Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dampak KDRT Saat Pandemi Bisa Rusak Pertumbuhan Mental & Emosional Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 14 Dec 2020 18:25 WIB

Orang tua dan anak
Dampak KDRT Saat Pandemi Bisa Rusak Pertumbuhan Mental & Emosional Anak/ Foto: iStock

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) perlu mendapat perhatian khusus selama masa pandemi COVID-19 ini. Kasus KDRT di berbagai belahan dunia ternyata meningkat, Bunda.

Kondisi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ternyata meninggalkan dampak buruk bagi kondisi rumah tangga. Berada di dalam rumah saja justru dapat berbahaya bagi perempuan dan anak-anak.

Dilansir laman covid19.go.id, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan, kombinasi masalah ekonomi dan tekanan sosial akibat wabah telah meningkatkan kasus kekerasan, terutama pada perempuan dan remaja putri di hampir semua negara. Di Indonesia, laporan kekerasan ini meningkat di awal tahun 2020 atau awal masa pandemi.

Menurut LBH Apik (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan), di tahun 2019, rata-rata per bulan jumlah laporan kasus kekerasan adalah 66. Sementara dari pertengahan Maret sampai pertengahan April tahun ini, jumlah kasus mencapai 97 lho, Bunda.

Para peneliti mengatakan, dalam masa krisis ini, risiko KDRT dapat meningkat dan perempuan sulit mencari pertolongan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa kekerasan dramatis cenderung meningkat karena anggota keluarga menghabiskan waktu berkumpul bersama di bawah tekanan mental, yakni karena wabah dan ancaman kehilangan pekerjaan.

KDRT tidak boleh dibiarkan terjadi di masa pandemi ini. Tak cuma istri, anak-anak berisiko mengalami dampak buruk dari KDRT.

Bahkan jika anak tidak mengalami kekerasan secara langsung, mereka bisa terkena dampak berkepanjangan jika melihat KDRT secara langsung. Dampak tersebut di antaranya adalah merusak pertumbuhan mental dan emosional di tahap-tahap penting perkembangannya, Bunda.

Saat beranjak dewasa, anak-anak bisa mengalami kesulitan belajar di sekolah, keterampilan bergaul yang rendah, depresi, kegelisahan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Menurut laporan, mereka berisiko jatuh ke dalam masalah penyalahgunaan narkoba, kehamilan remaja, hingga tindak kriminalitas.

Jika Bunda atau seseorang di sekitar menjadi korban KDRT dan membutuhkan pertolongan, jangan takut untuk melapor. Bagaimana caranya?

CEK HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bunda.

Simak tips belajar online yang efektif selama pendemi, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Dampak KDRT Saat Pandemi Pada Anak

Orang tua dan anak

Dampak KDRT Saat Pandemi Bisa Rusak Pertumbuhan Mental & Emosional Anak/ Foto: iStock

Di awal masa pandemi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memberi perhatian khusus terhadap KDRT. Kebijakan work from home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemungkinan bisa menyebabkan KDRT yang tidak terungkap.

"Meskipun jumlah kasus KtP (kekerasan terhadap perempuan) dan KDRT menurun, hal ini justru menjadi perhatian besar Kemen PPPA karena dikhawatirkan korban KtP dan KDRT kehilangan akses untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya karena takut, ruang gerak menjadi terbatas terutama di wilayah dengan sarana dan prasarana komunikasi serta transportasi yang tidak mendukung dalam mendapatkan akses layanan," kata Vennetia, dikutip laman resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)

"Ditambah lagi, jika pusat penyedia layanan belum bisa berfungsi secara optimal," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Kemen PPPA berupaya memastikan hak-hak dasar perempuan dan anak tetap terpenuhi selama masa pandemi ini. Beberapa program diluncurkan untuk membantu mengatasi KDRT.

Bunda bisa melaporkan tindak KDRT ke pihak berwajib ya. Berikut hotline atau kontak pihak berwenang untuk konsultasi atau lapor KDRT:

1. Komnas Perempuan: 021 390 3922 (email: [email protected])

2. LBH Apik: 0813 8882 2669 (WhatsApp)

3. P2TPP2A DKI Jakarta: 112

4. Pelayanan Sosial Anak (TePSA): 1 500 771

5. Sehat Jiwa (Sejiwa): 119 (ext. 8)

Sebarkan informasi ini dan semoga bermanfaat ya. Jangan lupa juga, #ingatpesanbunda #ingatpesanibu, untuk #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun, sesuai imbauan #satgascovid19.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda