HaiBunda

PARENTING

Anak Terpapar Berita Pembunuhan Brigadir J, Bagaimana Bunda Harus Menjelaskan?

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 11 Aug 2022 15:30 WIB
Anak Terpapar Berita Pembunuhan Brigadir J, Bagaimana Bunda Harus Menjelaskan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/RainStar
Jakarta -

Bunda dan Ayah mungkin tak sengaja menonton berita pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) saat bersama anak. Si Kecil pun kemudian penasaran dan ikut melontarkan pertanyaan. Lalu bagaimana Bunda dan Ayah harus menyikapinya?

Seperti Bunda ketahui, Menko Polhukam Mahfud Md menyebut motif Irjen Ferdy Sambo di balik pembunuhan Brigadir J bersifat sensitif dan hanya boleh didengar oleh orang dewasa. Mengingat, motif di balik kasus tersebut hingga kini masih menjadi 'tebak-tebakan'.

"Soal motif, biar nanti dikonstruksi hukumnya karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa," kata Mahfud dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Selasa (9/8/2022), dikutip dari detikcom.


Di luar pernyataan Mahfud, banyak juga terungkap skenario yang kental dengan kekerasan. Karena banyak diberitakan, mau tidak mau anak-anak juga ikut terpapar detail-detail perbuatan kriminal yang pastinya tidak ramah anak.

Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, Psi, atau yang akrab disapa 'Nina' menjelaskan memang terdapat beberapa informasi yang tidak bisa sembarangan diakses, didengarkan, atau ditonton anak-anak khususnya tanpa pengawasan orang tua. Misalnya berita terkait pembunuhan, horor, pornografi, atau seks yang vulgar.

Pasalnya tanpa arahan orang dewasa, anak mungkin memiliki pemahaman atau interpretasi yang salah atas pesan yang disampaikan dalam berita. Lebih lagi, anak bisa merasa cemas dan ketakutan.

"(Informasi) pembunuhan diberitakan sampai panjang juga meningkatkan ketakutan (anak berpikir) 'betapa dunia saya tidak aman ada pembunuh yang merajalela'. Atau bahkan ketika ini disebut bahwa ini (pelakunya) polisi, (anak berpikir) berarti polisi tidak menjaga masyarakat malah mencelakai?" terangnya pada detikcom, Kamis (10/8).

"Bisa saja anak memiliki pemahaman yang berbeda dan belum tentu baik untuk dirinya. Jadi kalau kita mau mengajak anak menonton berita, memang perlu diterjemahkan dalam bahasa anak dan kita mesti siap untuk mengecek bagaimana sebetulnya ada perubahan apa di anak ketika dia habis mendengar berita tertentu," sambung Nina.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

 



(som/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Kompak Jessica Mila Bersama para Kakak Iparnya di Acara Syukuran Pembaptisan Kyarra

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Puting Payudara Lepas, Bisakah Kembali Normal?

Menyusui Dwi Indah Nurcahyani

Pakai Gurita atau Stagen setelah Melahirkan, Bolehkah?

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

70 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2025 yang Penuh Semangat dan Harapan

Mom's Life Azhar Hanifah

Terpopuler: Deretan Artis Kakak-Adik Laki-Laki dan Perempuan yang Kompak

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tips Merawat Gigi Anak agar Tak Alami Karies

Puting Payudara Lepas, Bisakah Kembali Normal?

Pakai Gurita atau Stagen setelah Melahirkan, Bolehkah?

Potret Kompak Jessica Mila Bersama para Kakak Iparnya di Acara Syukuran Pembaptisan Kyarra

70 Ucapan Hari Sumpah Pemuda 2025 yang Penuh Semangat dan Harapan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK