Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Menjaga Gaya Hidup Sehat Tanpa Vaksin Bisa Cegah Virus? Ketahui Faktanya

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Sabtu, 14 Nov 2020 14:16 WIB

ilustrasi anak dan ibu senam
Ibu dan anak senam/Foto: thinkstock
Jakarta -

Sejak pandemi corona atau COVID-19 melanda dunia, selain menerapkan protokol kesehatan, semua orang semakin peduli menjaga kesehatan dan gaya hidup sehat. Ini dilakukan supaya tubuh tidak tertular virus.

Gaya hidup sehat, seperti olahraga secara rutin, tidur atau istirahat cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Nah, ketika kekebalan tubuh baik, tubuh bisa menangkal virus yang menyerang.

Namun apakah hanya dengan menjaga gaya hidup sehat, orang jadi tak perlu vaksin? Jawabannya, tetap perlu vaksin, Bunda.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa satu dari 10 ancaman kesehatan global akibat orang ragu pada vaksin. Artinya, selain menjaga gaya hidup sehat, peran vaksin sangat penting untuk mencegah penularan virus.

Dokter spesialis anak dari Yayasan Orangtua Peduli, Windhi Kresnawati mengakui bahwa gaya hidup sehat merupakan kebiasaan yang baik. Namun, tak cukup untuk mencegah infeksi penyakit tertentu, sehingga vaksin tetap diperlukan.

Sebagai contoh kasus campak yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Saat negara itu menemukan vaksin campak pada 1963, penyakit campak berangsur-angsur hilang. Bahkan pada 1974, AS sudah bebas campak.

Yang perlu diketahui bahwa selama rentang waktu 11 tahun tersebut, ternyata pola dan gaya hidup warga AS tidak berubah. Ini menunjukkan bahwa vaksin atau imunisasi yang menjadi kunci penting hilangnya campak di negara tersebut.

Sayangnya, munculnya sekte atau kelompok masyarakat yang meragukan vaksin campak, gondong, dan rubella (MMR) di AS beberapa tahun lalu, menyebabkan negara itu kembali diserang wabah campak pada 2018.

"Ini disebabkan banyak pendatang dari negara lain, yang tidak vaksin, dan refuse (menolak) vaksinasi (jumlahnya) tinggi," kata Windhi.

Di samping itu, beredar mitos yang menyatakan bahwa vaksin tidak membawa perubahan, orang dewasa maupun anak yang diimunisasi tetap sakit.

Soal ini, Windhi menjelaskan, meski orang yang telah diimunisasi mengalami sakit, namun level keparahannya sangat ringan, Bunda. Anak-anak yang telah diimunisasi, jika sakit pun akan terhindar dari kecacatan, atau kematian.

"Jangan lupa, kalau Anda tidak diimunisasi dan Anda tidak sakit, berterimakasihlah kepada orang yang diimunisasi karena itulah herd immunity. Ketika kita berada di tengah orang-orang yangs ehat, kita tidak terjangkit penyakit," tutur Windhi.

Nah selain menjaga gaya hidup sehat, dan penting melakukan vaksinasi, yuk kita selalu #ingatpesanbunda atau #ingatpesanibu untuk selalu #pakaimasker, #menjagajarak, dan #cucitanganpakaisabun.

Bunda bisa simak risiko menolak imunisasi pada anak dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(jue/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda