parenting

Bayi Jarang Pipis, Normalkah? Kenali 5 Penyebab & Cara Mengatasinya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 03 Jun 2023 21:40 WIB

Pipis atau berkemih dengan lancar merupakan salah satu ciri bayi yang sehat. Bayi buang air kecil sesering setiap 1 hingga 3 jam atau sesering setiap 4 hingga 6 jam. Dalam kasus sakit atau jika cuaca sangat panas, volume urine mungkin turun setengahnya dan masih normal.

Selain itu, sangat normal bagi bayi untuk lebih jarang buang air kecil di malam hari seiring bertambahnya usia dan kandung kemihnya menjadi lebih besar, Bunda.

Jadi jika bayi yang berusia 8 bulan sehat, dan buang air kecil dengan normal di siang hari tanpa menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, gejala dehidrasi, atau masalah kencing, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika tidak buang air kecil di malam hari. Demikian dikutip dari Parent Echo.


Penyebab Bayi Jarang Pipis

Telah dibahas sedikit sebelumnya, bahwa penyebab bayi jarang pipis bisa jadi karena cuaca, kondisi sakit, dan lainnya. Berikut penjelasan lengkapnya mengenai penyebab bayi jarang pipis:

1. Pertumbuhan kandung kemih dan perkembangan sistem saraf

Bayi baru lahir buang air kecil sepanjang hari karena kandung kemihnya kecil, bahkan akumulasi kecil kencing dapat menyebabkan tubuh mereka membuangnya secara refleks. Saat bayi tumbuh, kandung kemihnya juga tumbuh dan kapasitas menahannya meningkat, dan tubuhnya mulai memproduksi hormon yang menghentikannya buang air kecil di malam hari.

Pada saat yang sama, saat otak berkembang, otak dapat menerima dan mengirim sinyal tentang akumulasi urine di kandung kemih dan pembukaan sfingter (otot dengan bentuk seperti cincin yang berfungsi menutup jalur atau bukaan pada tubuh) untuk memungkinkan aliran urine.

Bayi menjadi lebih baik saat tidur di malam hari seiring bertambahnya usia. Semua ini lah yang menyebabkan bayi lebih jarang buang air kecil dalam volume yang lebih besar, dan mungkin melewati malam tanpa membasahi popoknya.

Lazada

2. Demam atau cuaca panas

Suhu tubuh yang lebih hangat karena demam, atau suhu eksternal yang lebih panas dan peningkatan keringat akan membuat otak bayi memerintahkan tubuh untuk menahan cairan, sehingga mengurangi pengeluaran urine. Demikian pula, cuaca yang lebih dingin dapat menyebabkan peningkatan produksi urine, karena tubuh berusaha mempertahankan panas tubuh.

3. Dehidrasi

Ketika bayi melewati malam tanpa buang air kecil, dehidrasi juga bisa menjadi kemungkinan penyebabnya, Bunda. Terutama jika Si Kecil muntah, diare, atau keduanya. Dehidrasi dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan segera. Jadi, segera cari pertolongan medis jika bayi menunjukkan gejala. Selain jarang pipis, berikut gejala dehidrasi pada bayi

  • Titik lunak cekung di atas kepala
  • Urine berwarna gelap dan berbau busuk
  • Mulut kering, bibir, dan lidah
  • Mata cekung
  • Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis
  • Mengantuk atau lesu
  • Sifat lekas marah
  • Kulit keriput
  • Warna kulit pucat

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih sering menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil. Infeksi ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada anak laki-laki karena alasan anatomis. Bakteri dari sistem pencernaan adalah penyebab utama sebagian besar infeksi. Bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah yang paling umum.

Biasanya, usus besar adalah tempat mereka tinggal. Balita yang lebih tua akan menunjukkan ketidaknyamanan dan menangis saat buang air kecil. Selain itu, beberapa mungkin menolak untuk menggunakan kamar mandi karena khawatir akan rasa sakit yang mereka rasakan.

Infeksi saluran kemih pada anak di bawah usia 2 tahun bisa lebih sulit untuk diidentifikasi karena gejalanya berbeda dengan orang dewasa atau anak yang lebih tua. Terkadang, satu-satunya indikasi adalah demam atau urine dengan bau yang tidak sedap.

5. Kemampuan Kontrol kandung kemih

Jika anak jarang buang air kecil dapat mengindikasikan kontrol kandung kemih, terutama jika musim kering yang berkepanjangan terjadi pada malam hari. Balita membutuhkan waktu beberapa saat untuk menguasai kemampuan ini. Bayi belum memiliki kapasitas fisik atau mental untuk menguasai keterampilan ini sampai mereka berusia 12 bulan.

Beberapa orang tua mulai berlatih toilet training ketika anak mereka berusia satu tahun, tergantung pada keadaan keluarga dan kebiasaan budaya mereka. Menurut beberapa penelitian, beberapa anak dapat mengatur kandung kemihnya sepenuhnya pada saat mereka berusia 18 bulan, tetapi yang lain tidak mencapai keterampilan ini sampai mereka berusia 4 tahun ke atas.

Cara Mengatasi

Jika memang penyebabnya adalah kekurangan cairan tubuh maka pastikan jika bayi di bawah 6 bulan harus mendapatkan semua hidrasi dari ASI atau susu formula bayi, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak yang lebih besar minum air dalam jumlah yang tepat setiap hari agar tetap sehat. Hidrasi sangat penting saat anak melakukan aktivitas fisik atau demam atau sakit.

Berikut adalah perkiraan jumlah cairan yang dibutuhkan anak Anda setiap hari berdasarkan usianya.

  • Bayi di bawah 6 bulan menerima hidrasi yang mereka butuhkan secara eksklusif dari ASI atau susu formula; tidak diperlukan air tambahan.
  • Bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun dapat mengonsumsi 118 - 236 ml air setiap hari (selain ASI atau susu formula dan makanan padat).
  • Anak-anak berusia 1 tahun hingga 3 tahun membutuhkan 4 gelas air atau susu setiap hari.
  • Anak-anak berusia 4 hingga 8 tahun membutuhkan 5 gelas air atau cairan setiap hari.
  • Anak-anak yang berusia lebih dari 8 tahun membutuhkan 7 hingga 8 gelas cairan setiap hari.

Ketika anak mengalami dehidrasi, karena tubuh dapat kehilangan cairan dengan cepat dan mudah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang jumlah cairan yang tepat untuk diberikan kepada anak guna mencegah dehidrasi saat mereka sakit. Jika Jika Bunda mencurigai adanya dehidrasi, pantau pengeluaran urine anak dengan hati-hati, dan hubungi dokter mereka jika ada kekhawatiran.

Jika penyebabnya ISK, bayi di bawah 3 bulan biasanya perlu diberikan antibiotik langsung ke pembuluh darah melalui infus untuk mengatasi ini. Artinya mereka harus dirawat di rumah sakit. Bayi yang berusia lebih dari 3 bulan biasanya dapat dirawat di rumah dengan antibiotik oral.

Dokter akan memeriksa urine anak lagi setelah perawatan untuk memastikan infeksinya telah sembuh. Jika ada kekhawatiran tentang cara kerja saluran kemih anak, dokter mungkin akan merujuk anak ke spesialis untuk mendapatkan saran dan perawatan lebih lanjut.

Sulit untuk mencegah ISK pada bayi. Tapi, kebersihan popok yang baik mungkin bisa membantu mencegahnya. Misalnya, mengganti popok sesegera mungkin setelah anak BAB. Lalu, jangan lupa mengelap kotoran dari depan ke belakang.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT