Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apa Penyebab Leher Bayi Merah dan Bagaimana Cara Tepat Mengobatinya?

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 13 Jun 2022 14:00 WIB

Ilustrasi bayi menangis
Ilustrasi penyebab leher bayi merah dan cara mengatasinya?/Foto: istock

Munculnya ruam merah di leher bayi sebenarnya cukup umum terjadi. Meskipun tidak berbahaya dan mungkin tidak terlalu terlihat, hal ini membutuhkan perhatian karena kulit bayi masih sangat sensitif. Apa penyebab leher bayi merah?

Untuk sementara waktu, biasanya leher bayi merah karena adanya beberapa masalah dermatologis dalam beberapa minggu pertama setelah lahir. Biasanya ini karena proses adaptasi dan masih perlu waktu untuk berkembang secara sempurna.

Leher merah pada bayi juga dapat disebabkan karena iritasi. Hal itu dapat membuat bayi merasa tidak nyaman, rewel, dan sulit tidur nyenyak.

Jika Si Kecil tampak memiliki ruam merah di lehernya, perhatikan suhu ruangan terlebih dahulu. Bisa jadi suhunya terlalu panas, sehingga bayi mengalami ruam iritasi di lehernya.

Faktor-faktor penyebab leher bayi merah

Selain karena suhu ruangan yang panas, ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab leher bayi merah. Berikut rangkumannya seperti dilansir berbagai sumber:

Banner Risiko Hamil di Usia 35 Tahun

1. Iritasi kulit

Saat menyusu, bayi kerap memuntahkan susu dari sisi mulutnya. Susu yang menetes ini kemudian terkumpul di lipatan kulit leher. Jika tidak dibersihkan dengan benar, area leher yang terlipat dan lembap akan menjadi tempat berkembang biak mikroba pemicu infeksi mikroba.

Iritasi dan ruam merah juga rentan terjadi pada leher bayi yang gemuk, karena adanya lipatan-lipatan di kulitnya. Selain memicu kelembapan, adanya gesekan pada bagian leher juga dapat memicu iritasi kulit.

Air liur yang menetes dan tidak dibersihkan dengan tepat juga bisa memicu iritasi dan kemerahan di leher bayi. Jadi, pastikan Bunda rutin membersihkan dan mengeringkan leher bayi agar tidak memicu kelembapan berlebih, ya.

2. Biang keringat

Saat cuaca sedang panas, bayi rentan mengalami kemerahan pada leher akibat biang keringat. Dikutip dari Mom Junction, biang keringat umumnya muncul dengan benjolan-benjolan kecil berwarna merah yang gatal pada kulit. 

Penyebab utama biang keringat yakni keluarnya keringat terus-menerus pada bayi, yang terperangkap di lipatan kulit, khususnya leher. Cuaca panas yang sangat kering juga dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif. 

3. Infeksi jamur

Selain infeksi ruam biasa, kelembapan berlebih pada kulit leher bayi juga bisa memicu infeksi jamur. Dalam kondisi ini, biasanya kemerahan pada leher juga disertai dengan rasa gatal dan lecet karena bayi sering menggaruknya.

4. Eksim

Dilansir Medical News Today, eksim atau dermatitis pada bayi menjadi salah satu penyebab leher merah. Selain itu, pada bayi dengan eksim dapat pula muncul gejala lain seperti kulit kering, bersisik, dan gatal.

Kondisi ini umumnya bersifat genetik, alias diturunkan dari riwayat kesehatan orang tua. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video tentang penyebab utama berat badan anak susah naik berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PENGOBATAN UNTUK RUAM MERAH PADA BAYI

Authentic portrait of 4 months baby girl wrapped in hooded towel after bath. Horizontal image in soft pink tones.

Ilustrasi penyebab leher bayi merah dan cara mengatasinya?/Foto: Getty Images/iStockphoto/bb-doll

5. Tanda lahir

Dalam beberapa kasus, penyebab leher bayi merah juga bisa muncul karena tanda lahir. Dikutip dari Parenting First Cry, ini terjadi terutama akibat pembuluh darah di bawah kulit leher bayi melebar atau meregang. 

Tanda lahir kemungkinan akan lebih terlihat saat bayi menangis atau jika suhu ruangan berubah. Penyebab leher bayi merah ini biasanya bersifat sementara dan hilang seiring waktu, Bunda.

Pengobatan rumahan untuk mengatasi ruam merah pada leher bayi 

Seperti disebutkan sebelumnya, sebagian besar kasus ruam kulit dan merah pada leher bayi cenderung dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Sebagian besar kasus ini bahkan tidak memerlukan perawatan khusus.

Kendati demikian, saat mengalami ruam merah pada leher Si Kecil mungkin akan merasa tidak nyaman. Nah, berikut beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasinya:

1. Gunakan pakaian berbahan tipis dan menyerap keringat

Hindari pemakaian pakaian dengan bahan terlalu tebal, kaku, dan berat untuk bayi. Terutama pada saat cuaca sedang panas, ini dapat dengan mudah menyebabkan iritasi kulit dan menyebabkan ruam di leher.

2. Oleskan losion kulit

Penggunaan losion khusus untuk bayi dapat membantu mencegah kulitnya kering dan iritasi. Pilih losion yang mengandung lanolin dan zinc oxide untuk membantu meredakan ruam pada kulit bayi.

Jika usia Si Kecil masih di bawah 6 bulan, ada baiknya Bunda konsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum memakaikan krim atau losion tertentu, ya.

3. Gunakan oatmeal

Sebuah studi penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology menyatakan bahwa bahan colloidal oatmeal efektif untuk meredakan kulit kering dan gatal.

Bunda dapat coba menambahkan oatmeal ke dalam bak mandi bayi. Atau supaya lebih praktis, Bunda juga bisa menggunakan skincare khusus bayi dengan kandungan ekstrak oatmeal untuk menenangkan kulit lehernya yang iritasi.

4. Pijat dengan minyak kelapa

Pijatan lembut di kulit leher dengan menggunakan minyak kelapa dipercaya mampu meredakan ruam kemerahan. Minyak kelapa memiliki sifat emolien dan antimikroba, sehingga dapat berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit bayi. 

Ruam leher pada bayi secara umum bisa hilang dengan sendirinya. Namun, jika ruam tak kunjung sembuh dalam hitungan hari dan disertai dengan gejala-gejala lain seperti demam, bernanah atau ada luka terbuka, maka sebaiknya segera cek ke dokter ya, Bunda.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda