beberapa minggu setelah sakit, sebagian penderita mengalami post-COVID syndrome yang gejalanya menetap selama beberapa waktu setelah sembuh. Perlu diingat bahwa kondisi ini sangat bervariasi dan memiliki jangka waktu yang berbeda antar pasien ya, Bunda.
Dapat dialami berbagai usia
Bunda, post-COVID syndrome ternyata dapat dialami oleh penderita COVID-19 dari berbagai usia. Meski post-COVID syndrome pada usia dewasa lebih sering terjadi jika dibandingkan dengan usia anak atau remaja, anak-anak dan remaja pun tetap berisiko mengalaminya.
Suatu penelitian menunjukkan gejala jangka panjang pada anak-anak, baik yang memiliki gejala ringan atau berat termasuk multisystem inflammatory syndrome (MIS). Gejala tersebut antara lain kelelahan/fatigue, pusing, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, nyeri otot dan sendi, serta batuk.
Walau terbilang jarang, faktanya beberapa orang, terutama anak-anak dapat mengalami MIS sesaat atau segera setelah mengalami infeksi COVID-19, Bunda. MIS adalah kondisi saat berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan.
Penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. MIS merupakan kondisi serius dan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang perlu Bunda waspadai sebagai MIS adalah demam yang disertai minimal satu dari gejala berikut:
- Nyeri perut
- Kemerahan pada mata
- Diare
- Pusing atau lightheadedness
- Ruam kulit
- Muntah
Baca halaman berikutnya untuk mengetahui gejala dari post-COVID syndrome ya Bunda.
Simak juga video tentang menunda menyapih di masa pandemi di bawah ini ya:
GEJALA POST-COVID SYNDROME
ilustrasi sakit/Foto: iStock
Gejala post-COVID syndrome
Para penderita COVID-19 bisa mengalami post-COVID syndrome, baik yang mengalami gejala berat, gejala ringan, maupun yang tidak mengalami gejala. Berikut gejala-gejala dari post-COVID syndrome, Bunda:
- Sesak napas/sulit bernapas lega
- Fatigue/rasa lelah
- Gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise
- Kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog
- Batuk
- Nyeri dada/perut
- Pusing
- Rasa berdebar
- Nyeri otot/sendi
- Rasa kesemutan
- Diare
- Gangguan tidur
- Demam
- Pusing ketika berdiri/lightheadedness
- Ruam kulit
- Perubahan suasana hati
- Perubahan kemampuan indra penciuman/perasa
- Perubahan siklus menstruasi
- Rambut rontok
Penelitian Lancet yang merupakan penelitian peer-reviewed terbesar tentang post-COVID syndrome berhasil melibatkan 3.765 partisipan dari 56 negara. Hasil penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan dari University College London ini menunjukkan bahwa lebih dari 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 minggu untuk sembuh sepenuhnya. Selama sakit, partisipan mengalami rata-rata 55,9 gejala yang melibatkan 9,1 sistem organ.
Gejala yang paling sering ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, post-exertion malaise, dan gangguan kognitif. Sebanyak 85,9 partisipan mengalami kekambuhan gejala yang utamanya disebabkan oleh olahraga, aktivitas fisik atau mental, serta stres. Sedangkan sebanyak 1.700 partisipan membutuhkan pengurangan waktu kerja. Gangguan kognitif atau ingatan ditemukan di seluruh kelompok usia.
Bisa menyebabkan autoimun
Sebagian penderita COVID-19 dengan gejala berat mengalami dampak multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih lama dengan gejala yang menetap sampai beberapa bulan setelahnya.
Dampak dari multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh Bunda, seperti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak. Sedangkan kondisi autoimun terjadi ketika sistem imun Bunda mengalami kesalahan dan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, yang menyebabkan inflamasi (peradangan) atau kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh.
Cara terbaik untuk mencegah post-COVID syndrome pastinya dengan mencegah terpaparnya virus COVID-19 ya, Bunda. Untuk Bunda yang sudah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2, baiknya segera lakukan booster vaksinasi COVID-19, sehingga Bunda dapat mengurangi risiko terkena COVID-19 serta melindungi orang-orang di sekitar Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kerap Dirasakan Anak-anak, Ini 2 Gejala Baru Varian Arcturus Bun

Parenting
Waspada Bun, Omicron Mampu Bertahan Lama di Permukaan Plastik dan Kulit

Parenting
6 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Antar Si Kecil Vaksinasi COVID-19

Parenting
Apakah Varian COVID-19 Omicron akan Sebabkan Risiko Lain pada Anak?

Parenting
Sambil Menanti Vaksin Anak di Bawah 12 Tahun, Lakukan Pencegahan Ini Bunda


5 Foto
Parenting
Sarwendah & Betrand Peto Vaksin COVID Bareng, Intip Potret Keduanya Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda