Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Siapakah yang Menjahit Bendera Merah Putih?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 12 Aug 2022 09:32 WIB

teach the spirit of patriotism
Ilustrasi Sejarah Kemerdekaan Indonesia/Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi
Jakarta -

Indonesia sebelumnya bernama Nusantara, Bunda. Karena banyaknya rempah-remah dan kekayaan alam lainnya, Indonesia menjadi negara tujuan para penjajah.

Selama lebih dari 300 tahun Indonesia berada di bawah masa penjajahan. Namun, para pemuda akhirnya mendesak deklarasi kemerdekaan Indonesia.

Pembentukan BPUPKI merupakan langkah konkrit pertama untuk mendapatkan kemerdekaan, Bunda. Tujuan dibentuknya badan ini adalah untuk menyelidiki hal-hal penting yang berikan dengan berdirinya Indonesia yang merdeka.

Banner Perut Kedutan Saat Hamil

Pembentukan PPKI

Mengutip dari buku Sejarah Indonesia dan Dunia karya Vedra Octa Samira, dkk, sebelumnya panitia kecil beranggotakan delapan orang dipentukl di bawah pimpinan Ir. Soekarno, R. Otto Soetardjo Hadikoesoemo, Moeh. Jamin, dan A.A Maramis. Panitia ini mengadakan rapat dengan anggota BPUPKI dan menghasilkan panitia sembilan.

Panitia ini merumuskan maksud dan tujuan berdirinya Indonesia merdeka, yang kemudian disebut sebagai Piagam Jakarta. Sidang kedua pada 10 Juli 1945, BPUPKI pun merumuskan dan membahas UUD. R. Otto yang menjadi anggota perancang UUD yang tentunya diketuai langsung oleh Ir. Soekarno.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, perjuangan kemerdekaan Indonesia mencapai puncaknya, Bunda. Kemudian, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Menyerahnya Jepang kepada sekutu

Sejak 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno beserta Bung Hatta dan dr. KRT Radjiman Wediodiningrat, meninggalkan Indonesia dan bertolak ke Dalat. Mereka memenuhi panggilan Jenderal Terauchi, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara.

Didampingi dengan dr. R. Soeharto, dokter pribadi Bung Karno, ketiganya kembali ke tanah air dan mendarat di Kemayoran. Kadatangannya pun disambut oleh rakyat.

Melihat dari buku Konflik di Balik Proklamasi, BPUPKI, PPKI karya St Sularto, dkk, sekitar pukul 16.00, SutanSyahrir datang ke rumah Bung Hatta, Bunda. Ia mengabarkan bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu.

Syahrir pun menanyakan hasil dari pertemuan Bung Hatta dan rombongan dengan Terauchi. Bung Hatta dengan lantang menjawab, "Tergantung dari diri kita sendiri.". Lantas apa yang disampaikan oleh Jenderal Terauchi di Dalat?

Jenderal Teruchi mengatakan Pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk melaksanakannya, dibentuklah PPKI, dan pelaksanaannya dapat dilaksanakan segera setelah persiapan selesai dengan wilayah kekuasaan seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Pembuatan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Di sepanjang pagi 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dihadapi dengan keinginan menggebu-gebu oleh para golongan muda, Bunda. Mereka mendesak kedua pemimpin bangsa itu segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Mulanya, Bung Karno dan Bung Hatta sepakat dan tetap berpendirian akan membicarakannya dengan anggota PPKI yang rapatnya akan diadakan tanggal 16 Agustus itu. Namun, akhirnya Bung Karno menyatakan dirinya akan memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pagi.

Hari itu juga, di asrama Peta Rengasdengklok, diselenggarakan upacara penurunan bendera Hunomaru, Bunda. Bendera kemudian diganti dengan Sang Saka Merah Putih.

Menurut kesaksian S. Hadipranoto, Camat Rengasdengklok 1945-1947, pagi di juga berlangsung kejadian yang sama di Kawedanan Rengasdengklok. 16 Agustus 1945 pun dijadikan sebagai Pra-Proklamasi.

Bung Hatta dan Bung Karno pun dijemput untuk dibawa ke Jakarta karena golongan tua dan golongan muda sepakat proklamasi akan dilaksanakan di Jakarta. Malam harinya, peristiwa bersejarah pun terjadi.

Bung Karno menuliskan konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan RI di atas secarik kertas, Bunda. Bung Hatta dan Ahmad Subardjo pun turut menyumbangkan bahannya secara lisan. Sayuti Melik, suami tokoh pergerakan wanita Trimurti, kemudian diminta untuk mengetik naskahnya.

Indonesia Flag Fluttered in the Blue Sky. Indonesian Independence Day in August.ilustrasi siapakah yang menjahit bendera merah putih?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Bastian Saputra

Proses pembuatan bendera merah putih

Fatmawati merupakan istri dari Presiden Soekarno, Bunda. Ia pun menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945-1967.

Fatmawati memang bukanlah orang yang menemani Soekarno berjuang melawan penjajahan dari awal. Namun, Fatmawati adalah sosok dibalik Sang Saka Merah Putih.

Merangkum dari buku Fatmawati dan Soekarno karya Burhan Fanani, suatu hari pada Oktober 1944, seorang perwira Jepang bernama Hitoshi Shimizu membawa kain merah dan putih dua blok. Kain itu merupakan bagian dari janji Perdana Menteri Jepang untuk memberikan kemerdekaan Indonesia kelak di kemudian hari.

Walaupun pada saat menerima dua lembar kain itu kemerdekaan Indonesia hanya angan-angan, Fatmawati langsung menjahit kain itu. Meski tengah hamil anak pertamanya, Fatmawati menjahit Bendera Pusaka dengan tangannya sendiri tanpa bantuan mesin jahit.

Kronologi pembacaan naskah Proklamasi

Pada 17 Agustus 1945, sebelum pukul 10.00, Bung Karno jatuh sakit sehingga baru dibangunkan pada pukul 09.30 untuk bersiap-siap. Ia pun menunggu sang sahabat, Bung Hatta, yang datang lima menit tepat sebelum jam 10.00.

Bung Karno keluar kamar digandeng Latief Hendraningrat dan Ibu Fatmawati, ibu negara yang telah menjahit bendera Merah Putih yang akan dikibarkan tanpa direncakan. Ketika melihat baki bendera telah disorongkan, Latief langsung menaikkan bendera merah putih ke tiang bambu.

Bung Karno kemudian menyampaikan pidato singkat dan pembacaan teks Proklamasi. Upacara singkat ini dihadiri oleh rakyat dan beberapa pemimpin bangsa, Bunda.

Di hari Jumat, 17 Agustus 1945 masih dalam suasana Ramadan, kegiatan pasca-proklamasi diisi dengan penyebarluasan teks Proklamasi dan pamflet ke berbagai daerah melalui surat kabar.

Atas inisiatif mahasiswa dan pemuda, dilakukan pembacaan kembali teks Proklamasi oleh Bung Karno pada pukul 19.30 lewat radio pemancar gelap milik Prof. Dr. Abdulrachman Saleh di Laboratorium Fisiologi Ika Daigaku, Salemba.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Intip juga video berjudul Ajak Si Kecil Mengenal Presiden Indonesia dari Dulu Hingga Sekarang berikut ini:

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda