Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Hal yang Sebaiknya Tidak Bunda Lakukan saat Anak sedang Tantrum

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Jumat, 17 Dec 2021 10:37 WIB

A mother holding a crying toddler daughter indoors in kitchen when cooking.
Ilustrasi anak tantrum/Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint

Jakarta - Tidak banyak Bunda yang mengetahui definisi sebenarnya dari istilah tantrum. Seperti yang dilansir dari Very Well Family, tantrum adalah situasi ketika Si Kecil menunjukkan emosi dan amarahnya yang meledak-ledak. Sehingga, Bunda pun kebingungan harus bertindak apa di dalam situasi tersebut.

Pada situasi tersebut, Si Kecil bisa saja berteriak, menendang, memukul, melempar atau menghancurkan sebuah benda. Tentunya, Bunda tidak mau melihat Si Kecil mengalami situasi sulit seperti demikian.

Tantrum memang tidak pasti dialami oleh setiap anak. Tetapi Bunda bisa mempelajari mengapa tantrum bisa terjadi kepada seorang anak. Raising Children menyebut ada beberapa alasan mengapa anak mengalami tantrum. Berikut adalah alasannya.

1. Temperamental

Seberapa cepat respons dan pengaruh anak terhadap situasi yang tidak menguntungkannya. Situasi tersebut akan membuatnya marah dan frustrasi sehingga emosinya jadi meledak-ledak.

2. Karena terlalu lapar atau lelah

Saat Si Kecil merasa terlalu lapar atau sedang kelelahan, hal ini akan mempersulit anak untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan, dan kebingungan harus bertindak apa. Karena kesulitan itu, Si Kecil melampiaskannya dalam bentuk tantrum.

3. Berada dalam situasi tertentu

Mungkin Bunda pernah melihat mainannya diambil oleh orang lain? Atau, Si Kecil mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-temannya? Tantrum juga dapat disebabkan Si Kecil berada pada situasi saat dia tidak bisa mengatasinya sendiri.

4. Emosi yang kuat

Si Kecil dapat dibuat kewalahan karena emosi yang kuat. Mungkin mereka kecewa karena tidak diberikan waktu untuk bermain, sedih karena ditinggal Ayah atau Bundanya bekerja, takut, hingga malu. Beberapa situasi akan dapat membuat emosi anak yang kuat jadi terekspresikan.

5. Overstimulasi

Overstimulasi adalah salah satu situasi saat anak belum bisa merespons berbagai hal yang terjadi dalam lingkungan hidupnya karena keterbatasan kemampuannya. Ini juga bisa menjadi salah satu alasan penyebab tantrum.

Banner Kampung Miliuner Cilacap

Itulah 5 alasan mengapa Si Kecil dapat mengalami tantrum. Bunda bisa menghindarinya dengan berbagai tips dan trik yang ada. Namun yang harus dipahami adalah Si Kecil butuh waktu untuk belajar agar bisa lancar mengekspresikan perasaannya. 

Semoga artikel ini bermanfaat, dan semoga Si Kecil tidak mengalami tantrum yang berlebihan, ya. Semangat selalu Bunda!

Simak hal apa saja yang perlu Bunda hindari saat Si Kecil mengalami tantrum di halaman berikutnya ya Bunda.

Simak juga video tentang 3 aktivitas kembalikan mood Si Kecil setelah tantrum di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




3 HAL YANG TIDAK BOLEH BUNDA LAKUKAN SAAT ANAK TANTRUM

ilustrasi anak tantrum

Ilustrasi anak tantrum/Foto: iStock

Walaupun sebagai orang tua Bunda harus tahu cara menghadapi tantrum pada Si Kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh Bunda lakukan saat Si Kecil mengalami tantrum. 

Di saat situasi tertentu, mungkin Bunda tidak lagi dapat menahan untuk melakukan suatu yang salah. Lebih dari sekadar salah, tapi juga memperburuk keadaan. Luangkan waktu sejenak untuk membaca mengapa Bunda tidak boleh melakukan hal-hal ini agar tidak memperburuk keadaan berikut ini ya Bunda.

Seperti yang dilansir Child Mind Institute, inilah 3 hal yang tidak boleh Bunda lakukan saat Si Kecil mengalami tantrum.

1. Melarangnya mengeluarkan perasaannya

Saat emosi Si Kecil meledak, hindari melarang dia mengekspresikan perasaannya. Misalnya dengan mengatakan, "Jangan marah!"’ atau "Berhenti!" Selain akan membatalkan emosinya, ia justru akan melakukan yang sebaliknya. Bukankah ini akan memperburuk keadaan, Bunda?

2. Berbohong

Pernahkah Bunda berbohong seperti,"Tokonya mau tutup!" saat ia merengek meminta mainan, atau "HP-nya rusak, enggak bisa dimainin!” kepada anak? Ketahuilah Bunda, bahwa itu tidak akan membawa rasa nyaman kepada siapa pun, baik kepada Bunda ataupun Si Kecil.

3. Mengatakan ia membuat Bunda sedih

Mungkin sekali atau dua kali, Bunda keceplosan mengatakan ini. Tapi, sesungguhnya ini merupakan perkataan yang salah dan akan membuat Si Kecil juga jadi merasa sedih.

Itulah tiga tips untuk Bunda agar tidak melakukan hal-hal yang justru akan mempersulit keadaan saat Si Kecil mengalami tantrum. Semoga bermanfaat ya.

 

 


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda