Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Bahaya Tuberkulosis Paru pada Anak Jika Tidak Ditangani Secara Tepat

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 04 Apr 2023 16:15 WIB

Sick asian little child girl who have IV solution bandaged hugging her mother with love in the hospital
Ilustrasi Bahaya TBC pada Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock
Jakarta -

Tuberkulosis (TBC) pada anak bisa disembuhkan dengan cara mengonsumsi obat secara teratur. Namun, ada beberapa bahaya TBC paru pada anak jika tidak ditangani dengan baik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa pada tahun 2020, sekitar 1,1 juta anak menderita TBC di seluruh dunia. TBC pada anak dan remaja sering kali diabaikan oleh tenaga kesehatan dan bisa sulit didiagnosis serta diobati.

IDAI menjelaskan bahwa TBC pada anak bisa disembuhkan. Hanya saja, anak perlu minum obat secara teratur dan tuntas.

Banner Cerita Fabel Kodok

Untuk anak dengan kasus TBC paru ringan, pengobatan yang dibutuhkan biasanya sekitar 6 bulan. Namun, lama pengobatan setiap anak berbeda-beda tergantung pada berat atau ringannya penyakit.

Bahaya TBC paru pada anak

Ada beberapa bahaya TBC paru pada anak jika tidak ditangani dengan tepat, Bunda. Penasaran dengan deretannya? Berikut ini Bubun bantu rangkumkan ulasannya:

1. TBC dapat menular ke anggota keluarga lain

Risiko anak menularkan TBC sangat rendah karena jumlah kuman yang dimiliki jauh lebih sedikit. Meski begitu, TBC biasanya menular pada anak dengan BTA positif (tes dahak) yang kerap terjadi pada anak usia lebih besar atau mendekati remaja.

Jika tidak diatasi, TBC bisa menularkan anggota keluarga yang tinggal di satu rumah. Tak hanya itu, penularan juga bisa terjadi pada lingkungan lain seperti tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lainnya.

"TBC merupakan penyakit menular, bila ada satu anggota keluarga yang mengalami TBC, anggota keluarga rumah yang lain berisiko besar tertular dan patut ditelusuri juga status sakit TBC-nya. Tidak hanya itu saja, di lingkungan tempat kerja, sekolah, dan bahkan tempat umum pun si pasien berisiko menularkan TBC," jelas dokter spesialis anak, Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, pada HaiBunda, belum lama ini.

2. TBC dapat merusak paru

Menurut dr. Dian, TBC merupakan infeksi serius yang dapat merusak paru-paru. Selain itu, penyakit ini juga bisa menyerang organ lain dan menyebabkan kondisi fatal.

"TBC merupakan infeksi serius yang dapat merusak paru-paru. Penyakit ini juga dapat menyerang organ lain seperti tulang, sendi, kelenjar getah bening, bahkan menyerang selaput otak hingga dapat menyebabkan kondisi yang fatal," katanya.

3. TBC resisten obat

Jika tidak ditangani dengan baik, TBC berisiko menjadi TBC resisten obat. Jika terjadi, regimen obat yang diperlukan harus lebih kompleks dan juga membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.

"TBC yang tidak ditangani tuntas berisiko menjadi TBC resisten obat. Apabila ini terjadi, regimen obat yang diperlukan lebih kompleks dan juga waktu yang dibutuhkan lebih lama," ungkap dr. Dian.

4. Pengobatan yang lebih lama

Dokter Dian menjelaskan pengobatan TBC pada anak biasanya dilakukan selama enam bulan, Bunda. Namun, jika tidak ditangani dengan baik dan mengalami TBC resisten obat, waktu pengobatan akan berlangsung lebih lama.

"Pengobatan TBC tidak sebentar. Waktu minimal yang diperlukan untuk mengobati TBC adalah 6 bulan, dan pada kasus-kasus TBC yang resisten terhadap obat, dapat memerlukan waktu hingga 12 bulan atau lebih," tutur dokter yang berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar Bali ini.

Mengenal Pneumonia pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pantangan MakananIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Userba011d64_201

5. TBC sebabkan kematian

IDAI menjelaskan bahwa saat ini Indonesia menduduki posisi kedua jumlah penderita TBC terbanyak di dunia. Kasus TBC anak pada tahun 2021 bahkan mencapai 42.187.

Sekitar 22 dari 10.000 balita menderita TBC. Sementara itu, 12 dari 10.000 anak usia 5 sampai 14 tahun menderita TBC.

Melansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, estimasi jumlah kasus TBC pada tahun 2019 sebesar 142.000 kasus. Dengan demikian TBC anak memiliki persentase yang cukup besar yakni sekitar 17 persen.

Jika tidak ditangani dengan baik, TBC dapat menyebabkan kematian. Angka kematian TBC di Indonesia sendiri cukup tinggi yakni 144.000 kasus atau 1 orang setiap 4 menit.

Pencegahan TBC pada anak

Salah satu langkah pencegahan penyakit TBC pada anak adalah dengan pemberian vaksin BCG. Berdasarkan rekomendasi IDAI, vaksin ini diberikan sekali seumur hidup segera setelah lahir atau sebelum bayi berumur 1 bulan.

"Imunisasi BCG hanya perlu diberikan satu kali seumur hidup. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020, imunisasi Sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau sebelum bayi berumur 1 bulan," ungkap Dian.

Ketika bayi berumur 3 bulan atau lebih ingin diberikan vaksin ini, maka bayi perlu menjalani tes atau uji tuberkulin terlebih dahulu, Bunda. Hal ini dilakukan dengan menyuntikkan protein kuman TBC pada kulit lengan atas.

"Apabila hasilnya negatif (tidak ada reaksi lokal pada bekas penyuntikan), maka bayi dapat diberikan vaksin BCG," tambahnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda