Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

17 Dongeng Pendek untuk Anak SD sebagai Pengantar Tidur, Penuh Moral dan Kesan

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Selasa, 17 Sep 2024 04:00 WIB

Dongeng anak SD
Kumpulan Dongeng anak SD/ Foto: Getty Images/iStockphoto/blueringmedia

Dongeng pendek untuk anak SD dapat menjadi pilihan bacaan bagi Si Kecil untuk mengajarkan mengenai nilai-nilai kebaikan. Meskipun singkat, pengenalan dongeng pendek dirasa pas karena anak-anak tipikal yang mudah bosan dan mudah terpengaruh lingkungan.

Maka sebagai awalan, Bunda bisa membiasakan kegiatan membaca dengan memperkenalkan dongeng-dongeng singkat terlebih dahulu. Lewat cerita yang menarik, anak-anak akan tersimulus untuk membaca lebih banyak buku.

Dongeng pendek untuk anak SD biasanya menceritakan mengenai kisah-kisah seru dan menyenangkan seperti petualangan, aksi, dan fantasi yang disukai anak-anak. Ragam dongeng pendek untuk anak SD pun kini beragam pilihannya, dari mulai cerita sehari-hari hingga cerita fabel.

Berikut ini Bunda dapat memilih cerita dongeng pendek untuk anak SD yang cocok dibacakan kepada Si Kecil dan tak lupa pesan moral di dalamnya. Simak penjelasannya ya, Bunda. 

1. Cerita dongeng pendek untuk diceritakan pada anak SD: Asal-usul Tari Guel

Bunda, dongeng anak singkat yang dapat dibacakan kepada anak SD dari kelas 1-6 berikut dikutip dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Nusantara, penerbit Anak Kita (2013). 

Suatu hari kakak beradik putra Sultan Johor, Malaysia yaitu Muria dan Sangede sedang menggembala itik di tepi laut sambil bermain layang-layang. Tiba-tiba datang badai dahsyat sehingga benang layang-layang mereka pun putus. Mereka berusaha mengejar layang-layang tersebut sehingga luka terhadap itik-itiknya. 

Setiba di rumah, ayah mereka menyuruh untuk mencari itik dan tidak boleh kembali tanpa berhasil menemukannya. Berbulan-bulan mereka berjalan mencari itik hingga sampai di Kampung Serule. Mereka dibawa oleh orang kampung menghadap ke istana Raja Serule. Di luar dugaan, mereka malah diangkat anak oleh baginda raja. Karena kesaktian kedua anak tersebut, rakyat Serule hidup makmur, aman, dan sentosa. 

Hal ini membuat Raja Linge iri dan gusar, sehingga mengancam akan membunuh kedua anak tersebut. Malang bagi Muria, ia berhasil dibunuh. Suatu hari, para raja berkumpul di istana Sultan Aceh untuk mempersembah kan upeti kepadanya. 

Saat itu sangede ikut datang juga dan sambil menunggu ayah angkatnya, ia menggambar seekor gajah yang berwarna putih. Lukisan Sangede ini menarik perhatian Putri Sultan yang kemudian meminta dicarikan gajah seperti pada gambar. Saat itu juga, Sultan memerintahkan Raja Serule dan Raja Linge untuk menangkap gajah putih tersebut guna dipersembahkan kepada Sultan. 

Pagi harinya, Sangede dan Raja Serule pergi ke Samarkilang seperti perintah dalam mimpi Sangede. Benar juga, mereka menemukan gajah putih sedang berkubang di pinggiran sungai. Sangede dan Raja Serule mengenakan tali di tubuh gajah dan saat akan menghelanya, gajah putih itu lari sekuat tenaga. 

Setelah berhasil mengejarnya mereka berinisiatif untuk bernyayi-nyanyi sambil menari untuk menarik perhatian gajah putih. Di luar dugaan, gajah putih itu tertarik dan mau mengikuti gerakan-gerakan mereka. Mereka terus menari sambil berjalan agar gajah itu mau mengikuti langkah mereka. Gajah itu pun mengikuti Sangede dan raja Serule yang terus menari hingga akhirnya berhasil tiba di istana. Tarian itu disebut tarian Guel hingga sekarang.

2. Dongeng pendek dari Sumatera Utara: Kisah Putri Ular

Dongeng pendek berikut merupakan cerita rakyat dari wilayah Sumatera Utara yang mengisahkan seorang putri yang berubah wujud menjadi ular. Dikutip dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Nusantara, penerbit Anak Kita (2013). 

Suatu negeri di kawasan Simalungun, dipimpin oleh seorang raja yang baik dan arif. Raja tersebut memiliki seorang putri yang cantik jelita. Berita tentang kecantikan putri raja itu diketahui seluruh pelosok negeri, termasuk seorang raja muda yang memerintah di sebuah kerajaan yang letaknya tidak jauh dari kerajaan ayah sang putri. 

Mendengar kabar tersebut, raja muda yang tampan itu berniat untuk melamar sang putri. Keesokan harinya rombongan utusan raja muda datang ke tempat tinggal sang putri. Sesampainya di sana, mereka segera menyampaikan pinangan dari rajanya. Dan dengan sukacita, pinangan tersebut diterima oleh ayah sang putri. Raja muda sangat gembira mengetahui pinangannya diterima. 

Malamnya, sang raja memberitahukan pada putrinya bahwa ada seorang raja muda yang meminangnya. Dengan malu-malu putri mengangguk bersedia.

Sang raja mengingatkan putrinya untuk menjaga diri baik-baik, agar tidak terjadi sesuatu yang dapat membatalkan pernikahan. Suatu hari, sang putri mandi dengan ditemani beberapa orang dayangnya di sebuah kolam yang berada di belakang istana. 

Setelah beberapa saat berendam, sang putri duduk di atas batu di tepi kolam sambil membayangkan betapa bahagianya saat pernikahan nanti. Saat sang putri asyik mengkhayal, tiba-tiba angin bertiup kencang dan sebuah ranting pohon yang ujungnya tajam mendadak jatuh tepat mengenai hidungnya hingga menjadi luka.

Sang putri panik membayangkan pernikahannya dengan raja muda akan gagal. Pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya hingga sang putri pun jadi putus asa.

Sambil menangis ia berdoa minta dihukum atas perbuatannya tersebut. Tidak lama kemudian, petir menyambar-nyambar dan seketika kaki sang putri mengeluarkan sisik. Sisik tersebut semakin merambat ke atas. Dayang-dayangnya pun kaget dan segera memanggil kedua orang tua putri.

Sesampainya di kolam permandian, mereka sudah tidak melihat sang putri. Yang tampak hanya seekor ular besar yang bergelung di atas batu. 

Ular besar penjelmaan sang putri pun segera pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam semak belukar. Sang raja dan permaisuri beserta dayang-dayang tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka pun menyesali nasib malang sang putri.

Cerita Nusantara Timun MasCerita Nusantara Timun Mas/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

3. Cerita dongeng pendek untuk diceritakan pada anak SD: Kisah Timun Mas

Cerita dongeng pendek terkenal untuk anak SD berikut berjudul Timun Mas yang dikutip dari buku Dongeng Nusantara, penerbit Bestari (2019).

Hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Rondo yang tinggal di sebuah desa di wilayah Jawa. Sudah sejak lama ia menginginkan anak. “Betapa bahagainya bila di hari tuaku ada anak yang membantu meringankan pekerjaanku.” pikirnya.

Ketika sedang melamun di ladang, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Mbok Rondo terkejut karena muncul raksasa yang menakutkan di hadapannya.

Raksasa itu tertawa terbahak-bahak. “Mbok Rondo aku sanggup memberimu anak. Tapi dengan syarat, saat ia berumur 6 tahun kau harus menyerahkan kepadaku untuk kusantap!”

Mbok Rondo tidak tahu asal-usul raksasa itu. Tapi karena ia benar-benar menginginkan anak, maka ia menyanggupinya.

Raksasa itu kemudian memberinya biji mentimun. “Tanamlah. Kelak di dalam salah satu buah mentimun akan kau temukan seorang anak” kata raksasa itu.

Mbok Rondo kemudian segera menanam biji mentimun itu. Salah satunya menghasilkan timun besar berwarna kuning keemasan.

Ketika memetik dan membelahnya, nampak di dalamnya bayi mungil nan lucu. Betapa gembiranya hati Mbok Rondo, bayi itu ia beri nama Timun Mas. Ia tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Mbok Rondo amat menyayanginya.

Suatu hari datanglah raksasa menagih janji. “Aku tahu, kedatanganmu untuk mengambil Timun Mas. Berilah aku waktu dua tahun lagi. Kalau ia kuberikan sekarang, tentu kurang lezat untuk disantap. Tubuhnya masih kecil.” Kata Mbok Rondo.

“Benar juga. Baiklah, dua tahun lagi aku kemari. Kalau bohong, kau yang kusantap!” ancam raksasa itu. Timun Mas yang bersembunyi di kolong tempat tidur, ketakutan setengah mati mendengar percakapan itu.

Kemudian Mbok Rondo mencari akal bagaimana caranya menyelamatkan Timun Mas. Datanglah ia ke seorang pertapa yang memberinya empat bungkusan kecil sebagai penangkal kejahatan raksasa. Isinya adalah biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Dua tahun kemudian raksasa itu datang lagi dan menagih janji. Mbok Rondo cepat-cepat menyuruh Timun Mas lari menyelamatkan diri lewat pintu belakang sambil menyerahkan bungkusan itu.

“Ho… ho… ho… walau lari ke ujung dunia sekalipun, kau pasti dapat kutangkap!” kata raksasa sambil mengejar Timun Mas. Karena terus belari, Timun Mas kelelahan. 

Dalam keadaan terdesak ia menyebar bungkusan pertama berisi biji mentimun. Biji itu tumbuh menjadi tanaman mentimun yang lebat dengan buahnya yang besar-besar. Dengan rakusnya raksasa memakan buah itu, lalu kembali mengejar Timun Mas.

Timun mas segera membuka bungkusan kedua dan menaburkan jarum ke tanah. Jarum berubah jadi hutan bambu lebat. Raksasa dapat menerobosnya meskipun kakinya berdarah-darah tertusuk bambu.

Raksasa kembali mengejarnya. Timun Mas melempar bungkusan ketiga berupa garam menjadilah lautan. Raksasa itu ternyata mampu melewatinya.

“Bocah kurang ajar! Awas kalau kutangkap, kutelan kau bulat-bulat!” raksasa itu semakin marah. Timun Mas segera melempar bungkusan terakhir berisi terasi ke tubuh raksasa.

Tiba-tiba terasi berubah menjadi lautan lumpur mendidih. Raksasa itu kepanasan dan mati tenggelam. Timun Mas selamat. Akhirnya ia hidup bahagia bersama Mbok Rondo.

4. Dongeng pendek kaya pesan moral dari Riau: Asal-usul Kota Dumai

Cerita dongeng pendek yang menceritakan mengenai asal-usul Kota Dumai yang banyak mengandung pesan moral berikut dikutip dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Nusantara, penerbit Anak Kita (2013). 

Di daerah Dumai berdiri sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung yang diperintah oleh seorang ratu bernama Cik Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, dikenal dengan Putri Tujuh. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsu yang paling cantik, namanya Mayang Sari. 

Pada suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi di lubuk Sarang Umai. Tanpa sepengetahuan mereka, ada beberapa pasang mata yang mengamati mereka yaitu Pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya. Pangeran terpesona kecantikan Putri Mayang Sari dan ia jatuh cinta kepada sang putri. 

Bahkan, Pangeran Empang Kuala sering bergumam lirih, "Gadis cantik di lubuk Umai... cantik di Umai. Ya, ya... dumai... dumai." Dari peristiwa inilah konon nama kota Dumai berasal. 

Beberapa hari kemudian, sang pangeran mengirim utusan untuk meminang putri itu. Pinangan itu pun disambut baik oleh Ratu Cik Sima. Namun, berdasarkan adat kerajaan, putri tertualah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu.

Mengetahui pinangannya ditolak, Pangeran Empang Kuala naik pitam karena rasa malu. 

Sang pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Ratu Cik Sima yang mengetahui hal itu segera melarikan ketujuh putrinya ke dalam hutan dan membekali mereka makanan yang cukup untuk tiga bulan.

Setelah itu, sang ratu kembali ke kerajaan untuk menyiapkan perlawanan terhadap pasukan Pangeran Empang Kuala.

Sudah 3 bulan berlalu, tetapi pertempuran antara kedua kerajaan itu tak kunjung usai. Pada suatu senja, pasukan Pangeran Empang Kuala sedang beristirahat di hilir Umai berlindung di bawah pohon-pohon bakau. Namun, menjelang malam tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan. 

Saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datang utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala. la meminta pangeran untuk menghentikan peperangan karena telah membuat alam negeri Seri Bunga Tanjung marah. Seketika itu Pangeran Empang Kuala menyadari kesalahannya dan segera menghentikan peperangan.

5. Dongeng pendek sebelum tidur: Kambing Sayang Ibu

Dongeng singkat sebelum tidur kehidupan kambing dan ibunya, dapat Bunda bacakan kepada anak SD kelas 1 berikut ini dikutip dari buku Dongeng Kancil; Unik, Seru, & Mendidik, penerbit Saufa Kid’s (2016).

“Kenapa kamu menangis, Kambing?” tanya Kancil saat melihat Kambing menangis tersedu-sedu.

“Aku sendirian. Ibu pergi dari pagi dan belum kembali sampai sekarang,” jawab Kambing sembari mengusap air mata.

“Apa ibumu tidak bilang mau ke mana?”

“Tidak, dia pergi saat aku tidur,” ucap Kambing.

“Pasti kamu bangun kesiangan? Apa saja yang kamu lakukan tiap harinya?” tanya Kancil lagi. 

 "Aku selalu bermain sampai larut malam dan baru bangun ketika matahari sudah cerah sekali. Aku sangat pemalas. Kerjaku bermain saja. Apa ibuku marah, ya?" kata Kambing dengan penuh rasa menyesal. 

"Ibumu tidak mungkin marah. Kamu kan, anaknya. Kamu tidak punya saudara?" 

"Aku dan ibu tinggal berdua saja, Kancil. Aku takut ibuku meninggalkanku” Tangis kambing semakin keras . 

“Ibumu masih sayang, yuk lebih baik kita bermain,” hibur Kancil sambil menarik tangan Kambing.

Keduanya bermain petak umpet. Si Kancil yang kalah dan harus mencari tempat persembunyian Kambing. Tidak terlalu sulit bagi Kancil mencari si Kambing. Hanya dalam waktu beberapa menit, Kancil bisa menemukan Kambing. 

"Kalau sembunyi itu di tempat yang sulit dicari. Masa sembunyi sambil makan begitu?" ucap Kancil. 

Kambing hanya tertawa dengan mulut penuh rumput. Kali ini, giliran dia yang jaga dan harus mencari Kancil. Rupanya Kancil sangat lihai bersembunyi. Hampir setengah jam, Kambing tidak berhasil menemukan Kancil. Dia hampir menyerah. Namun, dia melihat ada yang bersembunyi di balik pohon tinggi. 

"Wah, itu pasti si Kancil" ucapnya penuh semangat. Kambing berlari dan segera menangkap si Kancil. Namun, yang dia temukan bukan si Kancil. 

"Ibuuu!” Kambing memeluk ibunya. 

"Lho?" Ibunya heran. 

"Aku kira Ibu pergi jauh. Aku takut Ibu meninggalkanku." ucap Kambing. 

"Ibu pergi ke danau yang jauh sekali untuk mencari air. Tapi, di tengah jalan, Ibu bertemu seekor anak kambing yang kehausan. Jadi, Ibu kembali lagi mengambil air,” ucap Ibu Kambing.

Kambing semakin memeluk ibunya. Dia tahu ibunya tidak pernah meninggalkannya dan akan selalu menyayanginya. Kambing berjanji akan menjadi anak yang rajin. Kancil menatap keduanya dari kejauhan dengan tersenyum.

Cerita Si kancilCerita Si kancil/ Foto: Dwi Rachmi/ HaiBunda

6. Cerita Dongeng Singkat untuk Penghantar Tidur Anak: Kancil dan Ikan Kecil

Dongeng singkat pengantar tidur berikut banyak mengandung pesan moral yang cocok untuk dibacakan kepada anak SD kelas 2. Cerita dikutip dari buku Dongeng Kancil; Unik, Seru, & Mendidik, penerbit Saufa Kid’s (2016).

“Tolong, tolong!” terdengar suara teriakan.

Kancil mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari sebuah ember. Seekor ikan kecil berwarna kuning memanggil Kancil. 

“Kancil, tolong aku. Aku ditangkap oleh seorang anak laki-laki,” ucap si Ikan. 

Kancil menoleh ke arah anak lelaki yang berdiri di bawah mangga. Tak jauh dari mereka, ada sungai yang mengalir tenang. 

“Kenapa dia menculik kamu, Ikan?” tanya Kancil.

“Aku tidak tahu, Tiba-tiba saja dia menangkapku dan memasukkanku ke ember ini,” sungut Ikan.

“Aku takut dimasukkan ke akuarium. Aku tidak mau terkurung di tempat itu,” lanjut Ikan.

Kancil kembali menoleh ke anak lelaki itu, lalu ia berkata “Aku akan menolongmu. Namun aku perlu memastikan dulu, apakah benar anak itu menangkapmu dan mempunyai tujuan yang tidak baik.”

“Terima kasih, kancil. Aku harap kamu menolongku.” pinta Ikan.

Kancil segera mendekati si anak lelaki. Dia melihat anak itu juga menangkap ikan-ikan kecil lainnya. Ikan-ikan itu dimasukkan ke ember. 

“Ke mana kalian, ikan-ikan kecil? Aku sangat lapar,” kata seekor ikan besar dari dalam sungai.

“Oooh, ternyata anak itu menyelamatkan ikan-ikan kecil dari si ikan besar. Ikan kecil salah sangka.” ucap Kancil.

Tak lama, ikan besar menghilang. Si anak lelaki itu mengembalikan ikan-ikan kecil ke sungai. 

“Sebentar lagi kamu bebas, Ikan. Ternyata anak itu cuma ingin menyelamatkan kamu dan teman-temanmu dari ikan besar yang kelaparan. Anak itu sedang mengembalikan ikan ke sungai,” bisik kancil.

Ikan tersenyum senang. Ketakutannya tidak terbukti. Karena pertolongan si anak lelaki tersebut, Ikan bisa hidup bebas dan berenang di sungai lagi. 

 7. Dongeng Pendek untuk Anak SD: Si Pelari Kencang

Dongeng pendek yang mengisahkan mengenai sifat rendah hati antara Kijang dan Kuda berikut dapat Bunda ceritakan kepada Si Kecil untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Cerita dongeng dikutip dari buku Dongeng Terbaik Kancil dan Sahabat-sahabatnya, penerbit Noktah (2018). 

“Siapakah yang paling cepat berlari? Aku, kamu, atau Kijang?” tanya Burung Nuri.

Pertanyaan Nuri sangat aneh, bisik hati Kuda. “Memang kamu bisa berlari? Kamu, kan, terbang,” kata Kuda.

“Anggap saja aku berlari, Kuda,” ucap Nuri dengan wajah cemberut.

“Hahaha… Kamu lucu sekali, Nuri,” ucap Kuda.

“Bagaimana kalau kamu dan Kijang lombar lari saja? Aku yang jadi jurinya,” kata Nuri.

“Jangan, dong. Jelas si Kijang yang bakalan menang. Badannya kan, ramping dan kecil,” ucap Kuda dengan nada pesimis.

“Belum tentu badan yang kecil lebih cepat berlari, Kuda. Kamu tenang saja. Nanti aku sendiri yang bicara sama si Kijang,” kata Nuri.

Nuri segera terbang menuju tengah hutan. Kijang biasanya berada di tengah hutan untuk mencari makanan. Nuri melihat Kijang bersama seekor kijang lainnya sedang berjalan. Nuri menghampirinya.

“Halo, Kijang. Apa kabar?” sapa Nuri.

“Hai, Nuri. Baik. Kok bisa kamu ada di tengah hutan ini?” tanya Kijang.

“Aku sengaja mencarimu. Aku ingin mengajakmu lomba lari,” kata Nuri.

“Hah? Lomba lari sama kamu? Mana bisa? Kamu, kan, terbang,” kata Kijang.

“Bukan sama aku, Kijang, tapi si Kuda.” jelas Nuri.

“Aku pasti kalah, Nuri. Badan Kuda lebih besar dan ia berlari cepat sekali.” kata Kijang. 

“Percaya diri, dong. Belum tentu si Kuda yang lebih cepat. Makanya, kita perlu lomba lari untuk menentukan siapa yang tercepat.” kata Nuri.

Kijang akhirnya setuju. Keesokan harinya, Kuda, Kijang, Nuri, dan hewan-hewan lain sudah berkumpul di dekat danau. Mereka bersemangat untuk mengetahui siapakah yang tercepat, Kuda atau Kijang? 

Kuda dan Kijang bersiap untuk berlari. Keduanya tampak santai dan optimis. Namun, keduanya sama-sama rendah hati. Tidak ada yang bersikap sombong. 

Nuri mengibaskan sayapnya dan berteriak, “Mulai!” Kuda dan Kijang mulai berlari. Semua hewan terpana melihat keduanya berlari dengan sangat kencang. 

Keduanya berlari mengitari danau. Semua hewan bertepuk tangan melihatnya. 

“Ayo Kuda, ayo!” teriak beberapa hewan.

“Kijang, ayo cepat!” Pendukung Kijang juga bersorak tak mau kalah.

“Aku semakin penasaran siapa yang tercepat,” ucap Nuri.

Wah, ternyata yang sampai lebih dulu si Kijang, hewan kecil yang sangat lincah. Semua bersorak, “Kamu hebat, Kijang, larimu cepat sekali,” ucap Kuda, kagum.

“Kamu juga hebat, Kuda, jarak kita sangat dekat sampai finish tadi,” kata Kijang.

“Selamat ya!” kata Kuda.

“Kalian berdua benar-benar hebat! Tahu tidak, jarak kalian tadi dekat sekali dan saling mendahului. Tapi, Kijang benar-benar lincah meski badannya kecil, ya,” kata Nuri. 

“Iya nih, si Kijang lincah banget. Kewalahan aku mengejarnya,” kata Kuda.

“Kamu lebih hebat, Kuda. Orang bisa menunggangimu, tapi kamu bisa berlari kencang. Benar, kan?” kata Kijang.

“Hahaha… Benar banget,” kata Nuri. 

8. Cerita pendek untuk anak di sekolah dasar: Gajah Baik Hati

Dongeng singkat berikut cocok dibacakan kepada anak-anak usia SD mengenai kebaikan hati gajah yang dikutip dari buku Dongeng Terbaik Kancil dan Sahabat-sahabatnya, penerbit Noktah (2018). 

Pernahkah kalian melihat gajah? Besar, kan, badan si gajah? Tentu besar sekali. Lebih besar dari tubuh orang dewasa. Selain badannya yang gemuk dan besar, gajah punya ciri khas lain, yaitu belalainya yang panjang dan kupingnya yang lebar. Wah, unik sekali, ya! 

Suatu hari, Zebra melihat Gajah sedang minum sendirian di tepi kolam. Zebra adalah hewan serupa kuda dengan belang hitam putih di tubuhnya. 

"Apa sih istimewanya si Gajah? Badannya gemuk dan punya hidung panjang sekali. Kulitnya berwarna cokelat dan terlihat kotor. Coba lihat aku. Badanku bersih dengan warna yang cantik dan unik," ucap Zebra menyombongkan diri. 

Si Gajah mendengar ucapan Zebra. Namun, ia cuek saja. Gajah sudah biasa mendengarkan ucapan kesombongan si Zebra. Merasa diabaikan, Zebra berjalan mendekati Gajah. 

"Hai, Gajah! Bagaimana bisa kamu punya badan jelek begini? Semua hewan tidak ada yang takut padamu meski badanmu besar," kata Zebra.

Gajah menoleh sebentar, lalu meneruskan kesibukannya minum air. Sesekali ia menyiramkan air ke tubuhnya. Zebra lalu menjauh. Ia kesal Gajah seakan tidak mendengar perkataannya. 

Zebra berlari dan bermain bersama teman-temannya. Setelah lama bermain, Zebra merasa kehausan. Ia berjalan ke arah tepi kolam. Si Gajah masih saja bermain air. 

"Dasar Gajah! Lama benar ia main air," kata Zebra. Sesampainya di tepi kolam, Zebra bingung bagaimana cara minum. Selama ini ia minum di kolam seberang, tapi sekarang kolam itu airnya surut sekali. Zebra hanya duduk di samping Gajah. 

"Kamu ingin minum, Zebra?" tanya Gajah. Zebra menoleh dengan wajah wajah sedih. 

"Iya, Gajah. Aku tidak bisa mengambil air minum," kata Zebra. Gajah lalu mengambil air di kolam dengan belalainya. Ia tuangkan air itu ke lubang kecil di tanah. 

"Minumlah jika kamu mau, Zebra," kata Gajah. Zebra kaget melihat kebaikan Gajah. 

Ia baru menyadari selama ini telah bersikap jahat terhadap Gajah. "Terima kasih, Gajah, kamu begitu baik padaku. Maafkan aku selama ini selalu berkata jahat dan mengejekmu," ucap Zebra. 

Gajah mengangguk dan tersenyum. "Minumlah. Kamu pasti haus sekali," ucap Gajah. Ia kembali asyik bermain air. Sejak itu, Gajah dan Zebra berteman akrab dan selalu bermain bersama di tepi kolam.

9. Cerita dongeng pendek yang syarat pesan moral untuk anak SD: Pelangi Sehabis Hujan

Cerita dongeng singkat berikut banyak mengandung pesan moral untuk anak-anak SD kelas 1-6 mengenai kehidupan hewan-hewan di hutan. Dikutip dari buku Dongeng Terbaik Kancil dan Sahabat-sahabatnya, penerbit Noktah (2018). 

Hujan hampir turun setiap hari. Sapi sedang asyik bermain air hujan bersama Bebek dan Tupai. Mereka bermain sembari bernyanyi. 

"Ish, asyik banget main hujan. Padahal, biasanya kamu malas mandi, Sapi!” kata Kera yang berteduh di bawah pohon beringin yang besar. Badan Kera terlindungi oleh pohon beringin sehingga tidak basah. 

"Kamu sendiri tidak pernah mandi, Kera," kata Sapi. 

"Badanku, kan, bersih, jadi tidak perlu mandi," sahut Kera . 

"Dasar Kera! Kata siapa badanmu bersih. Jorok ih," kata Bebek . 

"Iya, nanti badanmu bau, lho, " ucap Tupai sambil memercikkan air hujan ke arah Kera. Kera cepat-cepat menjauh . 

"Ih, dingin nih. Aku tidak mau mandi," kata Kera.

Kera memang dikenal sangat malas mandi. Bila hujan turun, Kera selalu bersembunyi di bawah dedaunan yang lebar atau berkurung diri di rumahnya. 

"Lagi pula, kalau aku mandi, nanti kasihan tanaman kekurangan air," bela Kera. 

"Ah, alasanmu saja, Kera," kata Tupai. 

Sapi, Bebek, dan Tupai terus bermain air hujan . Hujan semakin turun deras. Sapi, Bebek, dan Tupai berhenti bermain. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Si Kera tertidur nyenyak. Dia tidak tahu teman-temannya telah pulang. 

"Wah, aku ditinggal sendiri," kata Kera. Dia juga ingin pulang ke rumah, tapi hujan masih deras. Terpaksa Kera pulang dan menerjang hujan. 

"Ah, sebal deh! Badanku jadi basah," kata Kera. Tiba-tiba Kera merasa tubuhnya terasa segar dan tidak mengantuk lagi. Kera selalu mengantuk, kapan pun dan di mana pun, apalagi setelah kekenyangan. 

"Segar juga ya air hujan ini. Pantas teman-teman senang main hujan," kata Kera dengan gembira. Namun, hujan tiba-tiba berhenti. 

"Hiks, saat aku senang kena air hujan, hujannya malah berhenti," kata Kera, sedih. 

Dia berjalan pulang menyusuri jalanan yang basah. Kera menoleh ke arah langit. Dia melihat pelangi yang indah, "Hei, ada pelangi!" Kera berteriak kegirangan. Langit cerah sehabis hujan dan bertambah indah karena ada pelangi.

“Ibu… ibu, tadi aku mandi hujan. Badanku segar. Aku jadi senang mandi. Dan, di luar ada pelangi,” kata Kera riang.

“Syukurlah kamu sudah senang mandi. Jadi badanmu tidak bau lagi. Tapi, sesekali saja mandi hujannya, ya,” kata ibu Kera.

Cerita Nusantara Keong MasCerita Nusantara Keong Mas/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

10. Dongeng pendek untuk anak SD: Keong Mas

Kisah dongeng singkat mengenai keong mas berikut dikutip dari buku Dongeng Mini Nusantara: Keong Mas, penerbit Bhuana Ilmu Populer (2013). 

Dahulu kala di Kerajaan Daha, ada dua putri bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Galuh Ajeng iri pada Candra Kirana yang bertunangan dengan Pangeran Inu Kertapati. 

Disuruhnya nenek sihir jahat untuk mengutuk saudaranya menjadi keong mas. 

Di tempat lain, seorang nenek tua mencari ikan di sungai. Bukannya ikan yang ditangkap, justru seekor keong mas yang didapat.Keong mas itu lantas dibawa pulang dan dipelihara dengan aman. 

Esok harinya si nenek mencari ikan lagi. Nasib baik belum datang, si nenek pulang dengan tangan kosong dan kelaparan. Namun ketika sampai di rumah, alangkah terkejutnya ia ketika melihat banyak makanan yang tersedia di atas meja makan.

Hal tersebut terulang kembali esok harinya dan seterusnya. Karena penasaran, suatu hari si nenek berpura-pura pergi meninggalkan rumah. Namun ia kembali dan lantas mengintip. 

Ternyata keong mas yang tempo hari ia dapatkan di sungai secara ajaib berubah wujud yang menjadi seorang putri yang cantik. 

Sementara itu, Pangeran Inu Kertapati kebingungan karena tunangannya, Candra Kirana menghilang. Ia kemudian menyamar sebagai rakyat jelata untuk mencari keberadaan Putri Candra Kirana. 

Seorang Kakek Sakti lantas memberi tahu dimana keberadaan sang putri. Putri Candra Kirana ternyata berada di Desa Dadapan. Pangeran Inu Kertapati lantas segera pergi ke desa tersebut. 

Akhirnya Pangeran Inu Kertapati berhasil menemukan sang pujaan hati. Ketika mereka bertemu, kekuatan sihir di tubuh Candra Kirana pun hilang seketika. Ternyata kutukan sihir tersebut dapat hilang apabila sang putri bertemu dengan pujaan hati yang mau menerima dirinya apa adanya. 

Pangeran Inu Kertapati lantas memboyong Candra Kirana kembali ke istana. Akhirnya mereka hidup bahagia selama-lamanya.  

11. Cerita dongeng fabel singkat: Ulat dan Kupu-kupu

Dongeng fabel singkat mengenai kehidupan ulat dan kupu-kupu berikut ini dikutip dari buku Dongeng Lengkap Kancil, penerbit Laksana (2020).

Seekor ulat duduk termenung menatap burung-burung yang beterbangan. “Alangkah indahnya mereka. Andai aku punya sayap. Tapi badanku saja jelek begini,” ucap Ulat, pelan.

“Hai, Ulat, apa yang kamu pikirkan?” tanya Kancil yang baru pulang dari mencari makan.

"Lihatlah burung-burung itu, Kancil. Mereka indah sekali. Mereka bisa terbang ke mana pun mereka suka." 

"Benar sekali, mereka sangat indah. Tapi, kenapa kamu tampak sedih?" tanya Kancil. 

"Tubuhku sangat jelek. Aku juga tidak bisa terbang seperti mereka," sahut Ulat. 

"Kata siapa kamu jelek? Kamu sangat cantik, bahkan aku saja kalah cantik," ucap Kancil.

"Tentu saja kamu kalah cantik, Kancil. Kamu, kan, kancil jantan. Huh!" Kancil tertawa melihat wajah Ulat yang bersungut-sungut. 

"Begini saja. Aku ajak kamu ke temanku yang tinggal di tepi sungai." 

"Boleh," sahut Ulat. Kancil berjalan ke arah tepi sungai. Ulat duduk di punggung Kancil. Mereka akhirnya tiba di tepi sungai. 

"Wah, mereka cantik sekali! Siapa mereka?" tanya Ulat, yang takjub menatap segerombolan binatang kecil dengan sayap warna-warni.

"Itu adalah kupu-kupu. Kamu nanti bisa seperti itu," kata Kancil. 

"Jangan bercanda, Kancil," ucap Ulat. 

"Aku tidak bercanda," jawab Kancil, lalu memanggil seekor kupu-kupu dan mengenalkannya dengan Ulat. 

"Hai, Ulat. Aku Kupu-kupu. Sini, aku tunjukkan sesuatu," ajak Kupu. 

Mereka bertiga menuju suatu pohon yang daunnya lebat dan hijau. Banyak ulat yang sedang makan daun-daun itu. Warna kulit ulat-ulat itu tidak jauh beda dengan si Ulat.

“Beberapa hari lagi, ulat-ulat itu akan menjadi kepompong. Lihatlah di sana, sudah ada ulat yang jadi kepompong. Tidak lama lagi, kepompong itu akan menjadi kupu-kupu seperti aku,” jelas Kupu-kupu.

“Wah! Berarti aku bisa menjadi seperti kamu? Bisa terbang ke mana pun aku suka?” tanya Ulat, takjub. 

“Benar sekali! Sebab itulah, kamu harus banyak makan agar bisa menjadi kupu-kupu yang cantik,” jawab Kupu-kupu.

“Asyiiik! Aku akan jadi kupu-kupu, Kancil!” seru Ulat. Kancil tersenyum senang melihat temannya tidak lagi bersedih.

12. Cerita pendek tentang Buaya Sakit Gigi

Cerita pendek fabel berikut mengisahkan antara kancil dan buaya yang banyak mengandung pesan moral, cocok dibacakan untuk anak-anak. Dikutip dari buku buku Dongeng Lengkap Kancil, penerbit Laksana (2020).

Di tepi suatu sungai, seekor buaya merintih kesakitan. Kancil yang sedang bermain dengan Kelinci ingin menghampirinya. Tapi, Kelinci menolak karena takut Buaya akan menerkamnya. 

"Buaya itu jahat. Ia suka memangsa hewan lain, Kancil," ucap Kelinci. 

"Tapi, ia merintih kesakitan. Kancil bersikeras ingin menolong si Buaya. Kelinci akhirnya mengikuti kehendak Kancil. Ia berdiri agak jauh dari Kancil. 

“Buaya, kenapa kamu menangis dari tadi? Kamu sakit?" tanya Kelinci. 

"Iya, Kancil, aku sedang sakit gigi. Aku rasa ada sesuatu di mulutku, sehingga tidak bisa mengunyah makanan," ucap Buaya pelan. 

"Kasihan sekali kamu, Buaya. Sejak kapan kamu sakit gigi?" tanya Kancil. 

"Dari tadi malam. Perutku berbunyi terus karena kelaparan," jawab Buaya. 

"Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu, Buaya?" tanya Kancil. 

Kelinci mendekati Kancil. Ia kembali mengingatkan Kancil agar berhati hati dengan Buaya. 

"Siapa tahu dia sedang menjebak kita, Kancil" bisik Kelinci. 

“Tenang saja, Kelinci," ucap Kancil. 

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Buaya. la heran melihat Kancil dan Kelinci sedang berbisik-bisik. 

"Ah, tidak apa-apa , Buaya. Kelinci bilang mau pamit pulang. Ibunya sudah menunggu di rumah," jelas Kancil. 

"Oh, baiklah. Bisakah kamu memeriksa gigiku, Kancil? Mungkin ada benda yang tertusuk di gigiku," pinta Buaya. 

Kancil melihat mata Buaya tidak lagi menyiratkan rasa sakit. Sepertinya benar perkataan Kelinci. Buaya sedang berpura-pura agar mudah menerkamnya. Kancil pun secepat kilat memikirkan cara jitu untuk menjebak Buaya. 

"Baiklah, Buaya. Aku akan menolongmu. Tapi, aku ingin mencari obatnya dulu di dekat pohon sana." Kancil mengambil dahan kayu yang kuat dan pendek.

"Buka mulutmu, Buaya," kata Kancil. Buaya segera membuka mulut. Secepat kilat , Kancil menaruh dahan kecil itu di mulut Buaya sehingga Buaya sulit mengatupkan mulut. 

“Selamat bersenang-senang dengan mulut yang terus menganga, Buaya," ucap Kancil sambil berlari menjauh. Buaya kesal sekali karena gagal memangsa Kancil.

Dongeng pendek untuk anak SD di atas, mana yang paling menarik menurut Bunda untuk diceritakan pada Si Kecil?

13. Dongeng pendek untuk anak sd tentang persahabatan: Semut dan Merpati

Dongeng pendek yang menceritakan persahabatan antara semut dan merpati ini cocok untuk SD. Dongeng ini dikutip dari buku dongeng Kisah Semut dan Merpati dan Cerita-Cerita Lainnya, penerbit Victory Pustaka Media (2022).

Semut yang hendak minum, berjalan seorang diri menuju sungai. Baru saja semut sampai di sungai, ia dikejutkan dengan sebuah gelombang yang tiba-tiba datang.

Gelombang air itu membuat semut hanyut dan hampir tenggelam. Sementara itu, ada seekor merpati yang terbang di langit sambil membawa ranting.

Saat menunduk ke bawah, merpati melihat semut yang tenggelam. Merpati segera melempar ranting yang ia bawa ke arah semut.

Semut yang hampir tenggelam melihat ranting yang dijatuhkan merpati. Kemudian, semut meraih ranting tersebut dan berhasil berenang ke tepi sungai.

Semut pun selamat. Namun, ia melihat seorang pemburu yang ingin memburu merpati dengan memasang jeratan. Semut sesegera mungkin berjalan ke arah pemburu dan menggigit kaki pemburu itu.
Si pemburu kesakitan dan menjatuhkan jeratnya. Melihat hal itu, merpati kabur dengan terbang secepat mungkin.

14. Dongeng tentang kisah Nabi: Nabi Ayyub Melawan Cobaan Iblis Jahat

Kisah dongeng singkat ini menceritakan kisah nabi Ayyub, seorang pemimpin bagi orang-orang yang sabar. Dikutip dari buku Seri Kisah Nabi & Rasul, Nabi Ayyub Melawan Cobaan Iblis Jahat karya Yuliana Kartikawati, penerbit MediaPressindo (2018) ada keteladanan Nabi Ayyub yang begitu mahsur di kalangan umat Muslim.

Nabi Ayyub adalah nabi yang dikenal sebagai nabi yang sangat sabar, kenapa ya bisa dibilang demikian? Nabi Ayyub pernah diberi cobaan yang sangat berat karena godaan iblis.

Mulanya nabi Ayyub diberikan kenikmatan yang banyak oleh Allah SWT. Nabi Ayyub merupakan nabi yang berkecukupan harta, memiliki banyak hewan peliharaan, dikaruniai keturunan yang tidak sedikit, dan memiliki budak yang cukup banyak.

Selain itu, Nabi Ayyub juga dikenal sebagai orang yang sabar dan memegang teguh keimanannya pada Allah SWT. Itu sebabnya, iblis jahat ingin menggoda Nabi Ayyub ingin melemahkan imannya dan menjauhkannya dari Allah SWT.

Suatu hari, iblish memusnahkan harta benda hingga binatang ternak milik Nabi Ayyub. Sampai akhirnya ia jatuh miskin. Perlahan harta Nabi Ayyub berkurang, anak-anak Nabi Ayyub satu persatu meninggal dunia, seluruh hewan ternaknya mati. Tidak hanya itu, Nabi Ayyub terjangkit penyakit yang membuat dirinya diusir dari negerinya.

Istri Nabi Ayyub turut diberi ujian oleh Allah. Para penduduk tidak mau memakai jasa tenaga istri Nabi Ayyub karena khawatir tertular penyakit Nabi Ayyub. Istri Nabi Ayyub pun harus menjual rambutnya demi dapat membeli makanan.

Nabi Ayyub marah saat mengetahui istrinya menjual rambut. Beliau berjanji akan memukul istrinya 100 kali jika sudah sembuh. Pada saat itu, Nabi Ayyub berdoa kepada Allah agar dirinya diberi kesembuhan.

Ketika Nabi Ayyub sudah sembuh, Allah menurunkan firman agar Nabi Ayyub menepati janjinya dengan mengumpulkan seikat rumput untuk memukul istrinya. Akhirnya, Allah mengembalikan seluruh harta dan anak Nabi Ayyub dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya.

15. Cerita dongeng pendek tentang kerajaan: Dua Pangeran dan Peri Air

Pastikan agak direwrite ya sehingga tidak 100% sama, lalu tulis sumber bukunya. Penulisannya bisa cek link ini.
https://www.google.co.id/books/edition/Kumpulan_Dongeng_Dunia/XzshDAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dongeng+tentang+kerajaan&printsec=frontcover

Cerita dongeng pendek tentang Dua Pangeran dan Peri Air yang jahat ini dikutip dari buku Kumpulan Dongeng Dunia Seri Kerajaan, penerbit Wahyu Media (2015)

Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang memiliki dua orang putra. Kedua putra tersebut diberi nama Pangeran Matahari dan Pangeran Bulan. Suatu hari, sang raja memerintahkan kedua putranya untuk hidup di hutan.

Sang raja berkata, ""Jika aku telah meninggal, kalian pulanglah dan pimpin kerajaan ini!"

Kedua pangeran tersebut pergi ke hutan, kemudian beristirahat di dekat sebuah kolam. Pangeran Matahari menyuruh adiknya, Pangeran Bulan, untuk mandi terlebih dahulu, ia juga meminta adiknya itu untuk membawakannya air minum dari kolam.

Ketika Pangeran Bulan mendekati kolam, tba-tiba muncul Peri Air yang Jahat. Peri jahat itu bertanya seperti apa wujud peri yang baik. Pangeran menjawab bahwa peri yang baik itu seperti bintang dan bulan.

Peri Air yang jahat itu kemudian berkata, jawaban Pangeran Bulan salah. Ia menangkap Pangeran Bulan dan membawanya ke dalam gua.

Pangeran Matahari yang heran karena Pangeran Bulan tak kunjung kembali, memutuskan untuk mendatangi kolam. Saat itu, Peri Air yang jahat menyamar menjadi seorang pencari kayu, tapi Pangeran Matahari tahu bahwa itu adalah Peri Air.

Pangeran Matahari bertanya mengapa Peri Air menculik Pangeran Bulan. Peri Air pun menjawab, "Karena dia tidak bisa menjawab pertanyaanku. Aku berhak menangkap semua orang yang tidak bisa menjawab pertanyaanku."

Pangeran matahari pun bertanya, "Baiklah, apa pertanyaanmu?"

Peri Air kembali bertanya tentang seperti apa peri yang baik. Pangeran Matahari pun menjawab pertanyaan tersebut dengan syarat Peri Air harus melepaskan Pangeran Bulan. "Peri yang baik adalah peri yang mempunyai hati tulus dan takut berbuat dosa," seru Pangeran Matahari.

"Wahai engkau memang pangeran yang bijak. Baiklah, aku akan mengembalikan adikmu," kata Peri Air.

Akhimya, Pangeran Bulan dibebaskan karena kepintaran Pangeran Matahari menjawab pertanyaan dari Peri Air.

Dongeng Anak: Akibat Dodo Si Semut Tak Mau Bekerja SamaDongeng Anak: Akibat Dodo Si Semut Tak Mau Bekerja Sama/ Foto: Dwi Rachmi/HaiBunda

16. Cerita dongeng untuk anak SD: Semut dan Belalang yang Malas

Dongeng singkat ini yang menceritakan semut dan belalang yang malas, cerita dongeng berikut cocok dibacakan untuk anak SD, dongeng ini dikutip dari buku Dongeng Anak Terlengkap, penerbit Laksana (2016).

Terdapat sebuah keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan. Mereka juga mengeringkan butiran gandum untuk persediaan musim dingin.

Seekor belalang yang membawa biola datang kepada keluarga semut dalam keadaan kelaparan. Belalang itu meminta sedikit makanan kepada keluarga semut.

Dengan penuh keheranan, semut-semut itu bertanya, "Apakah kamu tidak mengumpulkan dan menyiapkan makanan buat bekal musim dingin? Apa yang kamu lakukan saat musim panas kemarin?"

Belalang menjawab bahwa ia sibuk membuat lagu, hingga tidak memiliki waktu untuk mengumpulkan makanan. Semut merasa heran karena belalang lebih mengutamakan membuat lagu daripada mengumpulkan makanan untuk dirinya sendiri.

Setelah kamu selesai membuat lagu di musim panas sebaiknya di musim dingin nanti kami menari saja." Ucap semut sambil berlalu.

Semut beserta kawananya akhirnya kembali mengumpulkan makanan untuk persediaan musim dingin dan hujan. Ia tak mau mengikuti jejak belalang yang pemalas.

17. Dongeng pendek sebelum tidur yang kaya pesan moral: Kucing dan Harimau

Dongeng pendek sebelum tidur yang menceritakan Kucing dan Harimau ini kaya pesan moral. Dongeng ini dikutip dari Dongeng Anak Terlengkap, penerbit Laksana (2016).

Kucing dan Harimau memiliki persahabatan yang erat. Mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi.

Ada yang menarik di balik persahabatn mereka, ternyata Harimau tidak pandai berburu. Kucinglah yang mencari mangsa untuk makanan mereka. Tetapi selama ini, kucing hanya mendapat makanan berupa hewan-hewan kecil.

Menurut Harimau, hewan-hewan yang lebih kecil dari Kucing itu sangat kurang. la masih sangat lapar. Harimau berpikir bahwa dirinya akan mendapat mangsa yang lebih besar jika ia pandai berburu.

Harimau pun meminta Kucing untuk mengajarkannya berburu ."Aku ingin berburu, tapi aku tidak tahu caranya. Ajari aku, Kucing,"

Kucing memenuhi keinginan Harimau. la mengajarkan Harimau bagaimana cara memburu, seperti cara mengejar, menerkam, dan menangkap hewan buruan.

Harimau belajar dengan cepat. la sudah lihai berburu dan dapat menangkap hewan buruan berukuran besar. Namun, Harimau merasa ada ilmu yang masih disembunyikan Kucing.

"Kucing, kau sudah mengajarkan aku cara berburu. Aku pun sudah lihai menangkap mangsa. Bisakah kau ajari aku ilmu lainnya?" pinta Harimau. Kucing menjawab bahwa ia telah mengajarkan semua ilmu yang ia miliki kepada Harimau.

Harimau tidak percaya dengan jawaban Kucing. "Aku akan membuatnya terkejut. Siapa tahu dia akan menggunakan ilmu itu jika dalam keadaan terdesak," ucap Harimau.

Harimau mengendap-endap dan mau menerkam Kucing yang sedang tidur. Kucing terkejut, tapi ia dapat menghindar dan memanjat pohon yang tinggi. Kucing baru teringat bahwa ia belum mengajarkan cara memanjat pohon.

"Ternyata kau bukan teman yang baik, Kucing!" teriak Harimau

Harimau menunggu Kucing turun dari pohon, tapi Kucing tidak kunjung turun. "Kau tidak bisa lari ke mana pun. Aku selalu mengejarmu." Ancam Harimau. Harimau pun pergi. Kucing turun dari pohon dan lari ke perkampungan manusia. Manusia suka padanya dan sering memberinya makanan.

Kucing tahu Harimau tidak dapat mengejarnya ke perkampungan. Tapi Kucing selalu berhati-hati. Kucing selalu menimbun kotorannya setiap membuang kotoranya dengan tanah. Hal ini dilakukan Kucing agar tidak Harimau tidak dapat menemukannya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga dongeng lainnya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda