Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pembunuhan di Sekolah Elite Singapura, Siswa Trauma Diberi Konseling Psikologi

Annisa Afani   |   HaiBunda

Jumat, 23 Jul 2021 07:10 WIB

empty classroom view
Ilustrasi sekolah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/aijohn784

Beberapa waktu yang lalu, terjadi kasus pembunuhan yang amat mengejutkan publik, Bunda. Bagaimana tidak, kejadian tersebut berlangsung di sebuah sekolah elite di Singapura.

Akibat insiden tersebut, pihak sekolah sempat meliburkan siswanya. Namun dua hari selang pembunuhan terjadi, kini sebagian besar siswa sudah kembali masuk pada sejak Rabu (21/7/2021) kemarin.

Mengutip dari Today, Wong Siew Hoong, Direktur Jenderal Pendidikan di Kementerian Pendidikan (MOE), mengatakan bahwa insiden yang terjadi cukup menjadi bayangan panjang dan melekat dalam benak siswa.

Meski begitu, ia juga mengatakan bahwa 97 persen siswa sekolah tersebut kembali belajar normal setelah libur Idul Adha. Ini mirip seperti masuk sekolah usai libur nasional pada umumnya.

Banner Mantan Driver Ojol Beli Rumah Rp1,6 M

"Ini adalah ketangguhan siswa kami dan kami bangga dengan mereka," tuturnya, dikutip pada Kamis (22/7/2021).

Tak hanya itu, pihak sekolah juga berupaya untuk membuka berbagai media seperti konseling sebagai dukungan psikologi. Ini berlaku bagi para siswa dan guru yang mengalami trauma dengan kejadian tersebut, Bunda

"Setelah tragedi seperti ini terjadi, ini sangat kritis dan sensitif. Sejak kejadian itu, sekolah mendapat dukungan dari kantor pusat MOE, secara proaktif menjangkau staf (guru) dan siswa yang terkena dampak untuk mendapatkan bantuan dan dukungan," tutur Wong.

Pertolongan psikologi

Dalam kesempatan yang sama, Wong juga mengatakan bahwa spesialis dari MOE dan konselor sekolah yang membantu siswa serta guru ini sudah terlatih. Mereka kini ditempatkan di sekolah demi memberikan pertolongan pertama secara psikologis dan manajemen trauma.

Di sekolah pun kini telah disiapkan satu ruangan khusus, Bunda. Ini berfungsi sebagai sudut bagi guru, siswa, maupun orang tua untuk masuk dan berkonsultasi masalah kejiwaan.

"Sekolah dengan dukungan MOE juga telah menyediakan media sebagai bantuan untuk staf, siswa dan orang tua mereka. Dan akan terus mengawasi siswa dan staf yang masih trauma atau menunjukkan gejala alami kesulitan yang berkepanjangan, sehingga bantuan dapat diberikan kepada mereka dengan tepat waktu," kata Wong.

"Semua sekolah dan guru, kami siap membantu dan waspada terutama untuk siswa yang berisiko dan mereka yang berjuang untuk menghadapi apa yang terjadi. Memberikan mereka dukungan dengan segera," lanjutnya.

Dengan upaya yang berlangsung, Wong meyakinkan para orang tua agar tak lagi merasa cemas dan khawatir. Mereka berjanji bahwa keselamatan siswa akan terus menjadi hal utama dan sangat penting.

Tak hanya pada orang tua, beberapa siswa juga diketahui mengalami kecemasan. Hal ini pun diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa, Joyce.

Joyce mengatakan bahwa dirinya mendapat kabar soal kejadian di sekolah putrinya pada Senin sore. "Rincian peristiwa itu tidak jelas dan rumor menyebar seperti api... Kami tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Meski begitu, ia juga mendapat kabar dari putrinya bahwa beberapa siswa takut saat harus menggunakan toilet. Mereka trauma dan merasa terancam dapat mengalami hal serupa seperti korban sebelumnya.

"Anak saya menyebutkan bahwa siswa pergi ke kamar kecil dalam kelompok tiga orang atau lebih. Beberapa bahkan takut memasuki kamar kecil, termasuk toilet untuk anak perempuan," ungkapnya.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Tonton juga tips menangani korban trauma bencana alam dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]


KASUS PEMBUNUHAN DI SEKOLAH ELITE SINGAPURA

A blurred police car in the background behind yellow crime scene tape.

Ilustrasi garis polisi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/aijohn784

Peristiwa pembunuhan siswa sekolah elite di Singapura, River Valley High School, terjadi pada Senin (19/7/2021). Korban merupakan seorang anak berusia 13 tahun.

Ia tewas setelah mengalami luka-luka yang diduga diserang dengan kapak. Tersangka dalam kejadian ini merupakan siswa dari sekolah yang sama. Menurut laporan, dia membawa kapak ke sekolah, Bunda.

Mengutip dari BBC, petugas kepolisian dipanggil ke sekolah saat ditemukannya mayat siswa. Penyelidikan awal pun menemukan bahwa korban dan pelaku tidak saling kenal.

Akibat dari insiden itu, sekolah bergengsi tersebut langsung ditutup dalam beberapa waktu. Para siswa ditahan di ruang kelas dan akhirnya diperbolehkan keluar setelah tersangka berhasil ditangkap.

Dalam sidang pengadilan pada Selasa (20/7/2021) lalu, pelaku kasus pembunuhan di Singapura dapat hukuman mati. Namun, karena pelaku berusia di bawah 18 tahun, maka dia menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup.

Selain itu, jaksa juga meminta agar hakim mengirim remaja tersebut melakukan pemeriksaan kejiwaan pada psikiatri. Tak hanya itu, pelaku sebelumnya tercatat pernah jadi pasien rumah sakit jiwa usai lakukan percobaan bunuh diri pada 2019 silam.

Terkait senjata yang digunakan oleh pelaku Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, mengatakan dalam penyelidikan bahwa terdakwa membeli kapak secara online.

Dari insiden ini, diskusi intens yang terjadi secara online tentang keamanan sekolah dan kesehatan mental pun terjadi. Para warga pun mempertanyakan bagaimana terdakwa dapat membeli kapak tersebut.

Selengkapnya simak di halaman berikut ya, Bunda.

PERNYATAAN PIHAK SEKOLAH

Police line tape. Crime scene investigation. Forensic science.

Ilustrasi pembunuhan/Foto: Getty Images/D-Keine

Dilansir Independent, River Valley High School adalah sekolah populer di Singapura. Mereka sudah berdiri selama 65 tahun dan terpilih sebagai sekolah Rencana Bantuan Khusus pada tahun 1979.

Pihak berwenang di River Valley High School, tempat insiden pembunuhan itu terjadi, mengatakan bahwa mereka sangat sedih dengan kehilangan salah satu siswa dan bahwa mereka akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban.

Kementerian Pendidikan Singapura juga mengatakan bahwa sekolah juga telah menjangkau siswa, orang tua, dan staf untuk memberikan dukungan konseling dan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kesejahteraan mereka.

Mereka juga mengatakan bahwa di saat duka ini, mereka mendesak masyarakat untuk menghormati privasi dan rasa hormat keluarganya.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda