
parenting
12 Fakta Tes IQ yang Perlu Diketahui, Rata-rata Skor dan Kapan Harus Tes
HaiBunda
Senin, 15 Aug 2022 19:45 WIB

IQ anak kerap dijadikan sebagai salah satu penentu bakat dan kemampuan, Bunda. Anak yang memiliki IQ tinggi bahkan kerap dilabeli sebagai anak yang berbakat.
IQ atau tingkat kecerdasan pada anak adalah ukuran kemampuan seseorang untuk bernalar dan memecahkan masalah, Bunda. IQ biasanya mencerminkan seberapa baik anak bisa menyelesaikan tes dibandingkan orang lain.
Skor atau intervensi IQ pun berbeda-beda, Bunda. Rata-rata IQ pada tes biasanya 100. Sementara 68 persen orang memiliki skor IQ 85 hingga 115.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Alia Mufida, M.Psi, orang tua yang memiliki anak dengan IQ tinggi harus menyesuaikan minatnya, Bunda. Setelah mengetahui minat anak, Bunda baru bisa memfasilitasinya.
"Samanya dalam artian begini, orang tua sudah tahu nih IQ nya tinggi, berarti dia punya potensi yang besar. Tapi, kembali lagi ke anaknya, dia punya minat apa, yang dia suka apa," ungkapnya pada HaiBunda beberapa waktu lalu.
"Dari situ bisa dibantu, difasilitasi untuk dia mengusai lebih dalam lagi terkait minatnya. Tetapi berarti juga itu untuk informasi orang tuanya, bahwa anak ini bisa di-push lagi mungkin, oh berarti kamu bisa coba ini, coba itu," lanjutnya kemudian.
Fakta tes IQ
Melansir berbagai sumber, ada banyak fakta mengenai tes IQ yang perlu Bunda tahu dan pahami, nih. Kalau penasaran, berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya.
1. Skor tes IQ
Skor IQ paling rendah adalah 70 dan di bawahnya, Bunda. Skor yang rendah dan indikator lainnya mungkin menujukan bahwa seseorang memiliki disabilitas intelektual.
Adapun skor IQ yang lebih dari 140 dianggap memiliki skor IQ jenius. Albert Einstein sendiri memiliki skor IQ sekitar 160.
Mengutip laman Verywell Mind, pada kebanyakan tes, skor 100 dianggap sebagai IQ rata-rata. Hampir 70 persen dari semua orang mendapatkan nilai plus atau minus 15 poin dari skor rata-rata ini. 95 persen skor termasuk dalam dua standar deviasi antara 70 dan 130.
2. Cara menghitung tes IQ
Secara historis, tes IQ bisa dihitung dengan menggunakan dua cara. Cara pertama berdasarkan usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologi mereka kemudian dikalikan 100. Sementara itu, metode lainnya membandingkan dengan skor orang lain dalam kelompok usia yang sama.
Dalam metode ini, psikometri menggunakan proses yang dikenal sebagai standarisasi untuk memungkinkan membandingkan dan menafsirkan arti skor IQ, Bunda. Proses ini dicapai dengan memberikan tes kepada sampel yang representatif dan menggunakan skor ini untuk menetapkan standar, biasanya disebut sebagai norma di mana semua skor individu bisa dibandingkan.
Misalnya, pada The Wechsler Adult Intelligence Scale dan tes Stanford-Binet, skor yang berada di antara 90 dan 109 dianggap sebagai skor IQ rata-rata. Pada tes yang sama ini, skor yang berada di antara 110 dan 119 dianggap sebagai skor IQ rata-rata yang tinggi. Skor antara 80 dan 89 tergolong rata-rata rendah.
![]() |
3. Perbedaan ras dan skor IQ
Sebuah studi kemampuan kognitif nasional menunjukkan bahwa ada perbedaan skor IQ di antara negara-negara yang berbeda, Bunda. Studi ini memang terbatas, namun beberapa eksplorasi topik ini telah dilakukan dengan membuat perkiraan IQ rata-rata untuk negara yang berbeda.
Perbedaan ini mungkin sebagian besar berkaitan dengan pengaruh lingkungan. Misalnya saja sosial ekonomi, tingkat melek huruf, tingkat pendidikan, dan angka harapan hidup.
Tak hanya itu, mengutip dari Verywell Mind, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Richard Lynn dan Tatu Vanhanen, Hong Kong memiliki rata-rata IQ tertinggi di 108, sementara Guinea Khatulistiwa memiliki IQ terendah di 58.
Rata-rata kelompok IQ dari beberapa negara lain termasuk Amerika Serikat ada di angka 98. Sedangkan Inggris ada di skor 100 dan Italia di 102.
4. Perbedaan tes IQ wanita dan pria
Selama bertahun-tahun, beberapa penelitian berpendapat bahwa baik pria maupun wanita memiliki keunggulan dalam hal IQ. Sementara penelitian lainnya berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita.
Sebuah studi menemukan bahwa meskipun tidak ada perbedaan rata-rata dalam skor IQ pria dan wanita, pria lebih cenderung banyak memiliki variabilitas dalam skor IQ.
Penelitian telah menemukan bahwa ada sedikit perbedaan dalam kinerja tugas-tugas verbal dan spasial yakni wanita melakukan lebih baik tugas verbal dan pria melakukan kemampuan spasial lebih baik. Meski begitu, peneliti percaya bahwa disparitas ini hanya sebagian karena perbedaan biologis dan adanya pengaruh pada budaya, pengalaman, serta pendidikan.
5. Manfaat tes IQ
Melakukan tes IQ pada anak dapat memberikan berbagai macam manfaat, Bunda. Misalnya adalah sebagai berikut:
- Tahu kebutuhan anak.
- Membantu menemukan tutor atau ahli yang sesuai dengan kemampuannya.
- Membantu anak berada di kelas yang sesuai di sekolah.
- Tidak membebani anak dengan segudang aktivitas ekstra.
6. IQ bisa turun kalau tidak diasah
Menurut Fida, jika IQ anak mengalami penurunan, bukan berarti tingkat IQ nya menurun, Bunda. Penurunan ini terjadi karena anak berhenti mempelajari sesuatu.
"Jadi kalau turun, turunnya bukan ke arah kognitifnya (IQ) tapi misalnya kita mempelajari sesuatu, kita berhenti mempelajari itu, kita enggak asah lagi lama-lama jadi tumpul. Sebenarnya sih sama," kata Fida.
Fida kemudian mencontohkan lagi, misalnya anak IQ tinggi main piano. Tidak serta-merta anak dengan IQ tinggi kemahirannya bisa bertambah tanpa belajar. Si Kecil tetap harus belajar supaya performanya meningkat.
"Tapi kalau enggak dia belajar juga segitu-segitu saja performanya. Nah, bedanya kalau anak IQ tinggi ini pemahamannya, ada informasi baru itu lebih mudah," ungkapnya.
"Karena tes IQ bukan tes pelajaran/akademik tapi lebih pada kemampuan otaknya," tuturnya.
![]() |
7. IQ tidak menjamin kesuksesan
Mengutip dari Verywell Mind, IQ bisa memprediksi hal-hal seperti kesuksesan akademis, Bunda. Namun, para ahli mengatakan bahwa tes IQ tidak selalu menjamin kesuksesan hidup seseorang.
Terkadang orang dengan IQ sangat tinggi tidak berhasil dalam hidupnya. Sementara mereka yang memiliki IQ rata-rata bisa lebih berkembang.
Lebih lanjut, Warren Buffett, CEO dari perusahaan konglomerasi Berkshire Hathaway mengatakan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan seseorang. Lebih dari itu, ia menilai ada poin penting seperti kestabilan rasional dan emosional.
"Anda tak perlu menjadi ilmuwan yang merakit pesawat luar angkasa. Ini bukanlah perkara orang dengan IQ 160 mengalahkan orang dengan IQ 140," tuturnya dalam buku Warren Buffett Speaks, dikutip CNBC.
Warren Buffett mengatakan, meski seseorang memiliki IQ 160, jumlah sebanyak itu tidak terlalu terpakai untuk membangun sebuah bisnis.
"Apa yang Anda butuhkan adalah kestabilan emosional dan rasional. Anda harus mampu berpikir secara independen," ujarnya.
8. Jenis dan klasifikasi IQ
Skor tes IQ tidak cukup untuk dijadikan diagnosis anak memiliki disabilitas intelektual, Bunda. Hal ini karena adanya pertimbangan lain seperti faktor-faktor seperti usia dan keterampilan adaptif.
Ada beberapa jenis dan klasifikasi IQ berdasarkan tes IQ Wechsler untuk anak-anak dan orang dewasa, nih. Berikut ini deretannya:
- 130+ : Sangat Unggul
- 120 hingga 129: Unggul
- 110 hingga 119: Rata-Rata Tinggi
- 90 hingga 109: Rata-rata
- 80 hingga 89: Rata-Rata Rendah
- 70 hingga 79: Garis Perbatasan
- 69 & di bawah: Cacat Intelektual
9. Ciri anak memiliki IQ tinggi
Anak yang memiliki IQ tinggi cenderung memiliki tanda dan ciri yang bisa dilihat nih, Bunda. Mengutip laman Learning It Off, berikut ini adalah deretannya:
- Memiliki memori atau ingatan yang luar biasa untuk menyimpan informasi baik di sekolah maupun di rumah.
- Terampil membaca sebelum usia empat tahun.
- Memiliki rasa ingin tahu yang besar, biasanya anak banyak bertanya dan keinginan untuk belajar.
- Cerdas dalam bermusik.
- Suka bicara dengan orang dewasa daripada dengan anak-anak lainnya.
10. Anak IQ tinggi cepat bosan
Banyak yang mengatakan bahwa anak dengan IQ tinggi cenderung lebih cepat bosan, Bunda. Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Fida, hal ini dikarenakan anak cepat dan paham melakukan sesuatu.
"Makanya dia punya menguasai ini itu, istilahnya kapasitas di laptop, RAM-nya gede. Kalau RAM-nya kecil, ah fokus sama satu dulu aja deh," ungkapnya.
"Anak yang bosan, dia terlalu mudah mengerjakan soal di sekolah sehingga dia butuh lagi sesuatu yang lebih tinggi," tambahnya.
![]() |
11. Waktu Tes IQ
Waktu untuk melakukan tes IQ menjadi salah satu pertanyaan yang paling umum, Bunda. Lantas, kapan waktu terbaik untuk melakukan tes IQ ini, ya?
Ternyata anak-anak sudah bisa melakukan tes IQ di antara usia 5-8 tahun, Bunda. Di bawah usia ini, hasilnya mungkin tidak akurat atau bahkan bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia.
Selain itu, tes IQ untuk balita tidak dianjurkan karena hasilnya mungkin tidak akurat. Sebagai gantinya, amati dan catat tanda-tanda awal bakat pada anak dan bagikan dengan dokter anak atau psikolog anak ya.
Berapa usia ideal anak mengikuti tes IQ? Usia ideal untuk mengikuti tes IQ adalah 5 tahun, ketika hasil tes dapat berdampak pada penempatan sekolah dan kurikulum anak, Bunda.
12. Tempat tes IQ
Sebagian sekolah menawarkan tes IQ dan tes lain untuk bakat di sekolah untuk menempatkan siswa dalam program berbakat. Namun, jika tidak, Bunda bisa ke lembaga konsultan atau klinik psikologi.
Di Indonesia, di antaranya di Klinik Terpadu Psikologi UI Depok, Biro Psikologi Solutiva, dan UPT LBK UNJ. Bunda juga bisa ke psikolog anak untuk mengetahui informasi mengenai tes IQ.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Intip juga video perbedaan IQ, EQ, dan SQ berikut ini:
(mua/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Fakta Yusuf Shah, Bocah Jenius yang IQ-nya Kalahkan Albert Einstein

Parenting
Cerita Bunda Ani Sempat Kira Putranya Aneh Ternyata IQ Superior, Masuk SD Lebih Cepat

Parenting
Arti IQ 142 yang Diperoleh El Rumi Anak Maia Estianty

Parenting
Persiapan Tes IQ Anak, Ini 3 Hal Simpel yang Bisa Bunda Lakukan

Parenting
3 Situs Gratis Tes IQ Online untuk Anak


12 Foto