Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kisah Ainun Anak Pemimpin Perlan 86 Band yang Meninggal karena Leukemia

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 02 Mar 2023 21:50 WIB

Close up 0.9 % Normal saline solution or sodium chloride drip for patient and infusion pump at Emergency ,operating room in hospital by doctor,Medical corridor concept,with copy space ,vintage color
Ilustrasi Kisah Ainun yang Meninggal karena Leukemia/Foto: Getty Images/iStockphoto/Asawin_Klabma

Kabar mengejutkan datang dari keluarga besar Perlan 86 Band. Pemimpinnya, Om Perlan, baru saja kehilangan anak bungsunya yang mengidap penyakit kanker darah atau leukemia.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Om Perlan ketika menjadi bintang tamu dari acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV beberapa waktu lalu. Ia menceritakan awal mula sang anak, Ainun, didiagnosa dengan kanker anak paling banyak di dunia itu.

Perlan mengatakan tanda-tanda leukemia mulai terlihat ketika Ainun berusia 6 tahun, Bunda. Kala itu, Ainun terlihat lemas dan memiliki banyak sariawan.

"Pertama kan setiap Minggu kita suka jalan, lari pagi. Nah tiba-tiba Ainun kok lemas badannya. Terus demam berkepanjangan, terus ada sariawan-sariawan gitu," katanya dikutip kanal YouTube Trans TV Official, Rabu (1/3/2023).

Perlan pun langsung membawa Ainun ke rumah sakit. Setelah diperiksa, Ainun dinyatakan mengidap leukemia.

Namun, Perlan tidak langsung mempercayai dokter tersebut. Ia pun pergi ke rumah sakit dan dokter yang berbeda. Sayangnya, dokter dan rumah sakit lain pun menyatakan hal yang sama.

"Akhirnya saya bawa ke dokter, di lab gitu. Dalam jangka dua hari (atau) tiga hari didiagnosa leukemia. Terus dari rumah sakit itu saya tidak percaya. Saya ke rumah sakit lain, ke dokter yang lain juga, hasilnya juga sama," imbuh Perlan.

Dapat dukungan dari Denada

Perlan mengaku sempat merasa stres selama seminggu pertama usai Ainun didiagnonis mengidap leukemia. Artis cantik Denada pun langsung menelpon dan memberinya semangat.

"Saya kurang tahu (penyebabnya). Saya stres satu minggu, saya ditelpon sama Denada dari Singapura, saya dikasih semangat," tutur Ayah tiga anak ini.

Perlan juga menceritakan sang anak telah menjalani pengobatan kemoterapi. Pengobatan ini dimulai sejak Desember tahun 2021.

"Yang terbaiknya katanya itu kemoterapi. Sempat kemoterapi sampai lima kali, lima kali, tiga kali, tiga kali. Pokoknya dari Desember 2021 (mulai kemo)," tutunya.

Lantas seperti apa sosok Ainun di mata Perlan kala sakit? Simak selengkapnya pada laman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, lihat lagi video gejala awal leukemia pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




AINUN SEMANGAT DAN INGIN SEMBUH

Little boy get sick from influenza need to be admitted to hospital with saline intravenous (iv)  in-line hand pressure

Ilustrasi Kisah Ainun yang Meninggal karena Leukemia/Foto: Getty Images/iStockphoto/wckiw

Sosok Ainun bagi Ayah Perlan

Perlan mengatakan Ainun sama sekali tidak pernah mengeluh selama sakit, Bunda. Ainun juga semangat dan ingin cepat sembuh.

"Dia sangat semangat, dia ingin sembuh, enggak pernah ngeluh. Bilang sakit saja enggak pernah. Pokoknya dia pengen sembuh. Dan saya terus tidak bilang dia sakit itu," ungkap Perlan.

Perlan juga tidak pernah memberitahu apa penyakit sang anak sebenarnya. Perlan dan keluarga hanya akan bersedih di belakang Ainun.

"Pas kemarin hari ulang tahun kanker sedunia, dia baru tahu, 'Daddy ternyata aku sakit kanker, ya?' Gitu," jelasnya.

"Enggak boleh (ngasih tahu Ainun kalau sakit). Jadi kita setiap sedih juga selalu di belakang dia," sambung Perlan.

Juara Cilik

Detik-detik meninggalnya Ainun

Sebelum meninggal dunia, kesehatan Ainun sempat mengalami peningkatan selama enam bulan, Bunda. Di ulang tahunnya yang ketujuh, Ainun bahkan meminta sang Ayah untuk membawanya jalan-jalan.

Sayangnya, Perlan tak menyangka jika kondisi sang anak akan kembali drop. Ainun pun harus menjalani kemoterapi lagi.

"Pas ulang tahunnya yang ketujuh, dia pengen jalan-jalan. Saya kira sudah sembuh, tapi ternyata kemarin leukositnya tinggi lagi, kemo lagi," cerita Perlan seraya mengusap air mata.

"Kemarin pada saat itu Ainun divonis waktunya tinggal segini. Terus posisinya Ainun lagi seperti ini (drop). Terus di bawa ke ruangan ICU, saya enggak mau," lanjutnya.

Perlan dan keluarga memutuskan untuk membawa Ainun kembali ke rumah. Perlan mengaku ingin melihat hari-hari terakhir hingga saat-saat kepergian Ainun.

"Saya bilang, 'Dok, andai kata Ainun di bawa ke ruang ICU, akan sembuh tidak?'. Katanya enggak, cuma pertolongan. Ya sudah saya bawa pulang. Karena saya juga ingin melihat hari akhirnya dia, kepergian dia. Daripada di ruang ICU kan saya enggak lihat," imbuhnya.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda