Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ratusan Ribu Anak di AS Positif Corona, Dikaitkan dengan Sindrom Inflamasi

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 11 Aug 2020 13:00 WIB

Professional general medical pediatrician doctor in white uniform gown visit Asia child patient with stethoscope and tablet computer chart. Physician check up Asian kid female inpatient in hospital children ward.
Ratusan Ribu Anak di AS Positif Corona, Dikaitkan dengan Sindrom Inflamasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Pornpak Khunatorn
Jakarta -

Kasus positif Corona atau COVID-19 di Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Menurut laporan dari American Academy of Pediatrics and the Children's Hospital Association, setidaknya ada 97.000 anak di AS yang dinyatakan positif, selama dua minggu terakhir di bulan Juli 2020.

Dilansir laman The New York Times, laporan tersebut juga menjelaskan bahwa setidaknya 338.000 anak dites positif sejak pandemi dimulai. Artinya, lebih dari seperempat telah dites positif hanya dalam waktu dua minggu itu.

Laporan ini muncul saat orang tua dan para pendidik mencari solusi untuk melanjutkan sekolah di tengah kasus positif yang terus melonjak di negara ini, Bunda. Beberapa Negara bagian seperti Missouri, Oklahoma, Alaska, Nevada, Idaho, dan Montana termasuk yang persentase peningkatan infeksi anak tertinggi selama periode itu.

Namun, kota New York, New Jersey, dan Negara bagian lain di Timur Laut, memiliki persentase rendah dalam laporan ini, semenjak bulan Maret dan April, saat virus memuncak di negara itu. Bila dijumlahkan, total sudah ada 338.982 anak yang terinfeksi virus Corona di AS hingga saat ini.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa anak-anak dengan COVID-19 jarang mengalami sakit parah. Namun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyoroti tentang kaitan virus ini pada munculnya Sindrom Inflamasi Multisistem (MIS-C)pada anak, yang dikaitkan dengan warna kulit.

Sick child sleep on the bed in hospital during have a saline dripIlustrasi anak sakit/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d

CDC mengatakan bahwa dari awal Maret hingga akhir Juli, ada 570 anak muda, mulai dari bayi hingga usia 20 tahun yang masuk kategori MIS-C. Sebagian besar dinyatakan sehat sebelum sakit.

Sementara sekitar 40 persen adalah masyarakat Hispanik atau Latin, 33 persen berkulit hitam dan 13 persen berkulit putih. Di antara itu, sepuluh meninggal dan dua pertiga dirawat secara intensif.

Gejala sindrom ini berupa demam, ruam, sakit perut, bibir kebiruan, dan kelemahan otot. Gejala lain adalah jantung berdebar, syok jantung, dan kebingungan.

MIS-C memang menjadi ancaman baru di tengah pandemi Corona. Dr. Steven Kernie, kepala kedokteran pediatrik di NewYork-Presbyterian Morgan Stanley Children's Hospital, mengatakan bahwa MIS-C bisa diketahui dengan melakukan tes antibodi pada anak. Tes ini dilakukan untuk mengetahui waktu sindrom muncul.

"Jika tes antibodi positif, maka mereka telah terpapar. (Sindrom) ini muncul beberapa minggu kemudian, itu mungkin antara tiga dan enam minggu setelah mereka terpapar, tetapi kami tidak tahu persis," kata Kernie, Dilansir Health Matters.

Kernie menjelaskan, demam sebagai gejala utama berkisar antara 38 atau 39 derajat Celsius dan berlangsung selama beberapa hari. Selain itu, ada nyeri perut dan muntah yang sering terjadi, disertai ruam merah yang menyebar.

"Dalam beberapa kasus, ketika anak terinfeksi virus, mereka masih terlihat cukup sehat. Tetapi anak dengan sindrom ini terlihat lesu dan kehilangan nafsu makan. Jika anak Anda menunjukkan kombinasi dari gejala-gejala ini, segera hubungi dokter anak," ujar Kernie.

Bunda perlu tahu ya, MIS-C merupakan penyakit terpisah dari infeksi COVID-19 primer dan tidak menular. Namun, anak dengan sindrom ini kemungkinan masih memiliki infeksi COVID-19 aktif dan membuatnya menjadi menular.

"Saat mereka terkena sindrom ini, lebih dari separuh anak-anak, untungnya tidak memiliki bukti akan infeksi COVID-19 yang aktif. Jadi begitu mereka pulih, kami tidak yakin mereka menular," ucap Kernie.

[Gambas:Video Haibunda]



(ank/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda