Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Tips Mengatasi Masalah Anak Susah Makan, Bunda Perlu Tahu

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 15 Aug 2020 18:03 WIB

A cute young boy looking at the vegetables on his table while holding a piece of broccoli on his fork
Anak susah makan/Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

Bagi beberapa orang tua, frustrasi dan bingung menghadapi anak yang rewel soal makan pasti pernah dialami ya, Bunda? Hal ini pun kadang bikin Bunda khawatir bisa memengaruhi kebutuhan nutrisi buah hati.

Ternyata, di balik kebiasaan pilih-pilih makan atau picky eater pada anak ini ada alasannya lho, Bunda. Menurut sebuah tinjauan pada 2015 yang mengamati pola makan anak, kebiasaan susah makan pada anak dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari kepribadian, kontrol orang tua pada waktu makan hingga pengaruh sosial hingga pola makan ibunya.

Namun yang perlu Bunda ketahui bahwa itu adalah hal yang normal dialami oleh anak, lho. Karena itu, Bunda tidak perlu merasa khawatir berlebihan.

"Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa rewel atau pilih-pilih makan anak ini adalah hal yang normal," kata Lee Gibson, PhD, Direktur Pusat Penelitian Psikologi Klinis dan Kesehatan di Universitas Roehampton di London, dikutip dari NBC News.

Saat menghadapi anak susah makan, Bunda tidak perlu bereaksi berlebihan atau mencoba menerapkan pola makan yang ketat. Karena dengan begitu, justru membuat kegiatan makan cenderung kontraproduktif.

"Kecemasan orang tua tidak akan membantu. Lebih baik belajar dengan memberi contoh, selalu bersikap positif saat menawarkan makanan dan tunjukkan pada anak betapa Anda menyukai makanan saat Anda meminta anak untuk memakannya," ujar Lee.

Untuk mengatasi masalah kebiasaan ini, Bunda bisa menerapkan beberapa cara, yakni:

1. Hindari gangguan saat makan

Tablet, handphone dan menonton TV selama waktu makan dapat menyebabkan anak kehilangan minat dan nafsu makan, Bunda. Meskipun ini menjadi cara untuk membuatnya diam dan sibuk, namun tetap saja hal tersebut bukan cara yang tepat.

Dengan fokus pada makanan, percakapan, dan ikatan keluarga, cara ini mungkin akan lebih tepat bagi anak untuk makan. Selain itu, pastikan area makan santai dan setiap orang memiliki ruang untuk menikmati makanan masing-masing. Jika memungkinkan, gunakan booster atau temukan kursi yang sesuai untuk anak, sehingga ia bisa makan dengan nyaman.

2. Sajikan porsi makanan yang sesuai

Mungkin masalahnya bukan karena anak menolak untuk makan, Bunda. Akan tetapi porsi yang Bunda berikan terlalu banyak.

Ingat Bunda, anak tidak membutuhkan makanan sebanyak orang dewasa. Jadi, jika Bunda menaruh terlalu banyak makanan di piringnya, anak mungkin tidak akan menyelesaikannya. Ini bukan karena pilih-pilih, namun kenyang.

Portrait of sad small girl doesn't want to eat cornflakes with milk for breakfast. She is looking on her food with spoon sitting at table on white background.Ilustrasi anak makan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Alexeg84

3. Jangan membuatnya stres saat makan

Memaksa, menekan, atau meneriaki anak untuk makan tidak akan membantu memperbaiki situasi, Bunda. Saat anak menjadi kesal atau mulai menangis, keinginan makannya pun akan hilang.

4. Libatkan anak saat menyiapkan makanan

Meskipun banyak anak menyukai makanan yang sama dari hari ke hari, membuat variasi dapat menambah keseruan saat makan.

Biarkan anak membantu untuk memilih bahan makanan baru untuk dicoba. Ajak anak untuk membuat perencanaan, belanja, dan memasak makanannya. Jika anak membantu menyiapkan makanan, ia mungkin akan lebih bersemangat untuk makan.

5. Kurangi makanan dan minuman di luar waktu makan

Beberapa anak menolak makan ketika mereka terlalu banyak makan atau minum. Ini karena perutnya yang lebih kecil sehingga mudah kenyang. Dan jika anak tidak merasa lapar pada waktu makan, mereka justru cenderung tidak makan.

6. Pahami gaya makan anak

Bergantung pada gaya makannya, anak mungkin membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit makanan pada waktu yang berbeda dalam sehari. Jadi, meskipun anak mungkin akan menolak makan saat makan malam, mereka mungkin makan banyak saat sarapan atau makan siang.

Nah Bunda, seringkali niat baik yang Bunda tawarkan di meja makan berubah menjadi bumerang. Saat menolak makanan tertentu dan menekan anak untuk memakan makanan, itu justru menjadi pengalaman buruk baginya.

Lalu, mengiming-imingkan sesuatu pada anak yang menolak makanan juga hal yang tidak tepat. Misalnya, 'dua suap lagi ya sayurnya, habis itu boleh makan puding sebagai penutup'.

"Itu membuat makanan penutup menjadi berharga dan sayurnya tidak berharga. Cara itu tidak mengajarkan bahwa dia perlu makan sayur," kata Dina Rose, PhD, seorang sosiolog dan penulis It's Not About the Broccoli.

Perlu untuk diketahui, anak-anak masih belajar dan mengembangkan preferensi rasa makanan sampai sekitar usia 5 tahun. "Saat anak menjadi lebih stabil, pikiran dan evaluasinya tentang makanan tersebut pun juga mulai lebih cair dan menjadi stabil," ujarnya.

Bunda, simak juga dampak buruk memberi makan anak sambil jalan-jalan dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda