sign up SIGN UP search

parenting

Demam Berdarah: Simak Gejala & Risikonya, Cegah Sebelum Sebabkan Kematian pada Anak

dr. Mira Dewita, Sp.A   |   Haibunda Rabu, 02 Nov 2022 10:11 WIB
Demam berdarah pada anak caption
Jakarta -

Anak-anak rentan sakit karena sistem imun tubuh belum berkembang sempurna untuk menangkal virus dan bakteri. Salah satu penyakit yang kerap menyerang anak-anak, khususnya anak di bawah 15 tahun adalah demam berdarah atau DBD.

Demam berdarah sendiri merupakan penyakit infeksi virus yang memiliki bentuk ringan, sedang, hingga berat. Demam berdarah sendiri menyerupai penyakit COVID-19. Beberapa orang yang mengidap DBD bahkan tidak memiliki gejala.

Demam berdarah bisa menyebabkan kematian karena pada dasarnya demam berdarah mirip dengan COVID-19, Bunda. Pada tingkat berat, demam berdarah bisa menyebabkan kematian. Sementara itu, demam berdarah dengan tingkat ringan tidak menyebabkan risiko kematian.


Penyakit demam berdarah menyerang banyak komponen di dalam tubuh, Bunda. Mulai dari komponen darah, organ kardiovaskular, hingga infeksi pada otak. Kalau biasanya penyakit demam berdarah kerap dikaitkan dengan musim hujan, pada kenyataannya demam berdarah bisa terjadi sepanjang tahun.

Artinya, tidak harus menunggu musim hujan untuk Si Kecil terserang penyakit DBD ini, Bunda.

DBD menyerang seluruh usia

Indonesia termasuk negara yang memiliki kasus demam berdarah tinggi. Nyamuk penyebab demam berdarah telah menjadi endemis, Bunda.

Demam berdarah banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa. Di hampir setiap kelompok umur ada kasus demam berdarah.

Gejala DBD

Ada beberapa gejala demam berdarah yang kerap terlihat pada anak, Bunda. Berikut ini deretannya:

  • Demam tinggi mendadak selama 2 hingga 7 hari dengan suhu 39 hingga 40 derajat
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Sakit perut disertai diare
  • Dehidrasi jika diare dan muntah terus menerus
  • Batuk
  • Nyeri sendi
  • Tidak enak badan
  • Kepala pusing

Bintik-bintik pada DBD

Ketika anak terkena demam berdarah, biasanya ada ciri khas yang muncul berupa bintik-bintik merah, Bunda. Dalam medis, bintik-bintik merah ini dinamakan petekie. Petekie muncul pada kulit mulai dari kaki, tangan, hingga wajah. Ketika kulit diregangkan, bintik merah pada DBD tidak akan hilang.

Meski begitu, ada beberapa kondisi di mana petekie tidak muncul pada DBD, Bunda. Terkadang, petekie juga muncul di penyakit lainnya.

Kondisi anak yang harus dibawa ke rumah sakit

Dalam demam berdarah yang paling harus diwaspadai adalah fase kritis atau fase pengawasan, Bunda. Pada fase pengawasan ini biasanya terjadi shock yang bisa menyebabkan kematian.

Anak mulai memasuki fase pengawasan ketika demam di hari ketiga. Ketika anak dalam fase ini, sebaiknya Bunda mulai membawanya ke rumah sakit.

Berikut ini deretan tandanya:

  1. Anak lemas
  2. Air seni berkurang atau tidak ada air seni
  3. Muntah terus menerus, bisa lebih dari 6 kali sehari
  4. Mengeluh sakit perut terus menerus
  5. BAB berdarah
  6. Air seni berdarah
  7. Muntah berdarah

Fase pengawasan DBD

Pada fase pengawasan, pembuluh darah diibaratkan sebagai selang pemadam kebakaran. Kalau selang pemadam kebakaran diisi air, maka selang akan berkembang dengan baik. Selang pemadam kebakaran ini sama dengan pembuluh darah yang terisi penuh dan membawa oksigen ke otak, jantung, dan seluruh tubuh.

Di fase pengawasan, pembuluh darah yang tadinya mengembang sempurna mengalami kebocoran sehingga seluruh isinya keluar ke jaringan. Pembuluh darah yang menyerupai selang pemadam kebakaran ini kemudian kempes dan tidak memiliki isi.

Ketika pembuluh darah tidak memiliki isi, itu tandanya tidak ada oksigen yang bisa disalurkan ke seluruh tubuh. Inilah yang disebut shock pada fase pengawasan demam berdarah.

Trombosit pada DBD

Anak dengan kondisi sehat atau normal memiliki nilai trombosit 200.000 atau di atas 200.000, Bunda. Saat anak terkena demam berdarah, trombositnya berada di angka rendah atau di bawah 100.000.

Trombosit yang rendah terjadi karena terjadinya kebocoran di pembuluh darah ke jaringan. Dengan begitu, ketika anak menjalani tes darah, trombosit akan rendah. Namun, trombosit akan masuk kembali ke pembuluh darah saat anak dalam fase penyembuhan.

Fase pemulihan

Saat memasuki masa pemulihan, anak akan memperlihat beberapa gejala khas, Bunda. Misalnya saja sebagai berikut:

  • Nafsu makan anak kembali
  • Badan kembali segar
  • Tidak lagi terlihat lemas

Haruskan anak DBD dirawat di rumah sakit?

Anak dengan gejala demam berdarah ringan dan sedang bisa dirawat di rumah. Namun, anak dengan gejala berat dan memasuki masa pengawasan harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit.

Masa rawat anak demam berdarah di rumah sakit tidak terlalu lama. Sesuai dari protokol penanganan anak demam berdarah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian cairan infus dilakukan hanya dalam waktu 48 jam. Artinya, setelah 48 jam, anak tidak perlu lagi diberikan infus.

Masa perawatan juga harus disesuaikan dengan kondisi anak, Bunda. Biasanya, demam anak akan mulai kembali sehingga masa rawat jadi lebih panjang. Terlebih ketika anak masih diare atau muntah, sehingga anak perlu dirawat karena dehidrasi.

Jus jambu dan sari kurma bisa bantu sembuhkan DBD?

Pernyataan tentang jus jambu atau sari kurma yang bisa menyembuhkan atau bantu menaikkan trombosit pada anak yang sakit demam berdarah adalah mitos atau hoaks.

Trombosit yg keluar dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan, saat fase penyembuhan trombosit akan masuk kembali ke pembuluh darah, Bunda. Trombosit yang tadinya turun akan naik kembali dengan sendirinya. Jadi, anak tidak membutuhkan obat-obatan

Makanan yang harus dihindari pasien DBD

Pada dasarnya tidak ada makanan yang dianjurkan saat anak terkena demam berdarah karena nafsu makan anak sedang menurun. Namun, anak harus menghindari makanan yang bersidat asam yang dapat mengiritasi lambung.

Ada pula minuman isotonik dan minuman bersoda yang perlu dihindari karena rata-rata pasien demam berdarah mengeluhkan sakit perut. Hindari juga makanan asam, pedas, teh, dan kopi.

Bisakah DBD berulang?

Sama seperti COVID-19, penyakit demam berdarah bisa terjadi berulang-ulang pada seseorang. Demam berdarah di Indonesia terdiri dari 4 serotipe sehingga orang yang telah terkena demam berdarah dapat terkena kembali di kemudian hari.

Biasanya infeksi demam berdarah yang kedua jauh lebih berat, sedangkan infeksi pertama lebih ringan. Namun, harus dilihat kembali bentuk dan gejala yang dimiliki.

Cara mencegah DBD

DBD bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih, Bunda. Berikut ini deretannya:

  1. Bersihkan rumah
  2. Jangan biarkan ada air tergenang
  3. Pakaikan kasa nyamuk
  4. Pakaikan anak baju panjang dan tertutup
  5. Pada anak yang tidak memiliki kulit sensitif, bisa gunakan obat nyamuk oles
  6. Hindari menggantung baju yang sudah terpakai
  7. Menguras bak mandi

 Simak juga video mengenai penanganan demam berdarah di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!