Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Permainan Tradisional yang Bisa Kembangkan Kreativitas Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 21 Sep 2021 18:00 WIB

Ilustrasi permainan tradisional egrang
Ilustrasi permainan tradisional egrang/ Foto: Getty Images/iStockphoto/billedfab
Jakarta -

Bunda masih ingat permainan tradisional gobak sodor, engklek, atau petak umpet? Ya, jenis permainan tradisional tersebut bisa membantu mengembangkan daya imajinasi anak lho.

Memasuki usia di atas 3 tahun, anak biasanya mulai menggunakan mainan sebagai teman bermain. Di usia sekolah, dia bisa mulai dikenalkan permainan tradisional karena bisa memainkannya dengan teman sebaya.

Permainan tradisional lahir dari nilai-nilai kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia. Menurut Hamzuri dan Tiarma Rita Siregar dalam buku Permainan Tradisional, Indonesia memiliki ragam bentuk dan variasi permainan tradisional.

Setidaknya ada 750 macam permainan tradisional di Indonesia, Bunda. Kebanyakan permainan-permainan ini banyak dimainkan di luar ruangan atau outdoor.

Karakteristik permainan tradisional

Permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia memiliki karakteristik khusus. Pastinya, permainan ini berbeda dengan jenis permainan modern yang berkembang sesuai perkembangan zaman.

Nah, berikut 3 karakteristik permainan tradisional seperti mengutip buku Bermain Asyik Permainan Tradisional oleh Eka Rahmawati, S.Si:

1. Memanfaatkan daya imajinasi dan kreativitas

Permainan tradisional cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan sekitar, sehingga Bunda tidak perlu membelinya untuk Si Kecil. Memainkan permainan tradisional juga memerlukan daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi.

"Si pemain harus bisa menafsirkan, mengkhayalkan, dan memanfaatkan beberapa benda yang akan digunakan dalam bermain sesuai dengan yang diinginkan," kata ....

2. Pemain relatif banyak

Permainan tradisional melibatkan pemain yang relatif banyak atau berorientasi komunal, Bunda. Tak heran kalau kita sering lihat setiap permainan rakyat dimainkan dengan begitu banyak anggota.

Permainan ini juga mendahulukan faktor kegembiraan dan kemampuan interaksi antar pemain. Bagi Si Kecil, manfaatnya bisa didapat untuk mengembangkan potensi interpersonal.

3. Mengandung pesan moral dan nilai luhur

Tahukah Bunda, setiap permainan tradisional di Indonesia memiliki nilai-nilai luhur dan pesan moral tertentu lho.

Dengan bermain, anak bisa mengenal kebudayaan asal permainan tradisional. Mereka juga dapat belajar rasa tanggung jawab, kejujuran, lapang dada, dan taat pada peraturan.

street children's games in classics. Selective focus. nature.Ilustrasi permainan tradisional anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Yana Tatevosian

Macam permainan tradisional

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki ratusan permainan tradisional. Banyak di antaranya yang masih dimainkan anak-anak.

Nah, berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 10 permainan tradisional yang bisa dikenalkan ke anak untuk menunjang imajinasi dan kreativitasnya:

1. Gasing

Permainan tradisional gasing berasal dari masyarakat Melayu dan khas dimainkan oleh masyarakat Riau. Di Bengkalis, gasing masih menjadi permainan rakyat yang sering dimainkan anak-anak.

Gasing terbuat dari kayu dengan bentuk yang bervariasi. Cara memainkannya dengan dilempar ke tanah agar gasing berputar. Gasing akan dilempar di dalam lingkaran secara bersamaan oleh beberapa pemain di kelompok yang berbeda.

"Bagi peserta yang mampu memainkan gasingnya tanpa keluar dari garis petak akan mendapatkan poin tertentu. Namun, pihak lawan juga memiliki kesempatan untuk melemparkan gasingnya untuk membuat gasing lawan terpelanting dari dalam kotak. Gasing yang masih berada di kotak langsung jadi pemenangnya," ujar Eka.

2. Bakiak

Permainan bakiak dimainkan secara berkelompok. Bakiak adalah terompeh deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang bakiak minimal memiliki tiga pasang sandal atau dimainkan oleh tiga anak.

Bakiak sebenarnya adalah permainan tradisional anak di Sumatra Barat. Namun, permainan ini sudah banyak berkembang di setiap daerah dan sering dilombakan pada perayaan Hari Kemerdekaan.

Melalui aktivitas ini, anak bisa belajar kerjasama dengan teman sebaya. Mereka juga bisa belajar untuk berani mengatur strategi untuk menang.

3. Gatrik

Gatrik melibatkan dua tim yang bermain menggunakan alat berupa dua buah kayu atau ranting dengan panjang berbeda. Kemampuan pemain dalam memukul potongan kayu pendek dengan kayu panjang tanpa jatuh ke tanah, menjadi faktor penentu kemenangan.

Pemain bisa mengumpulkan nilai di babak getok lele. Di babak ini, pemain lebih dulu memukul kayu pendek dan memukul menggunakan kayu panjang. Pemain dianggap menang bila sudah melewati batas nilai yang disepakati di awal permainan.

"Permainan gatrik dimainkan anak berusia sekitar 8-12 tahun, dilakukan 2 sampai 5 orang. Peralatan yang diperlukan adalah bilah bambu berukuran sekitar 40 cm, lebar 2 cm, dan 2 buah bilah berukuran kecil, batu bata, dan tempat agak luas," kata Eka.

4. Petak umpet

Permainan petak umpet memiliki beberapa nama berbeda di setiap daerah. Di Sumatra Utara, permainan ini disebut taratintin, sementara di Jawa Barat disebut permainan ucing sumput.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Negeriku: Permainan Tradisional oleh Dian Kristiani, syarat utama memainkan petak umpet adalah dimainkan secara beramai-ramai. Pertama-tama, anak menentukan satu orang yang berjaga dengan hompimpa.

Penjaga lalu memejamkan mata sambil menghadap tembok. Ia akan menghitung dari satu sampai sepuluh untuk memberi kesempatan teman-teman lain bersembunyi.

Setelah selesai berhitung, penjaga akan mencari teman-temannya yang bersembunyi. Jika dia berhasil menemukan, maka penjaga akan beradu lari dengan temannya untuk memegang tembok tempat menghitung.

Penjaga selanjutnya akan dipilih dari yang kalah memegang tembok. Mereka lalu melakukan hompimpa untuk menentukan penjaga berikutnya.

5. Gobak sodor

Gobak sodor adalah permainan tradisional yang berasal dari Yogyakarta dan jawa tengah. Permainan ini juga sering dikenal dengan nama galasin.

Gobak sodor dilakukan oleh dua kelompok, yakni kelompok penjaga dan kelompok pemain. Kelompok pemain harus berlari menerobos barisan penjaga yang sudah ditentukan dengan batas garis.

Jika tersentuh penjaga, maka pemain akan gugur. Untuk bisa menang, semua pemain harus bisa berlari bolak-balik tanpa tersentuh oleh penjaga.

Melalui permainan ini, anak bisa belajar kerjasama. Selain itu, Si Kecil bisa menggunakan kreativitasnya untuk membuat strategi dengan kelompok.

6. Egrang

Egrang merupakan permainan tradisional dari Jawa Barat. Nama lain permainan ini adalah jajangkungan.

Egrang dimainkan dengan dua bilah bambu sepanjang kira-kira dua meter. Pada bambu dipasang pijakan untuk kaki yang dipasang sekitar 30 cm dari tanah.

Egrang dimainkan dengan cara dinaiki. Kaki anak bisa berdiri di pijakan dan tangannya memegang bambu sejajar dadanya.

Dalam permainan ini, anak bisa belajar keseimbangan. Selain itu, daya imajinasi anak bisa berkembang saat dia belajar mencari cara untuk berjalan di atas egrang.

7. Engklek

Engklek adalah permainan yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di daerah lain seperti Lampung, permainan ini disebut taplak.

Engklek dimainkan oleh 2 hingga 5 orang pemain. Sebelum mulai main, gambarlah petak-petak di atas tanah dengan menggunakan kapur atau batu.

Masing-masing pemain harus memiliki 'gacuk' yang terbuat dari pecahan genting atau batu datar. Cara mainnya, setiap pemain secara berurutan akan melempar gacuk pada salah satu kotak petak. Bila melebih garis petak, dia harus menunggu lagi giliran.

Pemain yang berhasil melempar ke kotak petak bisa mulai melompat dengan satu kaki dan menginjak di petak-petak lain. Satu pemain harus menyelesaikan satu putaran di setiap petak. Siapa yang berhasil menyelesaikan semuanya, dia menjadi pemenang.

Dari permainan ini, anak akan belajar sabar dan tak mudah menyerah. Daya imajinasi anak pun bisa muncul saat mengatur strategi untuk menang.

Simak juga 3 jenis kegiatan mindfulness dalam bentuk permainan untuk Bunda dan Si Kecil, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda