Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Orang Tak Butuh Vaksin Asal Gaya Hidup Sehat? Cek Faktanya Bun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 31 Oct 2020 13:05 WIB

Asian little girl and her mother enjoying free time at home in the living room, practicing yoga together.
[BNPB 31 Okt] Benarkah Orang Tak Butuh Vaksin Asal Gaya Hidup Sehat? Cek Faktanya Bun/ Foto: Getty Images/staticnak1983
Jakarta -

Di masa pandemi COVID-19 membuat semua orang lebih aware, perhatian dengan kesehatannya. Selain tentunya menerapkan protokol kesehatan, setiap orang kini juga perhatikan gaya hidupnya.

Pertanyaannya, apakah dengan menerapkan gaya hidup sehat, apakah orang nantinya tak perlu vaksin? Kenyataannya, tidak seperti itu, Bunda. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari sepuluh ancaman kesehatan global adalah keraguan orang atas vaksin.

Artinya, hanya menerapkan gaya hidup sehat saja tanpa vaksin itu mitos yang perlu diluruskan. Windhi Kresnawati, dokter spesialis anak dari Yayasan Orangtua Peduli menyebutkan beredarnya mitos memang menjadi hambatan program vaksinasi sejak dulu.

Windhi membenarkan gaya hidup sehat adalah kebiasaan baik. Namun ia mengingatkan, cara ini belum cukup ampuh untuk mencegah infeksi penyakit tertentu.

Fakta soal anggapan ini bisa kita lihat di Amerika Serikat. Saat ditemukan vaksin campak di AS pada 1963, penyakit ini berangsur-angsur hilang. Bahkan pada 1974, pemerintah AS menyatakan bahwa mereka bebas campak.

Yang perlu digaris bawahi, pola dan gaya hidup warga AS sejak tahun 1963 hingga 1974 tidak ada perubahan. Artinya, peran terbesar atas hilangnya campak di AS adalah imunisasi atau vaksinasi. Bukan semata-mata gaya hidup yang sehat.

Kondisi ini mulai berubah saat di AS mulai muncul sekte atau kelompok masyarakat yang meragukan vaksin MMR (campak, beguk, rubella). Lalu diikuti dengan semakin banyak orang ragu terhadap peran vaksin campak.

"Akibatnya, tahun 2018 Amerika Serikat kembali mengalami wabah campak. Ini disebabkan banyak pendatang dari negara lain yang tidak vaksin dan refuse vaksinasi tinggi," ujar Windhi.

Lalu, beredar pula mitos bahwa vaksin tidak membawa perubahan, orang dewasa bahkan anak yang imunisasi tetap saja sakit.

Menjawab hal itu, Windhi menjelaskan bahwa bila pun mengalami sakit, tingkat keparahan yang dialami pasien imunisasi sangat ringan. Anak-anak yang diimunisasi, bila sakit, akan terhindar dari kecacatan dan kematian.

"Dan jangan lupa, kalau Anda tidak diimunisasi dan Anda tidak sakit, berterimakasihlah kepada orang yang diimunisasi. Karena itulah herd immunity. Ketika kita berada di tengah orang-orang yang sehat, kita tidak terjangkit penyakit," ujar Windhi.

Selain vaksin, yuk, selalu #ingatpesanbunda atau #ingatpesanibu, untuk #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun.

Simak juga efek samping vaksin melalui penjelasan dokter di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda