Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Miliki Gelar S2 dan Menikah dengan Sopir Truk, Bunda Ini Bahagia Jadi Ibu Persusuan

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 26 Jan 2023 06:00 WIB

Orkid Azura
Kisah Ibu Persusuan Asal Malaysia, Bahagia Bersama Tiga Anak / Foto: Instagram @orkid_azura

Menyusui dapat menyebabkan terjadinya pertalian hubungan dengan seorang anak, meski tak dilahirkan dari rahim sendiri. Dalam hal ini, Bunda disebut sebagai ibu persusuan.

Kisah tersebut juga dialami oleh seorang guru bergelar S2 di Malaysia. Orkid Azura yang pernah viral karena kisah cintanya dengan sopir truk kini hidup bahagia di Malaysia bersama anak-anaknya.

Orkid Azura dan Hafis Hozahli sudah dikaruniai dua anak laki-laki. Mereka adalah Muhamad Hafifi atau Fifi yang berumur 1 tahun, serta Muhamad Hafizi atau Fizi yang baru berusia 10 bulan.

Tak hanya itu, Azura juga mendapatkan kesempatan untuk memiliki seorang anak susuan bernama Nur Alisha Zahra atau Hizara yang baru berusia 11 bulan.

Azura bercerita, keputusan itu ia lakukan ketika sepupunya dikaruniai seorang anak perempuan. Kala itu, Azura mendapatkan rezeki berupa ASI yang berlimpah sehingga ia memutuskan untuk menyusui anak dari sepupunya.

"Saya mengambil keputusan untuk mengambil anak angkat dan menyusukan anak ini kerana waktu saya melahirkan anak kedua, ASI saya terlalu banyak jadi saya memilih untuk berkongsi rezeki. Walaupun anak perempuan ini tak lahir dari rahim saya, namun saya amat menyayanginya," ujar Azura kepada HaiBunda belum lama ini.

Ibunda kandung dari Nur Alisha Zahra adalah sepupu Azura yang juga merupakan warga negara Malaysia. Sementara itu, ayah kandung Hizara merupakan WNI asal Medan yang bekerja di Malaysia. Kehadiran Hizara semakin melengkapi kebahagiaan di rumah tangga mereka.

Wanita yang memiliki gelar S2 itu kini sibuk menjalani peran sebagai guru, istri, serta Bunda tiga anak. Azura masih menjadi guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Bandar Baru Sentul, Kuala Lumpur.

"Saya masih menjadi seorang guru. Kesibukan menjadi seorang guru itu perkara biasa yang dialami semua guru," ucap Azura.

Kini Azura dan Hafis saling menggeluti pekerjaan mereka masing-masing demi menafkahi ketiga buah hati. Di sela-sela kesibukan, mereka juga saling bergantian mengurus Si Kecil.

"Jika kami sibuk bekerja, kami saling video call bersama. Sebagai ibu dan bapak yang bekerja, anak-anak kami diasuh oleh orang tua saya (ibu saya). Pada akhir pekan kami membawa mereka ke taman bermain, berjalan ke tempat-tempat menarik," ia bercerita.

"Dari segi pola asuh, kami bergiliran menjaga ketika anak jika anak sakit atau demam. Pada waktu malam, kebiasaannya, suami akan bangun untuk menukar lampin (popok) anak. Alhamdulillah suami sangat membantu," ujarnya.

Sebelum menikah, pasangan ini sempat menuai cibiran karena perbedaan status sosial mereka. Baca di halaman selanjutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tentang kisah cinta pria Bali dan istri bule:

[Gambas:Video Haibunda]



DIHINA KARENA BEDA STATUS SOSIAL

Orkid Azura dan Hafis Hozahli

Orkid Azura dan Hafis Hozahli / Foto: Instagram @orkid_azura

Kisah cinta Orkid Azura dan Hafis Hozahli sempat viral beberapa tahun lalu. Azura sempat dicibir karena keputusannya untuk menikah dengan seorang sopir truk.

Pernikahan Orkid Azura dengan Hafis Hozahli dilaksanakan melalui prosesi akad nikah yang begitu sederhana. Hantaran pernikahan mereka pun hanya di bawah Rp30 juta.

Padahal, Orkid Azura sendiri merupakan seorang sarjana lulusan strata 2 atau S2 yang berprofesi sebagai guru. Lantas, apa yang membuat Orkid Azura mau menikah dengan Hafis Hozahli yang hanya lulusan SMA?

Ilustrasi preeklamsia

Diakui Azura, ia tak memandang pekerjaan calon suaminya sebagai hal yang buruk pada saat itu. Ia juga tak pernah menilai Hafis dari ketampanannya.

Bahkan setelah menikah, Azura merasa bahwa ia tidak salah memilih Hafis sebagai suaminya. Menurut Azura, Hafis tak hanya menjadi sosok suami yang sempurna. Hafis juga berperan aktif sebagai ayah untuk anak-anak mereka.

"Saya bernikah niat mencari redha, bukan kerana harta atau rupa parasnya yang tampan. Biarpun apa masa silamnya, saya yakin manusia boleh berubah. Dia sangat menyayangi saya dan anak-anak, dia sosok suami yang bertanggung jawab dan romantis," kata Azura kepada HaiBunda belum lama ini.

Di usia yang sudah memasuki kepala tiga, Azura merasa hidupnya begitu lengkap meski memiliki perbedaan status dengan sang suami. Ia telah dikaruniai dua anak laki-laki serta memiliki satu anak perempuan susuan atau anak angkat.

"Saya merasa gembira pada usia 31 tahun, kehidupan saya lengkap dengan kehadiran anak-anak, gembira melihat mereka membesar dan bermain," ucap Azura.

Diakui Azura, ia dan suaminya memang kerap mendapatkan cacian dari orang-orang di sekitar mereka. Namun pasangan ini tetap santai dan menganggapnya sebagai ujian pernikahan, Bunda.

"Ujian pernikahan itu benar. Kami suami isteri tidak mau mengambil perkara negatif. Bila terlalu banyak mendengar omongan orang, pastinya sakit hati deh. Jadi biarin aja, makanan kami enak atau tidak bukan mereka yang biaya," tutur Azura.

"Jodoh kami sampai di mana itu terserah biarkan Allah yang tentukan takdir. Suami dan anak-anak adalah pinjaman," imbuhnya.


(anm/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda