
parenting
Rambut Jagung Jadi Penanda Anak Kekurangan Gizi, Simak Juga Ciri Lainnya
HaiBunda
Sabtu, 26 Jun 2021 11:00 WIB

Jakarta - Urusan tumbuh kembang anak selalu menjadi prioritas orang tua. Setiap fase tumbuh kembangnya perlu dipantau agar selalu berjalan sesuai tahapannya. Termasuk perkembangan fisiknya, tak terkecuali rambutnya.
Ketika terjadi tahapan yang tidak semestinya, Bunda pun perlu mencermatinya dan berkonsultasi kepada dokter terkait ya, Bunda, untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Salah satunya ketika Bunda mencurigai anak memiliki rambut jagung.
Lalu, apakah benar jika anak memiliki rambut jagung terkait dengan gejala kekurangan gizi? Cari tahu yuk, Bunda.
Berbicara soal kurang gizi, cara utama mendiagnosisnya adalah dengan melihat apakah catatan kesehatan anak sesuai dengan grafik pertumbuhan. Jika kemajuan anak sesuai dengan parameter yang diharapkan untuk tinggi dan usia mereka, artinya tidak ada masalah ya, Bunda.
Di negara berkembang, termasuk di Indonesia, kasus gizi buruk cukup banyak. Bayi dan balita banyak menjadi korban dalam kasus ini. Bayi dan balita yang kekurangan gizi dalam jangka panjang akan mengalami masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan perkembangannya.
Apakah rambut jagung pertanda anak kekurangan Gizi?
Sedangkan untuk masalah rambut jagung sendiri, memang bisa menjadi tanda anak kekurangan gizi. Tapi jika disertai dengan gejala lain, Bunda.
Menurut dr. Dedi Wilson, Sp. A (K), salah satu tanda anak kurang gizi memang bisa dilihat dari kondisi rambut. Tapi harus dilihat lagi apakah rambut jagung disertai kondisi rusak atau pecah-pecah.
Tapi, kini penilaian anak kurang gizi tak hanya dari kondisi rambut saja ya. Ada faktor lain untuk menilai apakah anak kurang gizi atau tidak, Bunda.
"Enggak (belum tentu rambut jagung itu kurang gizi). Ada manifestasi yang lain, kan rambut itu fungsinya sama seperti kulit. Kulit bisa kering, pecah-pecah, baru disusul dengan rambut kelihatan tidak bersinar, dan ujungnya pecah-pecah. Itu bisa terjadi karena kekurangan mikronutrien, yakni vitamin B," kata Dokter Spesialis Anak, Konsultan Jantung Anak di RSIA Bunda Jakarta ini kepada HaiBunda, Jumat (25/6/21).
"Tapi belum tentu juga kurang gizi, bisa saja penyerapan zat gizinya kurang optimal, mungkin ada masalah pencernaan," sambungnya.
Pada anak 0-12 bulan, menurutnya masih wajar jika rambut terlihat tipis. Pada dasarnya, rambut bayi baru lahir tau biasa disebut lanugo umumnya memang akan rontok. Setelah berusia setahun lebih, barulah tumbuh rambut kasar sampai anak dewasa.
"Kalau awal itu rambut bawaan lahir namanya lanugo akan rontok sendiri. Selang setahun baru tumbuh kasar. Jadi enggak ada gunanya mencukur rambut anak, karena rambut itu sebenarnya resisten yakni melindungi anak agar tidak kehilangan panas. Kalau dicukur anak justru bisa kedinginan," ujar Dedi.
Sedangkan dr. Meta Hanindita, Sp.A juga menjelaskan bahwa istilah rambut jagung menggambarkan kondisi rambut yang menipis berwarna kemerahan (seperti rambut jagung) dan mudah dicabut. Kondisi ini menurut Meta, khas pada anak dengan kwashiorkor atau gizi buruk yang disebabkan kurangnya asupan protein.
"Ini yaaa. Jadi ada 3 tipe gizi buruk pada anak. Marumus, kwashiorkor, dan gabungan keduanya," diungkap Meta di Instagram Stories miliknya.
Dokter anak yang berpraktik di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya ini mengatakan, kwashiorkor adalah gizi buruk yang disebabkan tubuh anak kekurangan protein. Dalam kondisi ini, anak memang terlihat tidak terlalu kurus karena ada bengkak di beberapa bagian tubuh, namun bisa juga di seluruh tubuhnya. Sedangkan rambut memiliki helaian yang sangat tipis dan berwarna kemerahan.
Kondisi tersebut berbeda dengan marumus, yang rambut anak masih bisa normal, Bunda. Tapi memiliki perawakan tulang-tulang menonjol, jaringan lemak tidak ada. Sehingga membuat orang lebih cepat menyadari tanda gizi buruk ini.
"Btw, kwashiorkor diambil dari Bahasa Afrika yang artinya red boy alias anak merah (karena rambutnya yang seperti rambut jagung," tulis Meta menambahkan.
Mengapa rambut jadi merah?
Munculnya istilah rambut merah seperti rambut jagung karena anak kekurangan protein yang menyebabkan rambut menipis, dan pigmennya berkurng sehingga warnanya jadi kemerahan.
Informasi lebih lengkap klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.
Simak juga yuk 4 penyebab anak kurang gizi dalam video di bawah ini:
2 JENIS KURANG GIZI PADA ANAK
ilustrasi rambut jagung/ Foto: iStockphoto
Beberapa penyakit gizi buruk pada bayi dan balita memang beragam ya, Bunda. Ada stunting yakni kondisi tinggi badan di bawah standar pada usia tertentu yang pada akhirnya meningkatkan risiko seseorang tertular penyakit yang tidak menular seperit diabetes, hipetensi, obesitas, dan lainnya.
Dua jenis gizi buruk pada anak
Seperti dijelaskan Meta Hanindita, ada tiga jenis gizi buruk yang akan kita bahas di bawah ini:
1.Kwashiorkor
Ini merupakan penyakit malnutrisi protein paling akut di dunia. Secara spesifik, kwashiorkor didefinisikan sebagai suatu kondisi kekurangan atau bahkan tidak adanya asupan protein. Gejala lain dari penyakit ini ialah perut buncit, hati membesar, rambut menipis, tekstur rambut kasar, gigi mudah rontok, dan dermatitis, seperti dikutip dari laman Unitedfamilyfood.
2. Marasmus
Ini adalah kondisi di mana tubuh anak kekurangan asupan energi atau kalori dari segala bentuk zat gizi makro, termasuk karbohidrat, lemak, dan protein. Kondisi ini paling banyak ditemukan pada anak di bawah usia 2 tahun.
Ciri-cirinya ialah berat badan kurang, kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak, pertumbuhan terhambat, kulit kering, dan rambut rapuh. Selain itu, penderita marasmus rentan juga terhadap infeksi akut seperti infeksi saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkolosis.
Menurut NHS, tanda terbesar malnutrisi ialah adanya penurunan berat badan yang tidak disengaja, yang dikategorikan sebagai kehilangan 5-10 persen berat badan secara tidak sengajar dalam tiga-enam bulan.
Ini dapat menjadi tanda kekurangan gizi meskipun perlu dicatat bahwa penurunan berat badan yang cepat dapat menjadi tanda dari berbagai kondisi kesehatan. Dan, itulah sebabnya dokter sering mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti dikutip dari laman Insider.
"Adalah umum jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak kalori tetapi tidak makan cukup atau jumlah nutrisi yang tepat dimana dapat menyebabkan kekurangan gizi,"ujar Heather A. Eicher-Miller, seorang profesor di Department of Nutrition Science di Purdue University.
Kenneth B. Christopher, MD, rekan penulis studi di Critical Care Medicine mengatakan, "Kami sebagai dokter tidak selalu memiliki pegangan yang bagus tentang siapa yang kekurangan gizi."
Apakah seseorang tampak mengalami malnutrisi berat biasanya akan terlihat seperti cachectic, tetapi tingkat malnutrisi yang tidak terlalu parah sebenarnya lebih sulit untuk dilihat.
Selain itu, anak yang mengalami kekurangan gizi juga mungkin mengalami masalah pada giginya. "Retak yang tidak sembuh-sembuh di sudut mulut anak dapat mengindikasikan kekurangan zat besi atau vitamin B (riboflavin)," ujar Julie Cunningham, seorang ahli diet.
Tak hanya itu, gusi berdarah atau sering memar dapat mengindikasikan kekurangan vitamin C. Ini juga dapat menunjukkan sejumlah masalah lain. Serta, biasanya jika seorang anak selalu sakit, misalnya selalu terserang flu atau virus, mereka mungkin memiliki sistem kekebalan yang tertekan. Dan itu juga bisa menjadi tanda kekurangn gizi, jelas Alix Turoff, ahli diet yang berbasis di New York.
"Khusus untuk anak di bawah dua tahun, efek kekurangan gizi kronis dapat berlangsung seumur hidup. Mereka yang bertahan hidup mungkin mengalami penurunan daya tahan terhadap penyakit dan infeksi di kemudian hari," ujar Cathy Bergman, director of health nutrition and food systems di Mercy Corps.
Dan, dalam efek jangka panjang juga mungkin akan mengalami kemunduran. Perkembangan intelektual yang lambat, kesulitan belajar, gangguan kognitif, ketidakmampuan untuk fokus, merupakan tanda-tanda kekurangan gizi pada anak-anak.
Beberapa tanda anak kurang gizi juga ditunjukkan dalam beberapa sinyal berikut ya, Bunda, seperti dikutip dari laman Feeding Matters:
1. Penurunan berat badan, kenaikan berat badan lambat, atau kurang berat badan
Penambahan berat badan setiap anak memiliki tingkat yang berbeda. Jika anak mengalami kesulitan penambahan berat badan atau kehilangan berat badan, inilah saatnya untuk berbicara dengan dokter.Â
2. Tidak tumbuh lebih tinggi
Setiap anak berbeda dan anak Bunda harus mempertahankan tingkat pertumbuhannya sendiri. Jika pakaian anak Bunda tidak berganti ukuran dalam waktu lama, ini bisa menjadi tanda kekurangan gizi. Sebab, itu menjadi indikator berat badan anak tidak naik-naik.
3. Makan lebih sedikit dari biasanya
Perhatikan bagaimana anak Bunda makan selama waktu makan. Jika mereka hanya menggigit, atau menggigit beberapa kali sebelum menelan makanan, mereka mungkin berisiko mengalami kekurangan gizi.Â
4. Tidak makan dengan baik karena masalah perut
Jika anak Bunda mengalami masalah perut, akan sulit baginya untuk makan dengan baik. Jika mereka mengatakan tidak bisa makan sama sekali, segera konsultasikan dengan dokter ya, Bunda.
5. Kurang aktif
Saat Si kecil terlihat mudah lesu, dan kurang aktif dibanding dengan anak sebayanya, sebaiknya konsultasikan pada dokter ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
10 Tanda Anak Kurang Gizi yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Parenting
Baru 2 Tahun Sudah Jago Pakai Sumpit, Claire Putri Shandy Aulia Bikin Kagum

Parenting
Mudah Kusut dan Jabrik, Ternyata Anak Ini Didiagnosis Sindrom Rambut Tidak dapat Disisir

Parenting
Shandy Aulia Geram Putrinya Dikatai Rambut Jagung Akibat Kurang Gizi, Ini Kata Dokter

Parenting
Astaghfirullah! Bayi Tewas karena Hanya Diberi Buah & Sayur oleh Ortu Vegan


7 Foto
Parenting
7 Potret Terbaru Claire Anak Shandy Aulia Tampil Jadi Mermaid, Makin Pintar dan Berani
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda