Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tips Atasi Anak Mengalami Sensory Meltdown, Bunda Perlu Tahu

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 27 Nov 2020 20:37 WIB

A mother holding a crying toddler daughter indoors in kitchen when cooking.
5 Tips Atasi Anak Mengalami Sensory Meltdown, Bunda Perlu Tahu/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint

Tak terasa sudah jalan 7 bulan kita dan keluarga berjuang menghadapi pandemi Corona ya, Bunda. Dengan keluarga yang terkurung bersama di rumah selama hari-hari COVID, anak-anak tampaknya mengalami lebih banyak krisis daripada sebelumnya, salah satunya sensory meltdown.

Sensory meltdown adalah reaksi berlebih anak saat tak mampu menerima infromasi sensori karena punya masalah sensori.

Ditambah, sesuai dengan catatan KPAI bahwa selama pembelajaran jarak jauh membuat anak rentan menjadi korban kekerasan orang tuanya. Jelas, itu hanya membuat anak semakin marah, menangis.

Sekilas sensory meltdown ini mirip dengan tantrum apa bedanya? Bunda bisa lihat infografis berikut ini:

bedanya tantrum dan sensorybedanya tantrum dan sensory/ Foto: Infografis

Nah, bagaimana cara mengatasinya? Berikut tips mengatasi anak mengalami sensory meltdown. Klik next untuk melihat halaman selanjutnya.

Banner Elon MuskBanner Elon Musk/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Simak juga hal yang ditakutkan Chua 'Kotak' saat mendidik anak di era digital:

[Gambas:Video Haibunda]



Tetap tenang di depan anak saat Bunda mendisiplinkannya

Cute toddler girl crying over white, Studio shot. High resolution image taken with Hasselblad H5D 50c and developed from raw

5 Tips Atasi Anak Mengalami Sensory Meltdown, Bunda Perlu Tahu/ Foto: iStock

Menurut seorang terapis keluarga Marilyn Wedge, Ph.D., ketika anak meltdown maka disiplinkan lah anak dengan tenang. Jangan disiplinkan anak dengan amarah.

Yang terpenting, jangan membentak anak. Seorang anak merasa tidak enak dan bingung ketika orang tua berteriak padanya. Disiplin paling efektif jika orang tua tetap tenang.

2. Bersikaplah konsisten tentang disiplin

Tindak lanjuti saat Bunda telah membuat konsekuensi. Jangan membuat konsekuensi apa pun yang tidak ingin Bunda lakukan. Konsekuensinya harus mengikuti perilaku buruk tersebut secepat mungkin. Misalnya, "Kamu memukul kakakmu, jadi kamu kehilangan acara nonton TV malam ini."

Berikan konsekuensi yang masuk akal, yang bisa Bunda nilai jika mereka (anak) dapat menerimanya.

Hargai perilaku positif dengan stiker reward

A mother holding a crying toddler daughter indoors in kitchen when cooking.

5 Tips Atasi Anak Mengalami Sensory Meltdown, Bunda Perlu Tahu/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint

Jika anak memiliki perilaku baik yang telah Bunda targetkan untuk diubah, berikan hadiah kepada anak dengan stiker di kalender. Misalnya, jika anak mendapat tiga atau empat stiker selama seminggu, maka pada hari Sabtu, ia mendapat hadiah istimewa, misalnya beli buku,

"Gunakan metode ini untuk membantu anak Anda bersiap-siap ke sekolah tepat waktu, pergi tidur dengan tenang sebelum tidur, dan lainnya," kata Wedge, dikutip dari Psychology Today.

4. Gunakan aturan hitungan mundur dari 3

Jika anak Bunda mengalami meltdown, mengamuk atau bertingkah laku dengan cara lain, hitunglah sampai tiga dengan tenang dan tegas, lalu ucapkan konsekuensi.

Kata Wedge, "Misalnya orang tua mungkin berkata, 'Tolong ambilkan mainanmu. Saya akan menghitung sampai tiga. Jika kamu belum melakukannya sampai saya menghitung sampai tiga, kamu akan kehilangan hak istimewa televisi (atau video game) untuk sisa hari itu,'" ujarnya.

5. Jangan menyerah pada amukan anak saat mengalami meltdown

Tunjukkan pada anak bahwa amukan atau tangisan tidak akan membuatnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Jangan lupa untuk selalu konsisten dan tenang.

"Anda mungkin, 'Saya sudah mencoba beberapa strategi ini, dan tidak berhasil.' Dugaan saya adalah Anda tidak menggunakannya secara konsisten dan tenang. Coba pikirkan sebelumnya apa yang akan Anda lakukan ketika anak Anda mengalami kehancuran berikutnya. Kemudian tindak lanjuti. Anda akan menemukan bahwa mereka bekerja dengan ajaib," kata Wedge


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda