Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Penyebab Anak Masih Sering Ngompol, Benarkah Ada Kaitannya dengan Gangguan Emosi?

Putri Monica Patricia   |   HaiBunda

Rabu, 05 Jul 2023 19:15 WIB

Berapa Lama Jam Tidur yang Baik untuk Anak Demi Kesehatan?
Ilustrasi Penyebab Anak Masih Sering Ngompol/Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph
Jakarta -

Mengompol pada anak-anak memang merupakan bagian normal ya, Bunda. Ketika fase mengompol berhenti hal itu pun dirayakan bahkan beberapa keluarga membuat syukuran atas momen ini.

Dilansir dari laman Medical News Today, mengompol masih dianggap normal pada anak-anak di bawah tiga tahun hingga usianya mencapai 5 atau 6 tahun. Namun, jika usia Si Kecil semakin dewasa dan fase mengompolnya belum berhenti juga, maka bisa jadi itu pertanda bahwa Si Kecil memiliki masalah pada kandung kemihnya.

Kondisi ini memungkinkan Si Kecil memiliki kandung kemih yang terlalu aktif, sehingga menyebabkan inkontinensia urine. Kondisi ini artinya kandung kemih mengeluarkan cairan urine tanpa mengirimkan sinyal ke otak yang memperingatkan seseorang bahwa mereka perlu buang air kecil. Hal ini bisa menyebabkan seseorang mengompol baik pada siang ataupun malam hari.

Inkontinensia tidak sama dengan kondisi mengompol pada anak-anak biasa. Dilansir laman Healthline, ada sekitar 16 persen anak-anak yang masih mengompol pada usianya 5 tahun.

Namun, presentase ini menurun setiap tahun seiring bertambahnya usia anak hingga hanya 10 persen pada anak usia 7 tahun. Kemudian, hanya sekitar 1 hingga 2 persen anak usia 15 tahun yang masih mengompol pada malam hari.

Gejala Inkontinensia pada Anak

Inkontinensia urine didefinisikan sebagai hilangnya kontrol kandung kemih. Pada anak-anak, hal ini dapat menyebabkan anak-anak mengompol baik pada siang ataupun malam hari.

Meski begitu, perilaku ini masih bisa dilatih dengan toilet training. Hal tersebut biasanya baru dilakukan ketika Si Kecil menginjak usia 3 tahun.

Inkontinensia sulit dideteksi karena sebagian orang tua menganggapnya normal, hingga akhirnya terlambat untuk di atasi. Berikut ini adalah tanda dan gejala kandung kemih yang terlalu aktif dikutip dari Healthline dan Medical News Today:

  • Sering mengompol di siang hari  setelah usia 3 tahun atau mengompol di malam hari setelah usia 4 tahun
  • Menggunakan kamar mandi lebih sering tau sering kedapatan bergegas ke kamar mandi
  • Tidur terganggu
  • Memiliki keinginan untuk buang air kecil, tetapi tidak buang air kecil
  • Sering infeksi saluran kemih

Penyebab Inkontinensia pada Anak

Ada beberapa kemungkinan penyebab Inkontinensia pada anak. Berikut adalah di antaranya:

  • Perubahan rutinitas seperti pindah ke kota baru atau memiliki saudara laki-laki atau perempuan baru di rumah
  • Lupa menggunakan toilet karena sedang melakukan aktivitas lain
  • Kecemasan
  • Minum-minuman berkafein atau minuman bersoda
  • Gangguan emosional
  • Sembelit
  • Sering infeksi saluran kemih
  • Malfungsi saraf sehingga kesulitan mengenali ketika kandung kemih penuh
  • Tidak mengosongkan kandung kemih sepenuhnya saat di toilet
  • Apnea tidur yang mendasari

Pada beberapa anak, kondisi ini mungkin hanya merupakan keterlambatan dalam pematangan dan pada akhirnya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, karena kontraksi kandung kemih dikendalikan oleh saraf, kemungkinan inkontinensia disebabkan oleh gangguan neurologis.

Kandung kemih yang terlalu aktif juga bisa terjadi jika tubuh tidak cukup menghasilkan hormon yang disebut ADH. Bahan kimia ini memperlambat produksi urine dan tubuh cenderung memproduksi lebih banyak ADH di malam hari.

Merries Popok Celana Bayi

Jika tubuh tidak menghasilkan cukup ADH, produksi urine mungkin tidak melambat di malam hari. Hal ini dapat menyebabkan kandung kemih menjadi terlalu penuh dan anak perlu buang air kecil.

Seorang anak juga dapat belajar menahan kencingnya dengan sengaja yang dapat memengaruhi kemampuannya untuk mengosongkan kandung kemihnya sepenuhnya. Efek jangka panjang dari kebiasaan ini dapat berupa infeksi saluran kemih, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan kerusakan ginjal.

Jika Bunda khawatir kebiasaan mengompol Si Kecil belum hilang dengan sendirinya, segera konsultasikan pada dokter ya.

Penanganan Inkontinensia pada Anak

7 Ciri-ciri Luka Sunat Anak Mau Sembuh, Bunda Perlu Tahu NihIlustrasi anak tidur/Foto: Getty Images/iStockphoto/LeManna

Kondisi kandung kemih yang terlalu aktif ini bisa hilang sendiri seiring bertambahnya usia Si Kecil. Karena seiring mereka tumbuh mereka akan belajar untuk menahan kandung kemih mereka, alarm tubuhnya bekerja, respon tubuh membaik, dan produksi horman antidiureutik tubuh juga lebih stabil. Namun, jika masih belum hilang juga di usia tertentu maka Bunda bisa melakukan ini.

1. Bladder Training

Jika Bunda pergi ke dokter, kemungkinan besar mereka akan menyarankan strategi nonmedis seperti bladder training atau pelatihan ulang kandung kemih terlebih dahulu. Hal ini berarti mengikuti jadwal buang air kecil dan mencoba buang air kecil.

Si Kecil akan belajar untuk secara bertahap lebih memperhatikan kebutuhan tubuhnya untuk buang air kecil. Ini akan menyebabkan pengosongan kandung kemih mereka lebih lengkap dan akhirnya berlangsung lebih lama sebelum perlu buang air kecil lagi.

2. Obat-Obatan

Dokter anak juga mungkin akan menyarankan pengobatan jika strategi nonmedis gagal membantu Si Kecil. Jika Si Kecil mengalami konstipasi, dokter mungkin akan meresepkan obat pencahar. Jika mengalami infeksi, antibiotik juga dapat membantu.

Obat untuk anak-anak membantu mengendurkan kandung kemih, yang mengurangi keinginan untuk buang air kecil sesering mungkin. Contohnya adalah oxybutynin, yang memiliki efek samping berupa mulut kering dan sembelit.

Penting untuk mendiskusikan potensi efek samping obat ini dengan dokter. Namun, kebiasaan mengompolnya mungkin akan tetap kembali setelah Si Kecil berhenti minum obat.

3. Pengobatan Rumahan

Pengobatan yang dapat Bunda lakukan di rumah antara lain:

  • Mintalah Si Kecil menghindari minuman dan makanan dengan kafein. Kafein dapat merangsang kandung kemih.
  • Ciptakan sistem reward agar anak memiliki insentif. Penting untuk tidak menghukum seorang anak karena mengompol, tetapi sebagai gantinya menghargai perilaku positif.
  • Sajikan makanan dan minuman ramah kandung kemih. Makanan ini termasuk biji labu, jus cranberry, labu encer, dan air.

Berhati-hatilah untuk mengamati kapan dan mengapa Si Kecil mengompol di siang hari. Sistem hadiah dapat membantu mengembalikan jadwal Si Kecil. Ini juga dapat membantu menciptakan asosiasi positif untuk komunikasi sehingga ia merasa nyaman memberi tahu Bunda kapan mereka harus pergi ke toilet.

Itulah Bunda seputar kebiasaan mengompol berlebihan pada Si Kecil, gejala-gejalanya, hingga cara mengobatinya. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda