Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Dongeng Anak: Kue Putri Mandi

Sekar Asri Pertiwi/Rumah Dongeng Mentari   |   HaiBunda

Rabu, 17 Nov 2021 13:36 WIB

Ilustrasi ibu dan anak membaca buku
Ilustrasi membaca dongeng untuk anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/zhanghaoran521
Jakarta -

Dongeng anak sebelum tidur kali ini mengangkat judul Kue Putri Mandi, Bunda. Berikut kisah selengkapnya.

Dahulu kala, di kerajaan Mentari. Raja Surya memiliki seorang putri cantik bernama Putri Cahaya. Namun, tak seperti namanya, Putri Cahaya tidak tampak bercahaya dan cantik. Putri Cahaya tidak suka mandi dan menyisir rambutnya. Hingga rambutnya terlihat sangat kusut dan bau badannya sangat asam.

Raja Surya sangat kebingungan mencari cara agar Putri Cahaya mau mandi.

"Putri Cahaya...anakku tersayang, apakah kau sudah mandi hari ini?" tanya Raja Surya pada Putri Cahaya yang sedang asyik bermain dakon bersama dayang-dayangnya.

"Mandi? Untuk apa ayah? Lihatlah, putrimu ini tetap cantik walaupun tidak mandi," jawab Putri Cahaya sambil tersenyum nakal.

Hingga suatu hari, atas saran para penasihat Raja, akhirnya Raja Surya membuat sayembara. Bagi siapa saja yang berhasil membujuk Putri Cahaya agar mau mandi, akan mendapatkan hadiah berupa sekantong emas dari Raja. Sayembara itu diumumkan di alun-alun oleh para prajurit kerajaan.

"Ah...gampaaang, aku akan membawa sabun mawar buatanku yang harumnya saaangat wangi. Putri Cahaya pasti akan suka dan bersedia mandi saat menciumnya," teriak pembuat sabun paling terkenal di kerajaan Mentari dengan sombongnya.

"Tidak...Putri Cahaya pasti lebih menyukai mandi dengan menggunakan bak mandi keramik buatanku. Motif bunga di tepi bak mandi pasti akan menarik hatinya," paman pembuat keramik pun tak ingin kalah.

Para rakyat kerajaan Mentari sangat bersemangat mendengar pengumuman sayembara dari Raja Surya, mereka semua mencari cara agar dapat membuat Putri Cahaya mau pergi mandi dan memenangkan hadiah dari raja.

Dan pada saatnya tiba, rakyat kerajaan Mentari berduyun-duyun menuju halaman Istana Kerajaan Mentari. Ada yang membawa sabun dengan aroma bunga, sabun dengan aroma buah, sabun aroma rempah yang menenangkan, handuk bersulam benang emas, bak mandi keramik dengan motif bunga yang cantik, bahkan jubah mandi berbahan sutra terbaik di seluruh dunia.

Satu demi satu mereka bergiliran memperlihatkan barang yang mereka bawa sambil membujuk Putri Cahaya agar mau mandi. Namun sayangnya, belum ada satupun yang berhasil membujuknya. Raja Surya tampak hampir putus asa karena Putri Cahaya tak tertarik sama sekali pada barang-barang yang dibawa oleh peserta sayembara.

Hingga tibalah giliran Nenek Minah memperlihatkan barang yang dibawanya. Nenek Minah membawa nampan yang ditutupi sapu tangan berwarna hijau muda. Saat dibuka, ternyata nampan itu berisi kue dalam takir daun pandan yang berbentuk bulatan-bulatan kecil cantik berwarna-warni dengan siraman santan kental yang terlihat sangat lezat.

Putri Cahaya terkejut dengan kue Nenek Minah yang terlihat berbeda dengan barang-barang mewah yang dibawa peserta sayembara lain dan tertarik untuk mencobanya.

"Silakan mencicipi kue ini, Putri Cahaya," Nenek Minah mempersilakan Putri Cahaya untuk mencicipi kue buatannya. Dan tanpa ragu, Putri Cahaya langsung mencicipi kue itu.

"Aaah...asaam, kue apa ini? Kupikir rasanya akan manis karena warnanya cantik. Apa nenek mau menipuku?" Wajah Putri Cahaya tampak sangat marah, namun Nenek Minah hanya tersenyum.

"Putri Cahaya yang cantik...seperti kue ini yang tampak cantik, namun rasanya asam. Percuma saja memiliki paras yang cantik, namun memiliki rasa dan aroma yang asam, Jika saja Putri Cahaya mau mandi, maka Nenek berjanji akan membuatkan kue yang cantik dan manis untuk Putri Cahaya," jawab Nenek Minah sambil tersenyum tenang

"Baiklah...aku akan mandi, namun setelah aku selesai mandi, kuenya harus sudah matang ya!" ujar Putri Cahaya sambil bergegas menuju ke kamar mandinya.

Tak lama, Putri Cahaya selesai mandi dan bergegas menuju kembali ke halaman kerajaan. Tak seperti biasanya, kini Putri Cahaya tampak semakin cantik dan wangi. Para rakyat dan prajurit yang berkumpul di halaman kerajaan kaget melihat Putri Cahaya yang sudah mandi dan tampak berbeda dari biasanya.

Rambutnya yang berantakan, kini terurai dan disisir dengan rapi, memakai tiara dan hiasan bunga-bunga mawar yang cantik. Aroma tubuhnya yang asam, kini menjadi harum, seharum bunga melati yang baru mekar di pagi hari. Wajahnya pun terlihat berseri-seri dan lebih cantik.

Dan sesuai janjinya, Nenek Minah sudah membawakan kue yang cantik dan lezat. Sesaat setelah Putri Cahaya selesai mandi, Nenek Minah langsung menghidangkan kue buatannya di meja Raja Surya.

"Silakan Putri Cahaya, sesuai janji saya tadi, sudah saya buatkan kue yang cantik dan lezat." Putri Cahaya mencium aroma kue yang dibuat Nenek Minah, Hmm...tercium aroma wangi daun pandan dan santan yang gurih. Saat memakannya, wajah Putri Cahaya tampak semakin berseri karena rasa manis dan gurih dari kue itu.

"Waah...kue ini enak sekali Nek, aku sangat menyukainya. Ayah, cobalah kue ini...sungguh, aku belum pernah memakan kue seenak ini."

Raja Cahaya pun penasaran dan ikut mencoba kue buatan Nenek Minah. "Enaak...ini enak Putriku," kata Raja Surya sambil tersenyum saat menggigit kue buatan Nenek Minah untuk pertama kalinya.

Setelah itu, Raja Surya memerintahkan juru masak istana membantu Nenek Minah memasak kue buatannya untuk dimakan bersama rakyat dan para prajurit yang berkumpul di halaman kerajaan. Sesuai janjinya, Raja Surya memberikan sekantong koin mas pada Nenek Minah sebagai hadiah karena telah berhasil membujuk Putri Cahaya untuk mandi dengan kue buatannya.

Sejak itu, kue buatan Nenek Minah disebut dengan Kue Putri Mandi, yaitu kue yang berhasil membuat Putri Cahaya mau mandi.

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda