Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Cara Bijak Menyikapi Nilai Rapor Anak Buruk, Lakukan Ini Sebelum Emosi

Kinan   |   HaiBunda

Rabu, 22 Jun 2022 22:25 WIB

rapor anak jelek
Rapr anak jelek/ Foto: iStockphoto

Jakarta - Mengambil rapor alias laporan hasil belajar anak di sekolah menjadi salah satu momen menegangkan bagi para orang tua. Salah satunya karena khawatir hasilnya buruk. Bagaimana menyikapinya?

Dikutip dari Healthline, cara orang tua menyikapi nilai rapor anak buruk menjadi sangat penting. Jika keliru, efeknya bisa membuat anak menjadi stres dan malah jadi tak semangat belajar lagi.

Bunda perlu menenangkan diri sejenak agar pikiran tetap jernih, baru kemudian mengajak anak bicara. Bahkan apabila memungkinkan, pembicaraan ini sebaiknya tak dilakukan di sekolah.

Menurut psikolog klinis, Emily Edlynn, Ph.D, orang tua juga perlu memahami bahwa kemampuan anak tak hanya soal nilai akademis saja. Tetapi juga keterampilan sosial dan proses belajar itu sendiri.

Banner Lahirkan Bayi Down SyndromeLahirkan Bayi Down Syndrome/ Foto: HaiBunda/ Annisa Shofia

"Keterampilan sosial yang kuat telah terbukti juga berhubungan dengan kesuksesan profesional di masa dewasa, bukan hanya nilai akademis," ujar Edlynn.

Lantas bagaimana sebenarnya cara tepat bagi orang tua menyikapi nilai rapor anak buruk? Yuk simak ulasan berikut ini:

1. Pahami sistem penilaian di sekolah

Dikutip dari Very Well Family, penting bagi Bunda untuk mencari tahu terlebih dahulu bagaimana sistem penilaian hasil belajar anak di sekolah. Sebab setiap sekolah memiliki cara berbeda dalam penilaian.

Saat berbicara dengan guru anak di sekolah, jangan lupa minta penjelasan tentang sistem penilaian tersebut. Dengan begitu, Bunda bisa lebih memahami penyebab nilai raport anak buruk.

Bisa jadi bukan karena kemampuan akademis anak yang rendah, tetapi ada faktor lain yang memengaruhi. Termasuk seperti perilaku anak di kelas atau keterampilan sosialnya.

2. Dengarkan pendapat anak

Saat Bunda sudah memahami sistem penilaian di sekolah dan sudah menenangkan diri, coba ajak anak bicara. Dengarkan pendapatnya tentang nilai-nilai rapor tersebut.

Bunda juga dapat menanyakan apakah mungkin anak mengalami kesulitan tertentu atau membutuhkan bantuan lain. Misalnya dengan les tambahan atau mungkin guru privat.

Agar anak bisa leluasa mengungkapkan perasaannya, sangat penting bagi Bunda untuk benar-benar mendengarkan pendapat anak.

3. Tetap hargai usaha anak

Meski anak memiliki hasil yang kurang memuaskan pada rapornya, tentu tetap ada sesuatu yang dapat dibanggakan. Cobalah Ayah dan Bunda melihat dari sisi positifnya. 

Perhatikan keterampilan lain yang dimiliki anak, misalnya minat pada bidang musik atau olahraga. Bunda juga perlu mempertimbangkan keberanian anak melaporkan nilainya meski kurang sesuai dengan harapan. 

Tunjukkan bahwa Bunda akan tetap memberi dukungan dan semangat, sehingga ia jadi lebih termotivasi untuk memperbaiki nilai di kesempatan berikutnya.

Sebelum emosi, coba dua cara lainnya di halaman selanjutnya yuk!

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga dampak buruk jika anak terlalu rajin mengerjakan PR seperti diulas dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



Cari Program Belajar Tambahan Jika Perlu Saja, Ya

rapor anak jelek

Rapr anak jelek/ Foto: iStockphoto

4. Berikan dukungan dan motivasi

Seperti disebutkan sebelumnya, orang tua menjadi support system utama bagi anak-anak, terutama dalam berupaya meraih prestasi. Jadi, saat rapor anak sedang buruk, pastikan Ayah dan Bunda tetap memberinya dukungan.

Meski terdengar klise, tapi pada dasarnya anak belajar bagaimana cara memperlakukan diri sendiri seperti orang tua memperlakukan mereka. Dengan demikian, saat orang tua memberi semangat, anak pun jadi lebih percaya diri.

5. Cari program belajar tambahan jika perlu

Apabila anak mengeluhkan bahwa dirinya memerlukan bantuan les tambahan agar lebih memahami pelajaran, Bunda bisa mendukungnya. Yang pasti, sebaiknya ini dilakukan sesuai dengan keinginan anak, bukan paksaan dari orang tua.

Disebutkan Edlynn, orang tua mungkin juga perlu mempertimbangkan apakah anak membutuhkan dialog dengan tenaga profesional seperti psikolog, terutama jika penurunan nilainya disebabkan oleh depresi atau masalah psikis lain.

“Melakukan dialog terbuka dengan anak tanpa menghakimi dan bersedia memecahkan masalah bersama, dapat membuat anak merasa dipahami, didukung, dan diberdayakan," ungkap Edlynn.

Ketika orang tua menunjukkan sikap empati dan fokus pada kebutuhan anak, maka motivasi internal yang kemudian dimiliki anak perlahan akan meningkat.

Percayalah bahwa setiap anak itu istimewa dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Bunda. Jadi jika saat ini nilai rapornya kurang memuaskan, tetap support dan beri kesempatan anak untuk memperbaiki diri. Pastikan juga Bunda menerima kelebihan anak di bidang lain, yang mungkin bukan dari bidang akademis, ya.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda