Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Alergi Panas pada Bayi: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 07 May 2023 19:35 WIB

Alergi Panas pada Bayi: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Alergi Panas pada Bayi: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya. Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal
Jakarta -

Bayi memiliki kulit yang tipis dan sensitif, sehingga lebih rentan terhadap suhu panas. Ya, reaksi alergi panas pada bayi bisa ditimbulkan dengan ruam merah dan gatal. 

Kondisi yang juga dikenal sebagai biang keringat ini lebih mudah dialami bayi karena saluran keringatnya yang masih berkembang. 

Alergi panas atau ruam panas adalah peradangan kulit yang terjadi saat kelenjar dan saluran keringat tersumbat. Ini menyebabkan keringat mengalir kembali ke epidermis dan dermis, yakni lapisan permukaan kulit dan lapisan jaringan di bawahnya.

Dikutip dari Medical News Today, bayi pun sebaiknya tidak berada di ruangan atau area bersuhu panas terlalu lama. Jaga suhu di sekitar bayi tetap sejuk ya, Bunda.

Banner Musim Kemarau

Penyebab alergi panas pada bayi

Saat suhu ruangan sangat panas, bayi dan anak-anak masih sulit mempertahankan suhu tubuh yang nyaman. Selain itu, suhu tubuh bayi dan anak-anak juga meningkat lebih cepat dibandingkan orang dewasa, sehingga mereka dapat terpengaruh dengan cepat oleh dampak panas pada tubuhnya. 

Oleh sebab itu, tubuh bayi dan anak-anak juga menjadi lebih berisiko dibandingkan orang dewasa untuk mengalami overheated dan mengalami reaksi akibat alergi panas.

Penyebab lainnya, yakni bayi dan anak-anak belum dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu dengan efisien seperti orang dewasa. Jika diperhatikan, mereka pun tidak berkeringat sebanyak orang dewasa, sehingga kemampuan kulit untuk 'menyeimbangkan' suhu jadi lebih minim. 

Biang keringat akibat alergi panas pada bayi dapat menjadi lebih parah jika terjadi pada bagian tubuh bergesekan dengan yang lain, misalnya di leher. 

Ruam akibat alergi panas juga bisa terjadi saat anak sedang tidur. Tak cuma karena suhu kamar yang terlalu panas, bisa juga efek piyama terlalu ketat atau selimutnya terlalu tebal.

Jenis-jenis ruam akibat alergi panas pada bayi

Ada beberapa jenis ruam atau biang keringat yang dapat terjadi sebagai efek alergi panas pada bayi. Berikut rangkumannya seperti dilansir Healthline:

1. Miliaria kristalina

Dikutip dari Healthline, miliaria kristalina adalah jenis biang keringat yang paling ringan. Ini mempengaruhi lapisan atas kulit, yang disebut epidermis.

Gejalanya yakni ada benjolan kecil, bening, seperti lepuh di permukaan kulit bayi. Benjolan ini tidak nyeri dan gatal, tetapi bisa pecah jika digaruk.

2. Miliaria rubra

Ruam merah ini terjadi pada mid-epidermis, yakni lapisan kulit luar yang lebih dalam. Miliaria rubra sering disebut prickly heat karena benjolan di kulit bisa teraba lebih lunak. 

Miliaria rubra adalah jenis biang keringat yang paling umum terjadi, termasuk pada bayi dan anak-anak. Ruam ini seringkali dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit, sehingga bayi jadi mudah rewel. 

3. Miliaria profunda

Miliaria profunda memengaruhi lapisan kulit terdalam (dermis). Kendati demikian, miliaria ini sangat jarang terjadi pada bayi dan balita. Benjolan yang muncul biasanya berwarna seperti kulit, tidak bening atau merah.

Gejala ruam alergi panas pada bayi

Saat kulit bayi mengalami reaksi akibat alergi panas, gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Muncul benjolan kecil (bisa berwarna bening, merah, atau sewarna kulit)
  • Muncul bintik-bintik kemerahan
  • Sensasi gatal atau perasaan menyengat

Area kulit yang paling sering terkena pada tubuh bayi dan anak-anak di antaranya lipatan leher, lipatan siku dan lutut, ketiak, serta paha bagian dalam.

Penyebab dan cara mengobati ruam kulit anak.Ilustrasi ruam alergi panas pada bayi/Foto: iStockphoto

Pengobatan ruam alergi panas pada bayi

Sering kali, biang keringat dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika kondisi ini membuat bayi sangat tidak nyaman dan rewel, ada beberapa perawatan rumahan yang bisa Bunda coba:

1. 'Mendinginkan' kulit

Bunda dapat 'mendinginkan' kulit Si Kecil dengan mengurangi lapisan pakaiannya. Pilih juga pakaian dengan bahan tipis dan lembut, sementara hindari dulu penggunaan selimut tebal. 

Jika bayi sedang berada di luar dalam cuaca panas dan lembap, sebaiknya pindah dulu ke ruangan yang lebih sejuk. Ini akan membantu mengeringkan kulitnya dan membuat bayi lebih nyaman.

2. Gunakan air

Untuk bercak ruam kecil, Bunda dapat mengoleskan kain basah yang dingin pada ruam untuk meredakan nyeri dan menurunkan suhu kulit.

Namun untuk area ruam yang lebih besar, Bunda dapat memandikan bayi dengan air sejuk. Hindari penggunaan sabun dengan pewangi karena berisiko dapat mengiritasi kulitnya. 

3. Gunakan losion kalamin

Apabila ruam yang ditimbulkan akibat alergi panas pada bayi cukup parah, pemakaian losion kalamin dapat membantu menghentikan rasa gatal. Bahan lain seperti lanolin juga bisa digunakan, karena bekerja dengan membantu menjaga saluran keringat tetap bersih dan terbuka.

Kapan sebaiknya ruam alergi panas pada bayi perlu dibawa ke dokter?

Biang keringat atau ruam akibat alergi panas biasanya akan hilang sendiri dalam rentang seminggu. Jika kulit bayi belum pulih sampai waktu itu, atau ruamnya justru semakin parah dan terlihat terinfeksi, sebaiknya segera lakukan konsultasi ke dokter anak.

Demikian ulasan tentang alergi panas pada bayi dan dampaknya bagi kesehatan Si Kecil. Ingat ya Bunda, utamakan kenyamanan bayi saat ia mengalami ruam akibat alergi panas. Jangan paksakan berada di luar rumah atau ruangan bersuhu panas agar kondisinya tak semakin memburuk. Semoga bermanfaat.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda