PARENTING
Kenali Sindrom Einstein pada Anak, Telat Bicara tapi Cerdas lho Bunda
Amira Salsabila | HaiBunda
Minggu, 05 Dec 2021 12:50 WIBJakarta - Menantikan perkembangan Si Kecil adalah hal yang paling menyenangkan bagi orang tua. Melihatnya pertama kali berguling, merangkak, berbicara, hingga berjalan merupakan hal yang tak terlupakan.
Namun, bagaimana jika Si Kecil mengalami keterlambatan dalam perkembangannya? Misalnya terlambat berbicara atau dikenal dengan sebutan speech delay, pastinya Bunda khawatir akan hal tersebut, dan bertanya-tanya ada apa dengan Si Kecil?
Tahukah Bunda? Speech delay sering dikaitkan dengan Einstein syndrome. Apa itu Einstein syndrome? Dan apa saja gejala-gejala dari Einstein Syndrome? Simak penjelasan berikut ini, ya.
Apa itu sindrom Einstein
Einstein syndrome atau sindrom Einstein adalah salah satu kondisi seorang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, atau yang dikenal dengan sebutan speech delay. Namun, anak yang mengalami sindrom ini akan menunjukkan bakat di bidang pemikiran analitis lainnya.
Sindrom ini diamati pada anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara atau kemampuan bahasa sementara secara bersamaan menunjukkan kemampuan berbakat di bidang perkembangan lainnya.
Sindrom Einstein lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Untuk sementara mungkin mereka mengalami hambatan dalam perkembangan berbicaranya. Namun, mereka berbakat di bidang lainnya.
Di satu sisi, otak mereka sibuk mengembangkan area lain, seperti suara, memori, bahasa tubuh, sentuhan, dan lain-lain. Di satu sisi lainnya, mereka belum mengartikulasi kata-kata.
Meskipun tidak berbicara bahasa dengan baik dan benar, mereka dapat menemukan cara alternatif untuk berkomunikasi. Baik melalui alat musik, matematika, atau sains.
Maka itu, kesabaran sangat penting untuk memahami anak yang menderita sindrom Einstein lho. Terlambat bicara dapat menjadi masalah perkembangan yang serius, tetapi bagi banyak anak itu mungkin hanya tahap yang mereka lewati dari waktu ke waktu.
Asal usul sindrom Einstein
Anak-anak dengan kecerdasan tinggi dapat melampaui tonggak perkembangan masa kanak-kanak dari waktu ke waktu. Apa yang mungkin dimulai dengan mengkhawatirkan Si Kecil yang berbakat dengan keterlambatan bicara dapat meningkat seiring waktu dengan menghilangnya bicara yang terlambat seperti halnya dengan Albert Einstein yang brilian.
Konsep sindrom Einstein ini diciptakan Thomas Sowll, ekonom Amerika. Istilah Einstein syndrome diciptakan olehnya dalam bukunya, Late-Talking Children, pada 1997.
Dalam buku ini, ia menggambarkan pengalamannya sendiri dengan putranya yang pertama kali didiagnosis menderita keterbelakangan perkembangan di masa kanak-kanak. Selain itu, buku ini juga memiliki kesaksian 46 orang tua lainnya yang anaknya juga mengalami keterlambatan bicara.
Bukunya yang lain, Einstein syndrome: Bright Children Who Talk Late, adalah kolaborasi antara dia dan Dr Stephen Camarata, Profesor Department of Hearing and Speech Science di University School of Medicine. Buku ini merangkum hasil dari sampel 239 pembicara yang cerdas dan terlambat bicara serta orang-orang dari kelompok Sowell sebelumnya.
Buku ini menyoroti kesamaan antara orang-orang yang sangat cerdas dan perkembangan bicara yang tertunda sama seperti Albert Einstein, yang bicaranya tertunda hingga usia 5 tahun. Sowell juga terus membahas bagaimana orang yang terlambat bicara sering salah didiagnosis mengidap gangguan spektrum autisme.
“Walaupun semua anak autis terlambat bicara, tidak semua anak terlambat bicara adalah autis,” kata Dr Stephen Camarata, dikutip dari GREET SPEECH.
Lalu, apa saja tanda-tanda anak mengalami sindrom Einstein? Simak di halaman selanjutnya, ya.
Simak pula video tentang 3 cara atasi speech delay pada anak.

KENALI SINDROM EINSTEIN, TELAT BICARA TAPI TERNYATA JENIUS