Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Curhat Bunda 5 Anak Besarkan 2 Putra yang Didiagnosa ADHD, Tapi Punya IQ Superior

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 20 Oct 2022 09:30 WIB

Young asian woman and little baby boy preparing for road trip at home.
Curhat Bunda 5 Anak Diberi Cobaan, 2 Anak dan Suaminya Didiagnosa ADHD / Foto: Getty Images/staticnak1983

Perjuangan Bunda tak pernah luput dari berbagai cobaan. Kisah Bunda yang satu ini dapat menjadi inspirasi dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.

Adalah Mawar, Bunda yang telah membesarkan lima orang anak yang spesial. Setelah menikah selama 12 tahun dengan Furqon, suaminya, ada kenyataan mengejutkan yang harus dihadapi Bunda berusia 35 tahun tersebut.

Selama membangun rumah tangga, Mawar banyak mengalami cobaan sebagai istri dan Bunda. Dari kelima anak Mawar, dua di antaranya berkebutuhan spesial.

Anak pertama Mawar, Faruq didiagnosa Attention-deficit/Hperactivity Disorder (ADHD) dan diseleksia. Sedangkan anak keempat dan suaminya juga suspect dengan ADHD. HaiBunda telah mengontak Mawar dan diizinkan untuk membagikan kisahnya.

"Allah pengen aku belajar sabar, jadi aku dikasih 5 anak jarak dekat. Anak nomor satu ADHD dan diseleksia, nomor empat suspect ADHD. Suami juga suspect ADHD. Tapi pasti Allah punya maksud baik di balik semua," kata Mawar di akun TikTok @mawarf6.

Mawar bercerita, putra sulungnya tak kunjung berbicara hingga usia 3 tahun. Ia dan suami mulai membawanya ke dokter untuk memeriksakan tumbuh kembang Faruq. Ternyata, Faruq didiagnosa ADHD dan diseleksia, Bunda. Ia juga tercatat memiliki IQ yang tinggi.

"Ini Faruq, anak istimewa kami yang dulu 3 tahun tidak bisa bicara. Kini diagnosisnya sudah tegak, ADHD dan diseleksia. Meski begitu, IQ Faruq superior dan dia punya banyak prestasi," cerita Mawar.

Fakta bahwa Faruq didiagnosa ADHD serta diseleksia membuat Mawar dan suaminya lebih waspada. Mereka memutuskan untuk ikut memeriksakan anak-anak yang lainnya. Dari pemeriksaan tersebut, anak keempat mereka disebutkan suspect ADHD.

"Karena ADHD dan diseleksia bersifat genetik, kami memutuskan screening anak-anak kami yang lain. Dimulai dari Faqih, anak keempat kami yang memang sangat aktif. Hasinya masya Allah, IQ Faqih superior. Tapi ternyata Faqih suspect ADHD juga," ia memaparkan.

"Jujur kami kaget, bingung, perasaan kami campur aduk. Tapi yang pasti, diagnosis takkan menghalangi cinta kami. Faqih tetap kesayangan kami," tuturnya.

Meski harus membesarkan 5 anak dengan 2 di antaranya berkebutuhan khusus, Mawar tetap bersyukur dengan cobaan yang didapatkan.

"Jadi inilah kami keluarga 5 anak, dengan dua di antaranya istimewa. Kami yakin titipan ini adalah tanda bahwa Allah percaya kalau kami pasti bisa menjaga amanah ini sebaik-baiknya. Titip doa buat kami ya," ujar Mawar.

Mawar juga menceritakan lika-liku kehidupan Bunda yang membesarkan anak ADHD dan diseleksia. Baca di halaman selanjutnya, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tentang tanda-tanda awal autisme pada anak:

[Gambas:Video Haibunda]



SUKA DUKA BESARKAN ANAK ADHD

Ilustrasi vitamin anak cerdas

Ilustrasi Anak Cerdas / Foto: Getty Images/Erdark

Mawar harus menerima kenyataan bahwa kedua anaknya sangat istimewa. Ia bercerita, anak-anaknya memiliki sejumlah masalah sensori yang membuat mereka lebih sensitif terhadap banyak hal.

"Anak ADHD dan sensory issues-nya. Enggak mau dipeluk, disentuh marah, sprei harus adem dan halus, risih kalau kena yang licin, tag baju harus digunting, malas cukur rambut, enggak suka berisik, enggak sabaran, enggak bisa kontrol energi," ia memaparkan.

"Ini bukan tanda ADHD, ini masalah sensori yang ada pada 2 anak saya yang ADHD. Tidak semua yang begini adalah penyandang ADHD dan juga tidak semua anak ADHD mengalami masalah sensori seperti ini," tuturnya.

Menu diet lezat

Putra sulungnya, Faruq, juga kesulitan mendapat teman karena lebih fasih menggunakan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, Mawar sangat bahagia ketika Faruq berhasil menemukan teman yang cocok.

"Sulit ketemu teman sefrekuensi, tiba-tiba kemarin ketemu teman baru yang ngomong Bahasa Inggris juga. Langsung sefrekuensi ngomongin hobi dan merencanakan masa depan. Bahasa pertama Faruq memang Bahasa Inggris, jadi se-happy itu kalau ketemu teman ngomong Inggris juga," bebernya.

Faruq yang kini telah menduduki bangku kelas 4 SD juga tumbuh menjadi anak cerdas. Ia menggeluti bidang coding dan animasi di usia sangat muda. Faruq ingin membuktikan bahwa anak berkebutuhan khusus juga bisa berkarya, Bunda.

"Aku memang pengen jadi coder. Aku pengen bikin aplikasi yang banyak manfaatnya, games yang seru, dan animasi yang ada ilmunya," kata Faruq.


(anm/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda