Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Yuk Belajar Menulis Sendiri Cerpen untuk Si Kecil, Mudah kok Bun

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Rabu, 29 Dec 2021 10:10 WIB

Ilustrasi ibu dan anak membaca buku
Ilustrasi menulis cerpen/Foto: iStock

JAKARTA-Bunda punya bakat menulis dan ingin membuat karya tulis yang bisa dinikmati pembaca, tapi belum punya banyak waktu? Bunda tetap bisa kok mencoba untuk produktif dan menyalurkan hobi menulis Bunda dengan membuat cerita pendek.

Lalu bagaimana caranya meluangkan waktu untuk menulis di sela harus mendampingi Si Kecil? Yuk kita simak penjelasannya berikut ini.

Edgar Allan Poe, sastrawan kenamaan dari Amerika Serikat mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira memakan waktu berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tidak bisa dilakukan dalam sebuah novel.

Panjang cerpen sendiri bervariasi yah Bunda. Cerpen pendek berisi satu halaman. Ada cerpen yang panjangnya cukupan (middle short story) berkisaran 4 - 15 halaman. Serta ada cerpen yang panjang (long short story) berkisaran 20 - 30 halaman. Jadi ciri khas cerpen ini cerita yang dituliskan cenderung pendek, padat, dan langsung pada tujuannya yah Bunda.

Cerita pendek (cerpen) memiliki dua unsur pembangun di dalamnya, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Instrinsik merupakan unsur-unsur yang ada di dalam cerpen itu sendiri seperti tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. 

Sementara itu, ekstrinsik merupakan unsur yang terdapat dari luar cerpen tersebut seperti latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, serta nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra tersebut.

Selain unsur pembangun di atas, Bunda juga bisa menambahkan nilai lain seperti agama, sosial, budaya, dan moral. 

Untuk mengenal cerpen lebih lanjut. Yuk! Bunda coba simak cerpen anak yang dikutip dari Dongeng Cerita Rakyat di halaman berikut ya Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]




 


CERITA PENDEK ANAK SINGKAT : PELAJARAN UNTUK ANAK MALAS

Ilustrasi ibu dan anak membaca buku

Ilustrasi menulis cerpen/Foto: Getty Images/iStockphoto/maruco

Cerpen Anak Singkat: Pelajaran untuk Anak Malas

Ada seorang anak laki-laki yang hidup berdua bersama ibunya. Mereka tak pernah kekurangan. Namun sayangnya, anak laki-laki itu sering membuat ibunya jengkel.

Anak laki-laki itu sangat suka bermain di luar. Ia pulang hanya untuk makan. Ia pun tak pernah mau membantu ibunya. Malah, tak jarang ia membuat ibunya panik.

Seperti hari ini. Sekarang sedang turun salju, membuat udara sangat dingin. Namun, anak laki-laki itu tak peduli. Ia bermain sejak pagi, dan sampai sore hari ia belum juga pulang.

“Kemana perginya anakku?” tanya sang ibu, panik karena anaknya tak kunjung pulang.

Saat hari semakin petang, barulah anak laki-laki itu pulang.

“Dari mana saja, Nak? Mengapa baru pulang?” tanya sang ibu.

“Aku baru bermain, Ibu. Ada permainan baru di luar sana,” jelas sang anak laki-laki. Tanpa menghiraukan kecemasan ibunya, ia langsung menuju meja makan.

“Besok ibu ada pekerjaan yang berat. Ibu membutuhkan bantuanmu. Bisakah kau membantu ibu?” tanya sang ibu saat makan malam. Namun, anaknya itu tak menjawab. Ia tetap asyik makan.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, anak laki-laki itu sudah berangkat bermain saat pagi buta. Sang ibu terkejut karena tak menemukan anak laki-lakinya di kamar.

“Aku tak tahu, harus bagaimana lagi menghadapi anakku. Aku sudah tak mampu menasihatinya,” keluh si ibu.

Tiba-tiba, sebuah cahaya terang muncul. Perlahan, cahaya itu membentuk sebuah peri.

“Ibu yang baik, aku akan menolongmu,” ucap peri tersebut.

“Bagaimana caranya, peri?” tanya sang ibu. Ia sungguh ingin mengubah sifat anaknya.

“Berikan apa yang ia mau,” jawab peri dengan singkat.

“Apa yang anakku mau? Anakku hanya mau mainan. Apakah aku harus memberinya mainan?” pikir si ibu.

Hari sudah malam, si anak laki-laki baru saja pulang. Ia tak melihat ibunya di depan rumah, seperti malam-malam biasanya. Ah, ia tak peduli. Akibat bermain seharian, perutnya sangat lapar. Ia ingin makan.

Anak laki-laki itu bergegas menuju meja makan, dan membuka tutup makanan. Olala, tak ada makanan di sana. Yang ada hanya mainan yang banyak sekali.

“Aku butuh makanan sekarang, bukan mainan,” ucapnya.

Anak laki-laki itu pun mencari ibunya. Ternyata ibunya sedang tidur di kamar.

“Ibu, aku lapar. Apakah ibu tidak masak?” tanya anak laki-laki.

“Bukankah kau lebih suka bermain? Daripada membeli makanan, ibu belikan mainan saja untukmu,” ucap sang ibu.

Mendengar jawaban ibunya, anak laki-laki itu tersadar. Tidak seharusnya ia lupa diri saat bermain. Ia pun meminta maaf kepada ibunya, dan berjanji akan selalu membantu ibunya. Selesai.

Demikian pembahasan tentang cerpen kali ini Bunda. Sekarang Bunda jadi lebih tahu yah apa itu cerpen serta bagaimana membuatnya. Yuk mulai membuat cerpen seperti yang Bunda inginkan.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda