
parenting
Bayi Oki Setiana Dewi Harus Fisioterapi, Sakit Apa?
HaiBunda
Selasa, 02 Feb 2021 08:10 WIB

Pada November 2020, Oki Setiana Dewi melahirkan anak keempat yang diberi nama Sulaiman Ali Abdullah. Saat dilahirkan, Sulaiman tak seperti bayi pada umumnya. Ia tidak menangis kencang, Bunda.
Kemudian setelah diperiksa, Sulaiman mengalami beberapa kelainan. Sejak lahir hingga sekarang, Oki sudah memeriksakan kondisi Sulaiman ke beberapa dokter spesialis.
"Mungkin teman-teman nanya, kenapa Sulaiman dibawa ke dokter endokrin, cek kromosom, ke dokter urologi. Setelah sebelumnya ke dokter paru, jantung, THT, saraf dan lain-lain," ujar Oki Setiana Dewi, dikutip dari akun YouTube miliknya, Selasa (2/2/2021).
"Saya cuma cerita supaya nanti kalau teman-teman mengalami anaknya seperti Sulaiman, tidak terkaget-kaget, bahwa ada kelainan-kelainan seperti ini," katanya.
Oki menceritakan bahwa anak keempatnya itu mengalami kriptorkidisme, undescended testicle, atau testis yang belum turun. Bagi bayi laki-laki yang mengalami kelainan tersebut, penisnya ada namun testisnya tidak ada.
Dahulu, waktu Sulaiman lahir, dokter sempat mengatakan untuk tidak membuat akta kelahiran karena belum pasti kelaminnya laki-laki atau perempuan, Bunda.
"Jadi, itu buat saya agak shock, karena ada bayi yang lahir dengan dua kelamin. Saat itu, Sulaiman penisnya ada tapi testisnya belum ada, di USG enggak ketemu," tutur Oki Setiana Dewi.
Akhirnya, pada saat berkunjung ke dokter spesialis endokrin, Sulaiman disuntikkan sesuatu untuk tahu apakah di tubuhnya memiliki testosteron, hormon yang menandakan dia laki-laki. Setelah disuntik, Sulaiman ternyata memilikinya dan diumumkan bahwa ia berjenis kelamin laki-laki.
Selain mengalami kriptorkidisme, anak keempat Oki juga mengalami laringomalasia dan hipotonia yang membuatnya harus menjalani fisioterapi. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.
Simak juga cerita Joanna Alexandra yang terbuka soal penyakit langka anak bungsunya, dalam video Intimate Interview di bawah ini:
Bayi Oki Setiana Dewi juga mengalami laringomalasia dan hipotonia
Oki Setiana Dewi dan anak keempatnya/ Foto: Instagram
Ketika sudah jelas bahwa Sulaiman berjenis kelamin laki-laki melalui tes, barulah Oki membuat akta kelahiran. "Kemudian PR-nya adalah ketika di USG nih belum ketemu nih (testisnya) belum terlihat, karena testis bayi kan kecil banget. Harus ada, jadi dia dibawa ke dokter urologi," ujarnya.
Oki menjelaskan, menurut yang ia temukan di artikel ilmiah, bayi yang mengalami kriptorkidisme, testisnya akan turun di usia 6 bulan. Sementara jika tidak turun maka perlu tindakan operasi.
"Lalu, kenapa ke dokter metabolik, karena waktu ke dokter THT, Sulaiman ini mengalami laringomalasia di level 1, grade 1 artinya ringan. Tulang laringnya ada kelainan, tapi laringomalasia itu akan normal seiring bertumbuhnya berat badan," kata ibu empat anak ini.
Oki pun bersyukur, makin besar, Sulaiman bertambah berat badannya. ASI-nya juga melimpah sehingga Sulaiman mendapat asupan ASI yang cukup. "Alhamdulillah ASI saya lancar sehingga tidak perlu susu-susu lain, pakai ASI saja," ungkapnya.
Oki Setiana Dewi kemudian menceritakan bahwa dari hasil urologi, hasilnya dilihat lagi 6 bulan ke depan. Sementara, dari dokter metabolik tadi harus ada darah yang dikirim ke Jerman, untuk melihat apa yang dialami Sulaiman.
Tak cuma laringomalasia, Oki Setiana Dewi menyebutkan bahwa anak keempatnya itu juga mengalami hipotonia. Ototnya sedari lahir tidak sekuat bayi normal lainnya. Oleh karena itu, fisioterapi jadi cara untuk menguatkan otot Sulaiman.
"Dari hasil cek, Sulaiman sudah boleh terapi, supaya ototnya kuat. Kepala kuat, tangannya kuat, kaki-kakinya kuat," kata Oki Setiana Dewi.
Oki lagi-lagi bersyukur dengan perkembangan kesehatan Sulaiman selama sebulan terakhir, pasalnya waktu usia sebulan, tiap hari Sulaiman wajahnya pucat.
"Alhamdulillah sekarang sudah dua bulan lebih, bibirnya mulai merah merona. Sulaiman bisa ketawa, nangisnya belum. Ada bengkak di pita suaranya jadi belum bisa menangis nyaring," kata Oki Setiana Dewi.
Walaupun anak perlu menjalani fisioterapi di rumah sakit, Oki Setiana Dewi tidak begitu saja memasrahkan tanpa mengerti cara terapi anaknya jika dilakukan di rumahnya sendiri. Ia rupanya belajar banyak juga dari YouTube untuk terapi anak-anak yang mengalami hipotonia.
Kita doakan semoga Sulaiman segera sehat dan tumbuh kembang dengan normal ya, Bunda. Bicara soal kelainan yang dialami Sulaiman, jika Bunda ingin tahu sedikit penjelasannya, baca di halaman berikut ya.
Apa itu kriptorkidisme, laringomalasia, dan hipotonia
Oki Setiana Dewi dan anak keempatnya/ Foto: Instagram
Tentang apa yang dialami anak keempat Oki Setiana Dewi. Berikut sedikit penjelasan tentang tiga kelainan tersebut:
1. Kriptorkidisme
Dilansir Mayo Clinic, kriptorkidisme adalah testis yang belum bergerak ke posisi yang semestinya di kantong kulit yang tergantung di bawah penis (skrotum) sebelum lahir. Biasanya hanya satu testis yang terpengaruh, tetapi sekitar 10 persen anak mengalami kedua testisnya tidak turun.
Testis yang tidak turun jarang terjadi, tetapi umum terjadi pada bayi yang lahir prematur. Penyebab pasti testis yang tidak turun tidak diketahui. Entah itu kombinasi faktor genetik, kesehatan ibu, dan faktor lingkungan lainnya dapat mengganggu hormon, perubahan fisik, dan aktivitas saraf yang memengaruhi perkembangan testis.
2. Laringomalasia
Laringomalasia secara harfiah berarti laring lunak. Hal ini disebabkan oleh jaringan laring yang terkulai di atas pita suara (laring supraglotis). Dengan inspirasi (menghirup), jaringan di atas pita suara jatuh ke arah jalan napas dan menyebabkan obstruksi parsial. Ini menciptakan stridor (napas berisik karena halangan di tingkat kotak suara).
Untungnya, kelainan ini akan membaik dengan sendirinya. Sebanyak 70 persen bayi akan mengalami resolusi stridor pada usia 1 tahun, dan 90 persen pada usia 2 tahun. Terkadang, obat-obatan disarankan untuk membantu mengontrol gejala terkait seperti refluks asam dari lambung (GERD), karena kondisi ini dapat memperburuk gejala laringomalasia.
3. Hipotonia
Hipotonia berarti penurunan tonus otot. Otot tidak bergerak dan tidak kuat sebagaimana mestinya. Hipotonia biasanya terdeteksi selama masa bayi. Hipotonia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk yang melibatkan sistem saraf pusat, kelainan otot, dan kelainan genetik.
Untuk mengobatinya tidak boleh sembarangan. Periksakan dahulu ke dokter, lalu setelah diagnosis dipastikan, ada beberapa program perawatan yang ditawarkan. Termasuk program fisioterapi yang siap membantu anak untuk menjalani tumbuh kembang yang normal.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Terpopuler: Deretan Tas Mungil Ameena Putri Aurel & Atta Halilintar

Parenting
Alasan Oki Setiana Dewi Pilih Sekolahkan Kedua Putrinya di Mesir

Parenting
Alami Penyakit Langka Seperti Anak Oki Setiana Dewi, Bocah Ini Tak Pernah Kenyang

Parenting
Perjuangan Oki Setiana Dewi Demi Anak Bungsu, Sampai Kirim Sampel Darah ke Jerman Bun

Parenting
Kenali Prader Willi Syndrome, Kondisi Langka yang Dialami Anak Oki Setiana Dewi


7 Foto
Parenting
7 Potret Liburan Oki Setiana Dewi Bersama Keluarga di Mesir, Ajarkan Sejarah pada Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda