Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi Baru Lahir, Perhatikan Hal Ini Bun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 10 Sep 2022 19:17 WIB

Ilustrasi Ibu dan Bayi
Ilustrasi 5 Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi Baru Lahir, Perhatikan Hal Ini Bun. Foto: Getty Images/iStockphoto/tonefotografia

Gumoh adalah hal yang terjadi ketika isi perut bayi naik kembali melalui mulut mereka. Sering disertai dengan sendawa. Setiap bayi melakukannya setidaknya sesekali. Beberapa melakukannya sering, bahkan dengan setiap menyusui.

Kebanyakan bayi yang gumoh itu menandakan mereka puas, nyaman, dan tumbuh dengan baik. Bayi tidak memiliki masalah pernapasan yang disebabkan oleh muntah. Gumoh juga merupakan hal normal dan bukan sakit sehingga tidak memerlukan obat.

Memang bayi gumoh atau keluarnya isi perut setelah menyusu, berantakan, membuat frustrasi orang tua dan itu sangat normal. Dikutip dari Mayoclinic, sebagian besar bayi berhenti gumoh pada usia 12 bulan.

Penyebab gumoh pada bayi baru lahir

Lalu, apa sih yang menyebabkan gumoh? Kylie Monk, Ph.D, dokter anak di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, California menjelaskan bahwa sistem pencernaan bayi masih berkembang, Bunda.

Sfingter esofagus bagian bawahnya yaitu cincin otot yang menyimpan makanan di perut, tidak berfungsi penuh selama beberapa bulan. Ini membuatnya sangat mudah untuk makanan yang baru saja dia makan untuk keluar kembali.

"Jika perut bayi Anda sangat penuh setelah menyusu atau Anda tiba-tiba mengubah posisinya setelah makan, misalnya, hal itu dapat memaksa makanan keluar dari perutnya dan naik ke kerongkongannya dalam bentuk gumoh," tulisnya, dikutip dari What to Expect.

Bayi juga mungkin akan gumoh saat bersendawa, ngiler, batuk, atau menangis. Fakta bahwa bayi yang masih minum ASI atau susu formula juga memudahkan isi perutnya untuk kembali naik.

Apa perbedaan antara gumoh dan muntah?

Gumoh adalah keluarnya isi perut bayi melalui mulutnya, mungkin dengan sendawa, namun dalam jumlah kecil. Muntah terjadi ketika alirannya kuat dan biasanya dikeluarkan dalam jumlah banyak.

Gumoh tidak mengganggu kesehatan bayi. Selama bayi tampak nyaman dan makan dengan baik dan berat badan bertambah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika berat badan bayi bertambah, maka dia tidak dirugikan oleh kalori yang hilang karena gumoh.

Bagaimana cara mengatasi gumoh? Bunda bisa simak caranya di halaman berikutnya, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video penyebab BAB bayi berbusa berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




CARA MENGATASI GUMOH PADA BAYI BARU LAHIR

Ilustrasi Bayi Baru Lahir

Ilustrasi 5 Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi Baru Lahir, Perhatikan Hal Ini Bun. Foto: Getty Images/iStockphoto/tacstef

Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi kemungkinan atau frekuensi bayi baru lahir mengalami gumoh. Berikut caranya, dikutip dari Very Well Family:

1. Sendawakan bayi setelah menyusui

Cobalah untuk menyendawakan bayi selama dan setelah setiap menyusui untuk mengeluarkan udara dari perutnya. Beberapa bayi yang disusui secara langsung tidak perlu bersendawa setelah setiap kali menyusu, karena mereka cenderung menelan lebih sedikit udara daripada bayi yang diberi susu botol.

Namun, jika Bunda memiliki persediaan susu yang melimpah atau aliran susu yang sangat cepat, itu beda kasus. Terkadang bayi gumoh karena memang bersendawa.

Menyendawakan bayi membantu melepaskan udara yang tertelan selama menyusui. Setelah bersendawa, bayi akan lebih nyaman. Menghilangkan udara juga dapat membuat lebih banyak ruang di perut bayi untuk melanjutkan menyusu.

Banner Cerita Kehamilan Gracia Indri

2. Jaga agar proses menyusui dalam kondisi tenang

Cobalah untuk membatasi gangguan, kebisingan, dan cahaya terang saat Bunda menyusui. Proses menyusui yang lebih tenang dapat menyebabkan lebih sedikit ludah. Selain itu, jangan buru-buru bermain dengan Si Kecil dalam permainan yang sangat aktif setelah ia menyusu.

3. Beri jeda waktu menyusui

American Academy of Pediatrics merekomendasikan menunggu setidaknya dua jam untuk bayi yang baru lahir untuk disusui. Ini penting untuk membiarkan perut kosong sebelum menambahkan lebih banyak susu ke dalamnya.

4. Kelola LDR (refleks let-down)

Jika Bunda cenderung memiliki refleks let-down (LDR) yang kuat, ASI mungkin mengalir terlalu cepat untuk bayi baru lahir. Cobalah untuk menyusui dalam posisi berbaring sehingga bayi menyerap ASI melawan gravitasi.

Bunda juga dapat memompa atau memeras ASI dari payudara sebelum memulai menyusui untuk membantu memperlambat alirannya.

5. Bereksperimen dengan posisi menyusui

Cobalah posisi menyusui yang berbeda untuk melihat apakah beberapa lebih nyaman daripada yang lain untuk bayi. Dan setelah menyusui, usahakan agar kepala bayi tetap tegak dan terangkat selama setidaknya 30 menit.

Semoga informasi di atas dapat membantu Bunda, ya.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda